Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Gunungkidul: Kearifan Lokal dalam Tata Niaga Gabah
19 Oktober 2023 17:23 WIB
ยท
waktu baca 2 menitTulisan dari Ziana verawati habsari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Gunungkidul merupakan sebuah kabupaten yang terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki peran penting dalam sektor pertanian, khususnya dalam produksi gabah. Tahun 2022 menjadi tahun gemilang bagi wilayah ini, dengan luas lahan panen mencapai 43.713 hektar dan produksi gabah yang mencapai 198.310 ton. Dengan angka produksi yang begitu besar, Gunungkidul telah menjadi sentra penghasil gabah tertinggi di DIY, bahkan dapat dikatakan memiliki surplus produksi gabah.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil diskusi bersama Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul dengan KPPU Kanwil VII terkait tata niaga gabah di Gunungkidul terdapat informasi mengenai kearifan lokal untuk penyimpanan hasil panen gabah oleh para petani yang biasa disebut dengan rumah tangga tani.
Rumah tangga tani merupakan tempat penyimpanan gabah yang sudah dipanen di mana gabah tersebut tidak langsung dijual oleh petani. Sebaliknya, gabah akan disimpan dalam lumbung padi untuk waktu yang tidak ditentukan. Gabah hanya akan dijual jika petani membutuhkannya jika ada keperluan mendesak. Praktik ini merupakan bagian dari kearifan lokal yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.
Petani di Gunungkidul memilih menyimpan gabah mereka karena mereka lebih mengandalkan hasil panen palawija untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek. Gabah dianggap sebagai cadangan untuk keperluan khusus yang akan dijual ketika ada acara adat atau jika ada kerabat yang datang berkunjung. Meskipun tidak semua gabah disimpan dalam rumah tangga tani, praktik ini memiliki dampak positif dalam menjaga ketahanan pangan di daerah ini.
ADVERTISEMENT
Selain itu, praktik penyimpanan gabah ini juga memberikan perlindungan kepada petani dari fluktuasi harga beras yang terus naik. Dengan cadangan gabah yang tersedia, petani dapat menjualnya ketika harga beras sedang tinggi dan pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan mereka.
Gunungkidul telah membuktikan diri sebagai sentra penghasil gabah yang kuat dengan kearifan lokalnya dalam tata niaga gabah. Praktik penyimpanan gabah ini tidak hanya mendukung petani secara ekonomi tetapi juga memainkan peran penting dalam menjaga ketahanan pangan di daerah ini, terutama dalam situasi ketidakpastian ekonomi.