Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Keramba Jaring Apung Sebagai Solusi Alternatif Pemanfaatan Embung Waru
26 Maret 2023 5:44 WIB
Tulisan dari Zidane Abdullah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Survei Embung Waru, Desa Johunut, Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01gwd6rpstv7r7hx8znp8rzd3r.jpg)
ADVERTISEMENT
Desa Johunut yang terletak di Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah mungkin masih awam didengar dan diketahui letak maupun kondisinya geografisnya oleh masyarakat umum. Desa yang berada di selatan wilayah Kabupaten Wonogiri dan berada tepat di atas batuan karst Pegunungan Sewu ini memiliki kontur wilayah yang cukup unik selayaknya kontur perbukitan karst yang membentang dari Gunung Kidul hingga Pacitan.
ADVERTISEMENT
Pada musim kemarau, Desa Johunut termasuk menjadi salah satu desa yang terdampak kekeringan akibat curah hujan yang rendah. Di desa ini pula terdapat embung yang difungsikan untuk menampung limpasan air hujan selama musim penghujan yang dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari pada musim kemarau setelahnya. Embung Waru yang dinamakan sesuai dengan nama dusun letak embung ini berada saat ini di bawah pengawasan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo sehingga embung ini terawat dengan baik.
Embung dengan kapasitas tampungan 23.385 m3 ini sayangnya sampai saat ini masih belum dimanfaatkan dengan optimal oleh warga sekitar. Dari pantauan kami, setiap harinya terdapat tidak lebih dari 5 (lima) warga sekitar yang memanfaatkan embung untuk keperluan mandi dan cuci. Kepala Dusun Waruharjo, Iwan Widodo juga menambahkan bahwasanya pemanfaatan Embung Waru untuk keperluan mandi dan cuci sangat sedikit karena sudah banyak warga yang menggunakan aliran PAM. Selain untuk keperluan mandi dan cuci, embung ini pun juga dimanfaatkan oleh warga untuk aktivitas memancing. Melihat potensi embung yang belum dimanfaatkan secara optimal, Mahasiswa KKN Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dari Kelompok 130 menginisiasi pengembangan embung tersebut yang ditinjau dari sisi perikanan dengan melakukan pembudidayaan ikan nila dengan media keramba jaring apung.
ADVERTISEMENT
Keramba jaring apung dirancang memiliki ukuran 3m x 2m x 1,5m dan dirakit dengan memanfaatkan tanaman bambu. Keramba jaring apung tersebut kemudian diisi dengan benih ikan nila merah yang didapat dari Balai Benih Ikan Pracimantoro. Keramba jaring apung ini direncanakan dapat memberikan hasil produksi ikan nila yang signifikan dengan ukuran telapak tangan orang dewasa pada 3 (tiga) bulan setelah benih ditebar. Selain membangun keramba jaring apung sebagai percontohan, Mahasiswa KKN Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta juga mengadakan sosialisasi terkait pembudidayaan ikan nila dengan memanfaatkan Embung Waru.
Percobaan budidaya ikan nila dengan keramba jaring apung ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara finansial maupun secara ketahanan pangan bagi warga Desa Johunut. Selain itu, diharapkan pengembangan tersebut dapat menjadi contoh pemanfaatan sumber daya yang ada bagi warga sekitar.
ADVERTISEMENT