Ospek Itu Penting Enggak, sih?

Zenius Education
To spark the love of learning in everyone, everywhere, to question everything
Konten dari Pengguna
30 Agustus 2019 15:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zenius Education tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Suasana Ospek UI di Balairung Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Ospek UI di Balairung Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Jakarta, 30 Agustus 2019Hari ini jagat media sosial kita sedang dihebohkan oleh video perlakuan beberapa orang senior salah satu PTN di daerah Ternate yang mengospek juniornya dengan tidak manusiawi. Video ini tentu saja menimbulkan amarah dan kecaman dari banyak orang.
ADVERTISEMENT
Dalam video yang tersebar melalui akun Instagram @lambe_turah pada hari Jumat (30/8) beberapa orang mahasiswa wanita dipaksa meminum air bekas muntahan dan ludah secara bergiliran.
Tidak hanya itu, video lainnya pun menunjukkan mahasiswa yang diospek dipaksa untuk berjalan jongkok, dan tampak adanya pukulan yang mengarah pada mahasiswa yang diospek tersebut. Efeknya, akun Instagram humas perguruan tinggi tersebut dibanjiri oleh hujatan, makian, dan ancaman atas kejadian tersebut.
Lantas, ospek itu penting enggak sih? Mengapa banyak pemberitaan negatif soal ospek? Kalau memang negatif, mengapa ospek masih bertahan sampai sekarang?
Tidak bisa kita pungkiri, banyak orang yang memandang bahwa ospek adalah suatu hal yang negatif, bahkan menganggap bahwa ospek sendiri adalah ajang balas dendam. Kita tidak membenarkan, namun kita juga tidak bisa menyalahkan. Tidak ada asap kalau tidak ada api. Ada sebab ada akibat kan?
ADVERTISEMENT
Jadi, ini adalah salah satu fenomena psikologis yang bernama negativity bias, yaitu kita lebih cenderung mengingat hal-hal negatif yang kita alami, baik yang diceritakan oleh orang lain, atau diberitakan di media massa.
Berita negatif tentang ospek lebih sering diberitakan daripada berita positif atau yang sifatnya netral, sehingga kita jadi semakin terasosiasi dengan mosi bahwa ospek itu merupakan hal negatif dan patut untuk dihindari.
Lantas, apa manfaat dan tujuan ospek?
Menurut Zenius, secara garis besar ospek bisa memberi manfaat yang berharga bagi siswa yang akan memasuki lingkungan baru. Ini bisa jadi media untuk transfer pengetahuan yang membantu para siswa baru untuk bisa survive di lingkungan barunya.
Itulah kenapa muncul gagasan bahwa format kegiatan MOS/OSPEK di sekolah-sekolah/universitas di Indonesia mungkin bisa diarahkan pada aktivitas yang lebih sehat, seperti seminar, bakti sosial, hingga pentas seni. Mari kita break down beberapa manfaat dan tujuan ospek ke dalam dua poin:
ADVERTISEMENT
Mahasiswa baru akan berkenalan dengan pelaku kegiatan di universitas lewat ospek. Staff administrasi mana yang perlu dihubungi apabila kita akan mengurus beasiswa. Ada lagi dosen pembimbing yang akan kita hubungi kalau kita sedang ada masalah.
Tidak hanya itu, kita juga bisa berkenalan dengan norma yang ada di lingkungan kampus seperti apa. Tak kenal maka tak sayang. Dengan adanya masa perkenalan tersebut, kita bisa mendapatkan info apapun yang berguna untuk kita.
Tidak hanya soal kampus, kita juga bisa mendapatkan info terkait harga kos yang murah, makanan murah, dan favorit sekitar kampus atau mungkin lowongan pekerjaan saat kita lulus nanti.
Perlu diingat juga, dunia SMA dengan kuliah itu jauh berbeda. Saat kita menginjakkan kaki di dunia perkuliahan, kita tidak hanya belajar dan mengerjakan tugas dengan teman seangkatan. Tidak menutup kemungkinan, kita akan belajar dan mengerjakan tugas lintas angkatan.
ADVERTISEMENT
Di beberapa universitas, ospek juga akan membahas sistem akademik di perkuliahan yang pasti akan jauh berbeda dengan sistem akademis saat di bangku SMA. Dari sistem kredit semester, penilaian, hingga cara dosen mengajar pun berbeda.
Belum lagi biasanya beberapa universitas sudah menerapkan metode PBL (problem based learning) dan CL (collaborative learning). Karena tidak semua SMA menerapkan metode ini dalam kegiatan belajar mengajar, dalam ospek biasanya akan dikenalkan dasar-dasar PBL dan CL itu apa, kemudian ada simulasinya juga.
***
Setelah membaca penjelasan di atas, semoga kita bisa tetap berpikir netral terhadap hal yang bernama 'ospek', ya. Tapi perlu digarisbawahi juga, Zenius juga mengajak kamu sebagai pembaca untuk take action apabila melihat ada tindakan perploncoan saat ospek dengan cara melaporkan ke pihak yang berwajib.
ADVERTISEMENT
Perlu diingat, kekerasan yang sifatnya fisik, verbal, atau psikologis sebenarnya sudah diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi no 38/DIKTI/Kep/2000 yang ditegaskan lagi di Surat Edaran no. 3120/D/T/2001.
***
Untuk membaca lebih lengkap artikel mengenai ospek di Zenius blog bisa kunjungi link berikut.