Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Seluk-beluk Abiy Ahmed Ali, Peraih Nobel Perdamaian 2019
15 Oktober 2019 14:26 WIB
Tulisan dari Zenius Education tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Abiy Ahmed yang menjabat sebagai Perdana Menteri Ethiopia berhasil meraih Hadiah Nobel Perdamaian 2019 atas prestasi dan upayanya dalam menciptakan perdamaian dengan Eritrea. Sengketa perbatasan antara Eritrea dan Ethiopia terjadi sejak tahun 1998 hingga tahun 2000 ketika kedua negara sepakat untuk membahas perdamaian. Namun upaya tersebut gagal dan status kedua negara pun menjadi ‘damai tidak, konflik pun tidak’. Akhirnya kedua negara baru benar-benar berdamai pada juli 2018. Perdamaian dan kerjasama Internasional berhasil diciptakan oleh Abiy Ahmed Ali atas inisiatif tegasnya untuk menyelesaikan konflik perbatasan dengan negara tetangganya, Eritrea.
ADVERTISEMENT
Dalam menciptakan sebuah perdamaian dari dua negara yang telah bertahun-tahun bermusuhan tentulah tidak mudah dan inilah yang dilakukan oleh Abiy Ahmed Ali. Abiy membuka ruang berpolitik bagi masyarakatnya, membebaskan tahanan politik, dan kebijakan lainnya. Perubahan yang dilakukannya pastilah mengundang pro dan kontra. Namun Abiy tetap berada di atas pendiriannya dan akhirnya beliau diganjar dengan penghargaan nobel perdamaian.
Sebelum mulai menjabat sebagai Perdana Menteri Ethiopia pada tahun 2018, Abiy memiliki karier yang panjang dalam dunia militer maupun politik. Berikut adalah penjabaran singkat dari kisah hidup peraih nobel perdamaian 2019.
Latar Belakang Abiy Ahmed
Abiy Ahmad dilahirkan di Jima Zone, Ethiopia selatan pada tahun 1976. Ayah dari Abiy Ahmad merupakan seorang muslim dari etnik Oromo dan ibunya adalah seorang Kristen Amhara. Sejak kecil Abiy Ahmad akrab dipanggil Abiyot yang dalam bahasa Inggris berarti revolusi. Panggilan nama Abiyot sering diberikan kepada anak-anak yang lahir setelah revolusi Derg tahun 1974. Abiy Ahamad menempuh pendidikan sekolah dasar yang berada disekitar tempat tinggalnya dan kemudian melanjutkan pendidikan sekolah menengah di Kota Agaro. Semenjak kecil Abiy sangat giat dan fokus dalam menempuh pendidikan yang digemarinya dan sering memberikan motivasi terhadap orang lain untuk belajar dan mengembangkan diri.
ADVERTISEMENT
Dalam usianya yang masih tergolong remaja Abiy Ahmad sudah ikut berperan dalam perang melawan rezim sebelumnya, Dergue, yang berbarengan dengan itu Abiy juga berhasil meraih gelar pertamanya, sebagai Sarjana teknik komputer dari Microlink Information Technology College pada tahun 2001. Setelah itu Abiy melanjutkan kariernya dengan memasuki dunia politik. Abiy menjadi anggota Oromo People's Democratic Organization, sebelum terpilih sebagai anggota parlemen. Dalam keanggotaannya sebagai Oromo People's Democratic Organization Abiy juga berhasil menciptakan jalan keluar masalah dengan mendirikan "Forum Keagamaan bagi perdamaian” saat berlangsungnya bentrok antara umat Islam dan Kristen.
Di tengah kesibukannya berkarier, Abiy berhasil meraih gelar Master of Arts in Transformational Leadership dari sekolah bisnis di Greenwich University, London, yang bekerja sama dengan International Leadership Institute, Addis Ababa, pada 2011. Selanjutnya pada tahun 2013 Abiy juga meraih gelar Master of Business Administration dari Leadstar College of Management and Leadership di Addis Ababa yang bekerja sama dengan Ashland University.
ADVERTISEMENT
Politisi dengan Segudang Prestasi
Abiy Ahmad memulai kariernya dalam bidang politik dengan menjadi anggota Oromo Democratic Party (ODP) yang dikenal sebagai salah satu dari empat partai koalisi yang berkuasa di Ethiopia yang sudah berdiri sejak tahun 1991. Pada tahun 2010 Abiy mewakili Woreda Agaro dan terpilih menjadi anggota parlemen Ethiopia. Sebelum dan selama masa dinas parlementernya, ada beberapa bentrokan agama antara umat Islam dan Kristen di zona Jimma. Abiy mendirikan ‘Forum Keagamaan bagi perdamaian’ untuk mengatasi perselisihan tersebut.
Pada tahun 2015 Abiy menjadi salah satu tokoh sentral dalam perang melawan kegiatan perampasan tanah secara ilegal di Wilayah Oromia dan khususnya di sekitar Addis Ababa. Perampasan tanah secara ilegal ini berhasil dihentikan pada tahun 2016 walau harus terjadi berbagai perselisihan yang mengakibatkan terjadinya beberapa cedera dan kematian. Kegiatan yang dilakukannya ini turut membuat karier Abiy di bidang politik semakin menanjak dan menjadi sorotan publik.
ADVERTISEMENT
Setahun setelahnya, Abiy menjabat sebagai Wakil Presiden Wilayah Oromia. Pada saat yang bersamaan, Abiy masih tetap menjabat sebagai anggota Dewan Federal Perwakilan Rakyat Ethiopia. Pada tahun yang sama pula, Abiy juga menjadi kepala Kantor Perencanaan dan Pembangunan Perkotaan Oromia. Dalam perannya sebagai Kepala Kantor Perencanaan dan Pembangunan Perkotaan Oromia tersebut, Abiy diharapkan menjadi kekuatan pendorong utama di balik Revolusi Ekonomi Oromia, Reformasi Investasi, pembukaan lapangan kerja bagi kaum muda, serta perlawanan terhadap perampasan tanah secara ilegal yang saat itu sedang marak terjadi di wilayah Oromia.
Pada awal 2018, Abiy dianggap sebagai politisi paling populer di sebagian besar komunitas Oromo dan komunitas Ethiopia lainnya oleh para pengamat politik. Hal ini terjadi berkat keberhasilannya dalam menuntaskan kerusuhan yang telah terjadi selama beberapa tahun di Ethiopia. Dengan prestasi yang berhasil ditorehkannya tersebut, Abiy dapat menjabat sebagai kepala sekretariat ODP dan Kantor Perumahan dan Pengembangan Kota Oromia serta sebagai Wakil Presiden Wilayah Oromia. Kemudian dia meninggalkan semua jabatannya ini setelah pemilihannya sebagai Pemimpin EPRDF (Ethiopian People's Revolutionary Democratic Front).
ADVERTISEMENT
Perjalanan Karier Militer Abiy Ahmed Ali
Di balik kesuksesannya dalam bidang politik. Abiy juga mengembangkan diri dan membangun kariernya di bidang militer. Pada awal tahun 1991 Abiy mulai bergabung dengan perjuangan bersenjata melawan rezim Marxis-Leninis dari Mengistu Haile Mariam setelah kematian kakak tertuanya. Abiy melakukan perlawanan dengan bergabung dalam keanggotaan ODP (Partai Demokrasi Oromo), yang pada waktu itu adalah organisasi kecil yang hanya terdiri dari sekitar 200 pejuang dalam pasukan koalisi besar dengan sekitar 100.000 pejuang yang mengakibatkan jatuhnya rezim pada akhir tahun itu. Selanjutnya Abiy mengikuti pelatihan militer formal dari dari Assefa Brigade di Wollega Barat, yang kemudian Abiy ditempatkan di sana sebagai bagian dari bidang intelijen dan komunikasi. Pada tahun 1993 Abiy menjadi seorang prajurit di Pasukan Pertahanan Nasional Ethiopia. Pada tahun itu, dia menjadi seorang prajurit di Pasukan Pertahanan Nasional Ethiopia. Kemudian, Dalam Perang Ethiopia-Eritrea yang terjadi antara tahun 1998 sampai dengan tahun 2000, ia memimpin tim intelijen dan pada akhirnya Abiy berhasil menciptakan perdamaian dengan Eritrea saat menjabat sebagai Perdana Menteri Ethiopia.
ADVERTISEMENT
Untuk membaca lebih lengkap artikel mengenai Abiy Ahmed di Zenius blog, pembaca dapat mengunjungi artikelnya di link berikut.