Konten dari Pengguna

Napoleon Bonaparte: Penguasa Prancis yang Memicu Perang di Wilayah Eropa

Ziad Fahmi fauzi
ziad fahmi fauzi lahir di kota garut penulis merupakan mahasiswa sejarah peradaban islam di sekolah tinggi ilmu adab dan budaya islam (STIABI riyadlul ulum) yang berlokasi di setianegara kecamatan cibereum kota Tasikmalaya jawabarat
8 Oktober 2021 18:33 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ziad Fahmi fauzi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Napoleon bonaparte image (https://pixabay.com/id/images/search/toleransi%20beragama/)
zoom-in-whitePerbesar
Napoleon bonaparte image (https://pixabay.com/id/images/search/toleransi%20beragama/)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Napoleon Bonaparte merupakan seorang keturunan bangsawan di Pulau Corsica, Prancis. Napoleon lahir pada 15 Agustus 1769 dan merupakan anak kedua dari tujuh bersaudara dari pasangan Mobile Carlo Bouna Parte dan Maria Letizia Ramolino. Napoleon dilahirkan setelah pulau Corsica yang mana merupakan tanah kelahirannya diserahkan oleh Republik Genopa di Italia kepada pemerintah Prancis setahun setelah kelahirannya. Ia merupakan penganut Katolik dan di baptis pada 21 Juli 1771 di Gereja Katerdal Ajaccio menjelang beberapa hari sebelum ulang tahunnya yang kedua.
ADVERTISEMENT
Keluarga Bonaparte sendiri merupakan keluarga Bangsawan dari daratan Italia yang hijrah ke Pulau Corsica pada abad-16. Ayah Napoleon merupakan Seorang Pengacara yang sangat berpengalaman, Terbukti ketika Beliau ditunjuk menjadi perwakilan Corsica masa pemerintahan raja Louis XVI di Prancis pada tahun 1777. Karena status ke bangsawan nya Napoleon dengan mudahnya memperoleh tingkat pendidikan yang cukup tinggi. Ia berhasil lolos terdaftar masuk Akademi Militer di Briennele-Chateau diakibatkan kepintaran nya di bidang matematika, selain itu ia juga pintar di bidang sejarah serta geografi. Pada 1784 Napoleon lulus di Brienne dan lolos di sekolah elite Ecole Militaire di kota Paris dengan setahun pendidikan.
Karier awal Napoleon melambung pada tahun 1795 ketika umur Napoleon masih berusia 26 tahun. Pada saat itu Napoleon berhasil melumpuhkan kerusuhan yang dipancing kaum pendukung monarki di kota Paris dengan cara meluncurkan meriam dari atas menara. Peristiwa tersebut diawali pada tahun 1789 dengan adanya peristiwa penting terjadi yaitu berubah nya model Pemerintahan Prancis yang dikenal dengan Revolusi Prancis, yang mana awalnya konsep negara Monarki absolut berakhir dan diterapkannya sistem Republik secara total pada tahun 1792.
ADVERTISEMENT
Revolusi Prancis ini berdampak terhadap berbondong-bondong nya para kaum elite bangsawan dan rohani meninggalkan Prancis yang tengah kacau. Hal ini terjadi karena adanya kekhawatiran dari mereka akan menjadi sasaran penangkapan dan pembunuhan yang dilakukan oleh kaum revolusioner. Mereka yang kabur mempunyai ambisi untuk mendirikan dinasti Prancis versi lama dengan cara meminta bantuan dari kerajaan-kerajaan asing di luar Prancis. Lobi tersebut disambut dengan positif oleh kerajaan asing yang khawatir dengan gejolak Politik di Prancis akan membawa dampak bagi sistem Monarki mereka juga.
Kekhawatiran tersebut pada akhirnya membawa Prancis dihadapkan dalam peperangan menghadapi kerajaan Eropa yang dipimpin oleh kerajaan Austria dan Prusia. Pada awalnya mereka (Kerajaan Austria dan Prusia) terlihat unggul dalam peperangan ini dan memanfaatkan kondisi Prancis yang belum stabil dalam pemerintahan internal dan koalisi kerajaan ini mendapatkan dukungan dari Inggris dan Spanyol. Koalisi beberapa kerajaan Eropa ini merupakan terbentuknya aliansi yang kelak akan dikenal sebagai koalisi pertama. Negara Prancis yang masih terbilang belum stabil coba dimanfaatkan oleh orang-orang Monarki terlebih dahulu, dengan mencoba memicu kerusuhan dan upaya kudeta pada tahun 1795, Namun percobaan rangkaian pemberontakan ini berhasil ditumpas oleh pasukan Prancis di bawah komando Napoleon Bonaparte.
ADVERTISEMENT
Napoleon setelah sukses mengamankan kondisi di negaranya, dia kemudian memutuskan memimpin pasukan Prancis untuk bergerak keluar untuk menghadapi koalisi kerajaan Austria dan Prusia, upaya Napoleon ini berhasil memukul mundur koalisi dan merebut beberapa daerah kekuasaan lawannya. Koalisi Austria dan Prusia menyatakan kekalahannya dari Prancis, peperangan tersebut menandai berakhirnya peperangan Napoleon melawan koalisi pertama, dan daerah koalisi pertama terpaksa harus menyerahkan beberapa wilayah kekuasaan bagian utara jatuh ke dalam kekuasaan Prancis. Meski pun begitu Inggris sebagai salah satu kerajaan yang mendukung gerakan koalisi pertama secara tidak langsung, masih enggan untuk mengakhiri perlawanan terhadap Prancis, Napoleon memutuskan untuk menginvasi kawasan Mesir yang kala itu masih dipegang oleh kekuasaan kerajaan Ottoman pada tahun 1798 karena melihat kerajaan Inggris yang masih bersikeras melawan Prancis.
ADVERTISEMENT
Strategi Napoleon untuk menginvasi Mesir ini ternyata gagal karena di lain pihak upaya Napoleon ini memicu beberapa kerajaan lain yang merasa terancam dengan keberadaan Prancis, untuk membentuk koalisi kedua yang terdiri dari Ottoman, Inggris, Rusia dan Austria bentukan kedua ini berjalan sukses dan Napoleon gagal menguasai Mesir karena Napoleon berpendapat bahwa jika ia dapat menguasai mesir maka ia dapat memotong jalur logistik milik Inggris yang banyak dikirim ke wilayah koloni yaitu di India namun sekali lagi strategi Napoleon ini gagal.
Pelan namun pasti hingga pada akhirnya pasukan Napoleon dapat memenangkan peperangan melawan beberapa koalisi kerajaan Eropa, inggris sebagai salah satu kerajaan terkuat Eropa pun mulai sangat khawatir apabila Prancis berhasil menguasai seluruh daratan Eropa, karena mereka berpendapat merekalah target selanjutnya yang akan diserang oleh pasukan Napoleon hingga akhirnya. Pada tahun 1803 Inggris menyatakan perang setelah setahun terakhir menyepakati perjanjian damai. Prancis yang kala itu sadar akan kekuatan Angkatan Laut Inggris memutuskan untuk membangun benteng-benteng pertahanan di pesisir kota Boulogne kondisi di laut pun terkadang membuat Napoleon merasa kesal dengan perlakuan Inggris yang selalu menyerang kapal-kapal angkatan laut Prancis. Tidak menunggu lama pada tahun 1805 Inggris membentuk kembali koalisi demi menghadapi Prancis koalisi tersebut terdiri dari Austria, Rusia, Swedia, dan Inggris.
ADVERTISEMENT
Sementara di bagian negara bagian Spanyol pasukan laut inggris yang dipimpin oleh Horatio Nelson berhasil memukul mundur pasukan angkatan laut Prancis dan Spanyol dalam rangka menginvasi daratan Inggris meski pun pasukan angkatan Laut Prancis kalah, di darat Prancis berjaya dan berhasil mempertahankan Bavaria pasukan darat Prancis bahkan dapat melancarkan serangan balas dendam dan menginvasi hingga akhirnya berhasil menduduki ibu kota Usria di Kota Wina dan menyebabkan Austria menyatakan kekalahannya.
Setelah berbagai kemenangan menghadapi beberapa negara Eropa, Prancis berhasil menduduki negara Polandia dan Portugal, sebelum pada akhirnya berhasil dikalahkan oleh Rusia dengan akal licik nya membakar banyak gudang logistik di Moscow, hal ini di lakukan pasukan Rusia untuk menjebak militer Prancis agar sarana penunjak bertahan hidup menipis.akibatnya kualitas fisik tentara Prancis tidak prima imbas dari ter hambat nya suplai logistik banyak pasukan yang sakit hingga meninggal. Pasukan Prancis yang awalnya berjumlah sekitar 680.000 kini hanya menyisakan puluhan ribu saja yang masih hidup sebagian besar tewas saat di perjalanan karena: kelaparan, mati kedinginan, sakit berat dan tewas dibunuh pasukan grilya Rusia yang mengadang di sepanjang perjalanan pulang.
ADVERTISEMENT
Kekalahan Prancis atas Rusia mengakibatkan semangat koalisi militer dari beberapa kerajaan Eropa bangkit kembali untuk menghadapi Prancis. Hingga akhirnya Napoleon kalah talak di pertempuran besar di kota Leipzig, German .yang pada akhirnya memaksa Napoleon lengser dari kedudukannya sebagai penguasa Prancis pada tahun 1814, Napoleon berhasil di tangkap hidup-hidup dan di buang ke Pulau Elba. Pengasingan tersebut ternyata tidak berlangsung lama karena Napoleon berhasil melarikan diri. Namun sangat disayangkan kabar kembalinya Napoleon tercium oleh beberapa pimpinan koalisi kerajaan Eropa dan Napoleon kembali di tangkap serta diasingkan ke pulau St Helena, pulau ini terletak sangat jauh karena berada di samudera Atlantik maka di pulau ini Napoleon tidak bisa melarikan diri hingga ia meninggal dunia pada tahun 1821. Maka selesai sudah riwayat hidup sang tokoh besar penguasa Prancis yang menjadi pemicu perang besar di sebagian wilayah Eropa diperkirakan perang yang disebabkan Napoleon memakan korban hingga 4 juta jiwa
ADVERTISEMENT
Opini penulis, Napoleon Bonaparte ini terlalu ingin merebut semua kekuasaan orang lain sehingga terjadi perang di beberapa wilayah Eropa terjadi karena beberapa faktor salah satunya yaitu, Napoleon bersikeras untuk menalukkan wilayah kekuasaan Eropa namun dengan banyaknya perlawanan dari lawan maka strategi Napoleon ini gagal dan terpaksa Napoleon ditangkap karena sering menimbulkan peperangan dan perpecahan di Eropa karena ingin menguasai daratan Eropa.