Konten dari Pengguna

Asal-Usul Pribumi Indonesia

Zenius Education
To spark the love of learning in everyone, everywhere, to question everything
26 Oktober 2019 10:21 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zenius Education tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Sumber foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Belum lama ini, majalah sejarah online Historia.id membuat suatu proyek yang berjudul Penelusuran Leluhur Orang Indonesia Asli dengan melakukan tes DNA kepada 16 responden acak orang Indonesia. Proyek DNA ini bertujuan untuk memberikan informasi asal-usul orang Indonesia sesungguhnya. Beberapa public figure yang turut serta dalam tes ini antara lain Najwa Shihab, Mira Lesmana, Riri Riza, dan Ariel vokalis band NOAH.
ADVERTISEMENT
Hasil tes DNA ini mengungkapkan bahwa ternyata, tidak ada yang dinamakan manusia pribumi atau asli Indonesia. Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Di artikel kumparan kali ini, Zenius akan mengupas jawaban dari pertanyaan “Siapakah orang asli pribumi Indonesia” dengan tinjauan sejarah. Dari mulai sejak kelompok manusia pertama yang datang ke Indonesia, hingga kelompok-kelompok berikutnya.
Kedatangan 1: Homo erectus
Homo erectus adalah penduduk yang paling lama tinggal di Nusantara yaitu sekitar 1,5–1,7 juta tahun. Sekitar 2 juta tahun yang lalu, Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan itu masih menyatu. Homo erectus ini kemudian beranak pinak dan menyebar ke seluruh Paparan Sunda (Sunda Shelf) termasuk beberapa di antaranya menyeberang laut sampai Flores. Homo erectus melakukan kegiatan berburu, membuat api, membentuk kelompok-kelompok, berperang, dan lain sebagainya sampai akhirnya punah sekitar 100,000 tahun yang lalu.
ADVERTISEMENT
Kedatangan 2: Homo sapiens gelombang pertama (Melanesia)
Homo sapiens yang berasal dari Afrika melakukan migrasi besar-besaran ke seluruh penjuru dunia dalam dua gelombang migrasi. Gelombang pertama berlangsung kira-kira 100 ribu tahun yang lalu, sedangkan gelombang kedua berlangsung kira-kira 50-70 ribu tahun yang lalu. Gelombang pertama keluar dari Afrika lewat selat kecil yang memisahkan Ethiopia dan Yemen, berlanjut ke India bagian selatan, berlanjut ke Paparan Sunda sampai ke Paparan Sahul (Papua, Australia).
Manusia modern gelombang pertama yang sampai ke wilayah Nusantara ini berciri Melanosoid (seperti ciri orang Papua dan Aborigin). Kehidupan orang Melanesia berawal dengan budaya berburu dan mengumpulkan makanan, yang kemudian sebagian besar (kecuali Aborigin Australia) mulai mengenal pertanian, perkebunan, dan peternakan dalam skala kecil. Sayangnya, kebudayaan agrikultur ini tidak berkembang dengan skala luas karena kecenderungan masyarakat Melanesia yang berjumlah kecil dan terpisah jauh dengan suku tetangga lain.
ADVERTISEMENT
Kedatangan 3: Homo sapiens (Melayu–Austronesia)
Rumpun Austronesia ini merupakan rumpun yang sangat besar, mencakup suku Melayu, Formosan (Taiwan), Polynesia (Hawaii, Selandia Baru, dan sebagainya). Salah satu sisa budaya asli Austronesia yang masih ada yaitu sistem irigasi menggunakan sengkedan (terasering).
Kedatangan 4: Sino-Tibetan, Dravidian, dan etnis Semitic
Akibat ramainya transaksi perdagangan logam, orang Melayu Austronesia di Nusantara pun mengembangkan industri metalurgi logam mereka sendiri. Karena hal ini pula, interaksi perdagangan sekelompok masyarakat Austronesia di Nusantara ini berkembang menjadi sangat ramai. Sampai akhirnya Nusantara ini mengundang kedatangan banyak pedagang dari peradaban luar pada awal abad Masehi, yaitu peradaban Dravidian (India) sejak abad 1 Masehi, Sino-Tibetan (Tionghoa) sejak dinasti Han runtuh awal abad 3 masehi, dan etnis Semit (Arab dan Yahudi) pada abad 7 Masehi.
ADVERTISEMENT
Lantas siapakah orang asli pribumi Indonesia?
Bumi Nusantara dulunya adalah tanah tak bertuan hingga para manusia dari berbagai rumpun kesukuan berdatangan silih berganti dan mengklaim tanah ini adalah milik mereka, kekuasaan jatuh-bangun dari jaman Kerajaan, Hindia Belanda, sampai akhirnya kini menjadi negara Indonesia yang mewarisi keanekaragaman yang luar biasa. Perlu kita ingat bahwa kekayaan budaya yang kita nikmati sekarang ini lahir dari proses asimilasi, menerima perbedaan budaya, menghasilkan budaya campuran, dan akhirnya menjadi identitas bangsa yang baru, bernama Indonesia.
Artikel ini merupakan short version dari artikel asli yang ada di Zenius Blog. Apabila pembaca ingin membaca lebih lengkap artikel mengenai asal usul pribumi Indonesia di Zenius blog, pembaca dapat mengunjunginya dengan mengklik tautan berikut:
ADVERTISEMENT