Bersikap Adil dalam Berpoligami Versi Rasulullah SAW

Zidni Hamdi
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
7 Desember 2021 20:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zidni Hamdi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi poligami melalui seekor burung dari shutterstock.com
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi poligami melalui seekor burung dari shutterstock.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Poligami masih menjadi kontroversi dalam masyarakat, ada sebagian dari mereka setuju dan sebagian lain menolak. Penolakan tersebut tersudut kepada ketidakadilan, mereka yang melakukan poligami masih banyak yang tidak dapat memberikan keadilan kepada setiap istrinya sehingga menjadikan kerusakan di dalam keluarga. Dahulu Rasulullah SAW juga berpoligami, akan tetapi beliau menerapkan keadilan di dalam rumah tangganya sehingga tidak ada permasalahan dan perselisihan. Dikutip dari Al Anis, Abdussami’, Pelajaran Berharga Dari Rumah Tangga Rasulullah, berikut adalah sikap adil Rasulullah SAW yang dapat ditiru dalam berpoligami:
ADVERTISEMENT
Pertama, Rasulullah SAW memberikan rumah untuk masing-masing istrinya. Dikarenakan Rasul tidak ingin ada kecemburuan di antara para istrinya ketika mereka tidak mendapat giliran untuk bermalam dengan Rasulullah SAW dan juga bisa mendapat privasi sendiri dari istri yang lain. Dari Abu Said Al Khudri, diriwayatkan : suatu saat Rasulullah SAW. pernah bersabda, “Janganlah seorang laki-laki melihat aurat laki-laki lainnya, begitu pula seorang wanita janganlah melihat aurat wanita lainnya. Janganlah seorang laki-laki berada dalam satu selimut dengan laki-laki lainnya, dan janganlah pula seorang wanita berada dalam satu selimut dengan wanita lainnya.” (HR. Muslim, Abu Daud dan At Tirmidzi).
Kedua, Rasulullah SAW memperhatikan dalam memberi nafkah, di antara keistimewaan Rasulullah SAW dalam berumah tangga adalah beliau sangat memperhatikan dalam memberi nafkah kepada keluarganya. Faktor yang penting ialah Rasulullah SAW tidak pelit dan membagi secara rata nafkah yang diberikan untuk istri istrinya agar tidak terdapat perselisihan di antara para istrinya.
ADVERTISEMENT
Ketiga, rutin berkeliling mengunjungi, mengucapkan salam, dan mendoakan istri istrinya. Perlu kita ketahui bahwa Rasulullah SAW memiliki aturan khusus dalam memperlakukan istri istrinya yakni beliau setiap pagi berkeliling mengunjungi mereka, mengucapkan salam dan mendoakan mereka. Ketika sore hari, beliau kembali mengunjungi istri istrinya dan akan menetap pada salah satu rumah istrinya yang mendapatkan giliran. Dapat kita ambil pelajaran bahwasanya seringlah untuk mengunjungi istri karena hal tersebut dapat menguatkan hubungan.
Keempat, memiliki jadwal bermalam menjadi salah satu yang dilakukan Rasulullah SAW untuk menghindari anggapan istri bahwa dia tidak disayang lagi. Karena istri yang dipoligami tentunya memiliki rasa cinta yang terbagi, untuk terus meyakinkan istri bahwa suami masih cinta kepadanya harus memiliki jadwal tidur untuk istri istrinya.
ADVERTISEMENT
Kelima, mengundi istri istrinya jika ingin bepergian, apabila Rasulullah SAW ingin bepergian maka beliau mengundi di antara istri istrinya dan pergi dengan istri yang namanya keluar dari undian itu. Cara tersebut dilakukan Rasulullah SAW karena ketika beliau bepergian mengajak istri lebih dari satu ditakutkan ada salah satu istrinya tidak rida (suka) suaminya menggandeng dua istri atau lebih. Bisa saja istri tersebut malu ketika harus diajak bepergian dengan istri yang lain, maka Rasulullah SAW pun mengundinya agar semua dapat merasakan bepergian dengan suami tanpa ada rasa terbagi dengan yang lain.
Kesimpulan dari penulis adalah sikap adil yang sudah di ajarkan Rasulullah SAW. dalam berpoligami dapat menjadi sebuah pedoman untuk siapa saja yang ingin melakukan poligami agar rumah tangga yang dibangun tidak mengalami kehancuran, bahkan perdamaian dan kerukunan akan terus ada padanya hingga ajal menjemput.
ADVERTISEMENT