Konten dari Pengguna

Quo Vadis Pendidikan Sekarang?

Ziddane Rafian
Universitas Muhammadiyah Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Administrasi Publik
10 Agustus 2023 20:59 WIB
clock
Diperbarui 18 Januari 2024 14:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ziddane Rafian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Mind Mapping, Sumber: Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Mind Mapping, Sumber: Pexels.com
ADVERTISEMENT
Pendidikan Abad 21 merupakan persiapan sungguh-sungguh untuk peserta didik agar dapat berkembang di dunia yang terus berubah dengan cepat. Dalam dunia modern yang ditandai oleh kemajuan teknologi, globalisasi, dan tantangan sosial yang kompleks, pendidikan abad 21 menekankan pentingnya kompetensi berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, komunikatif, literasi digital, dan pemecahan masalah. Generasi muda pada saat ini berada di tengah-tengah kabut yang menyelimuti pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi utama dalam membentuk karakter dan pengetahuan bagi generasi masa depan.
ADVERTISEMENT
Dalam era yang semakin kompleks ini, generasi muda menyaksikan pergeseran yang menggelisahkan dalam paradigma pendidikan. Mereka terlibat dalam perenungan yang mendalam, menghadapkan diri pada landasan baru yang dipahami dengan cahaya modernitas. Kendati pandangan mereka adalah pencerahan, namun tetaplah tercerabut oleh kabut ketidakpastian yang melingkupi pendidikan masa kini. Namun, di era modern ini, banyak tantangan dan masalah yang menghambat perkembangan pendidikan saat ini.
Salah satu masalah utama yang menyebabkan keresahan di kalangan generasi muda adalah kualitas pendidikan yang meragukan. Satu dari banyak isu yang mengganggu pikiran generasi muda adalah kualitas pendidikan yang diragukan. Mereka merasa khawatir karena seringkali terhadang oleh lembaga-lembaga pendidikan yang tidak mampu memberikan mutu pengajaran yang memadai. Mulai dari ketidaksesuaian kurikulum, sarana yang terbatas, dan kompetensi para pengajar yang dipertanyakan, semuanya menjadi penyebab keresahan generasi muda.
ADVERTISEMENT
Generasi muda berharap dapat memperoleh bekal pengetahuan yang memadai untuk berkompetisi dalam era globalisasi ini, namun ternyata tantangan berkembang pesat seolah memangkas sayap cita-cita mereka. Selain kualitas, beban berat dari kurikulum yang tak terkendali juga meracuni semangat belajar para generasi muda.
Ketika hak kebebasan seseorang untuk berkreasi terhambat oleh persyaratan akademis yang berlebihan, maka keresahan pun merayap menghantui mereka. Kurikulum yang membosankan dan tidak relevan dengan dunia nyata merampas kegembiraan belajar. Generasi Muda berharap akan adanya fleksibilitas dan perhatian pada kreativitas dan inovasi untuk membawa semangat dan semarak dalam proses pembelajaran.
Tak hanya masalah belajar, akses terhadap pendidikan juga menjadi sumber keresahan yang besar. Disparatis dalam kesempatan belajar antara wilayah perkotaan dan pedesaan, serta perbedaan ekonomi, menimbulkan ketidakadilan dalam dunia pendidikan. Generasi muda yang lahir dalam lingkungan terbatas sering kali terhambat untuk mencapai potensi terbaik mereka. Tentunya ini menjadi ancaman serius terhadap masa depan individu dan menghambat kemajuan masyarakat dan negara secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
Relevansi kurikulum dengan dunia nyata juga menjadi keresahan tersendiri bagi generasi muda. Perkembangan pesat di bidang teknologi dan industri menuntut perubahan paradigma dalam kurikulum. Namun, tak jarang kurikulum yang diajarkan masih ketinggalan zaman dan tidak sesuai dengan kebutuhan dunia kerja yang berubah-ubah. Generasi muda ingin belajar hal-hal yang praktis dan terkini agar siap menghadapi tantangan di dunia nyata.
Ketidakpastian ekonomi juga menjadi sumber keresahan besar. Pandemi global telah mengguncang fondasi ekonomi global, mengubah cara kita bekerja dan berinteraksi. Anak muda tahun 2023 menghadapi pertanyaan sulit tentang bagaimana mengembangkan keterampilan yang akan relevan dalam perekonomian yang tidak stabil ini. Keresahan akan keamanan pekerjaan dan kemampuan untuk mencapai kestabilan finansial menjadi beban yang berat dalam perenungan mereka.
ADVERTISEMENT
Namun, di balik semua kekhawatiran tersebut, generasi muda 2023 juga menunjukkan ketangguhan dan semangat. Mereka secara proaktif mengatasi keterbatasan sistem pendidikan dengan melakukan pembelajaran mandiri, bergabung dengan komunitas pembelajaran online, dan terlibat dalam proyek kreatif di luar kurikulum formal. Mereka juga secara aktif mendukung perubahan dalam pendidikan, menuntut kurikulum yang lebih disesuaikan, kesempatan belajar langsung, dan akses yang lebih merata.
Keresahan yang meliputi generasi muda pada saat ini merefleksikan semangat mereka untuk menggali makna mendalam dalam pendidikan. Meskipun tersulut oleh ketidakpastian, mereka berusaha menemukan nilai sejati dari ilmu pengetahuan, kebijaksanaan, dan pembelajaran yang mereka terima. Dalam menghadapi kabut keresahan ini, mereka memupuk semangat penemuan diri, menjunjung tinggi kemampuan adaptasi, dan membentuk citra pendidikan yang lebih sesuai dengan semangat modernitas yang menghantarkan mereka ke masa depan yang belum terungkap.
ADVERTISEMENT