Konten dari Pengguna

Maling: Kisah Seorang Satpam

Zidan Patrio
Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional di Universitas Hasanuddin
2 Agustus 2021 13:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zidan Patrio tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber gambar: pixabay.com/Steffen Salow
zoom-in-whitePerbesar
Sumber gambar: pixabay.com/Steffen Salow
ADVERTISEMENT
Ia terbangun dari tidurnya. Mengucek-ngucek matanya yang masih mengantuk lalu mulai berjalan. Senja di ufuk barat sudah hampir terbenam. Ia terbangun di sore hari.
ADVERTISEMENT
Namanya Maman, seorang satpam kampung. Ia akhir-akhir ini selalu begadang karena aktivitas beronda yang dilakukannya setiap malam.
Aktivitas itu ia lakukan setiap malam karena akhir-akhir ini kampung sedang kedatangan maling yang masih misterius.
Dua malam yang lalu di samping rumah pak Badrul, kambing hitam milik Ruslan yang sedang bunting hilang entah ke mana. Lalu semalam kemudian, motor Supra milik pak Badrul juga turut hilang. Motor itu setiap malam ia parkir di depan rumahnya. Meski agak sedikit tua tapi motor itu masih sering ia gunakan untuk ke ladang.
Hilangnya harta benda orang-orang kampung itu kemudian menimbulkan tanda tanya di kampung itu. Mereka tak habis pikir kampung yang dianggap aman selama ini ternyata juga bisa dijadikan sebagai target pencurian.
ADVERTISEMENT
Warga kampung tak tinggal diam. Mereka beramai-ramai mengunjungi pak RT untuk mendiskusikan hal itu.
"Sudah kuduga ini akan terjadi lagi. Kemarin kambing milik si Ruslan yang hilang, hari ini milik si Badrul pula. Entah rumah siapa lagi yang hari ini akan kemalingan," kata seorang dari mereka.
"Ini pasti ulah si Gani!" Tuduh mereka.
Sejak awal sebenarnya warga kampung sudah menaruh curiga pada si Gani. Ia akhir-akhir ini setiap malam kadang suka mondar-mandir di kampung itu sendirian.
Maka ditugaskanlah Maman untuk berjaga setiap malam di Pos Ronda.
***
Malam itu sekitar jam 11 malam, suasana kampung sudah sepi. Lampu-lampu di rumah warga sudah mulai padam. Tersisa lampu jalan yang masih menyala terang benderang. Suara katak semakin nyaring. Angin sepoi-sepoi berembus menembus dinginnya malam.
ADVERTISEMENT
Langkah kaki seorang mulai terdengar. Mengendap-endap di antara rumah warga
Seorang maling yang masih misterius itu sedang menjalankan aksinya. Ia menatap ke seluruh penjuru kampung untuk memastikan bahwa ia aman. Lalu bergerak ke salah satu rumah warga untuk mencuri.
Sang maling mulai beraksi. Dikeluarkannya linggis dari dalam tasnya yang kemudian ia gunakan untuk mencongkel jendela di rumah itu.
Ia mulai mencongkel sambil memperhatikan sekitar memastikan bahwa ia aman.
Tiba-tiba muncul seorang dari belakang maling itu. Orang itu menyalakan senter lalu mengarahkannya ke maling itu.
"Hah.. ternyata Kau Man. Kau yang selama ini menggondol habis harta milik warga." Kata si Gani memergoki Maman.
Maman yang sudah jelas bersalah masih menyangkal bahwa maling itu bukan dia.
ADVERTISEMENT
Terjadilah percekcokan di antara mereka yang kemudian membangunkan warga kampung.
Warga yang mulai berkumpul mendapati Maman yang masih menggunakan kostum malingnya kemudian dihajar warga.
Ternyata selama ini Gani mondar-mandir di kampung karena ia juga sedang menyelidiki hal itu. Ia sedari awal sudah curiga bahwa pelakunya adalah satpam kampung itu sendiri. [*]