Konten dari Pengguna

Musikalitas DAY6: Antara Teknik dan Teknologi

Zikra Mulia Irawati
Mahasiswi Jurnalistik dan editor di pers mahasiswa GEMA Politeknik Negeri Jakarta.
10 Juli 2021 13:14 WIB
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 14:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zikra Mulia Irawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Grup musik asal Korea Selatan terkenal dengan paras rupawan, tarian energik, atau suara merdu sejak generasi pertamanya pada tahun 90-an. Di balik semua itu, beberapa anggotanya juga memiliki keahlian memproduksi karya sendiri. Kontribusi produksi tersebut dapat berupa lirik, aransemen, atau komposisi. Para penggemar dapat mengetahuinya dengan melihat bagian kredit yang terdapat pada album fisik.
ADVERTISEMENT

DAY6 yang Multitalenta Sejak "Day 1"

DAY6 pada mini album The Book of Us: Negentropy - Chaos swallowed up in love. (Foto: Official DAY6)
zoom-in-whitePerbesar
DAY6 pada mini album The Book of Us: Negentropy - Chaos swallowed up in love. (Foto: Official DAY6)
Salah satu grup yang melakukan produksi mandiri untuk karyanya adalah DAY6. Band besutan JYP Entertainment ini memiliki lima anggota, yaitu Sungjin (rhythm guitarist), Jae (lead guitarist), Young K (bassist), Wonpil (keyboardist/synthesizer), dan Dowoon (drummer). Tak seperti grup band pada umumnya, kelima anggota juga menjadi vokalis. Kembali lagi ke persoalan produksi mandiri, seluruh anggota turut berkontribusi dalam komposisi, aransemen, hingga penulisan lirik sejak album pertamanya.
Cuplikan Christ Lukita saat memberikan reaksi untuk DAY6 - Lean on me. (Foto: Dok. Pribadi)
Sound engineer asal Indonesia, Christ Lukita, kerap mengapresiasi musikalitas DAY6 di kanal YouTube-nya. Pada beberapa video reaksinya, ia kedapatan menyebut bahwa DAY6 adalah band yang "sakti".
ADVERTISEMENT

Realita di Dapur Produksi

Pada acara radio Naver NOW "Jukjae's Midnight Workroom" episode 28 September 2020, DAY6 yang diwakili Young K, Wonpil, dan Dowoon membicarakan proses produksi musik mereka. Wonpil berbagi kisahnya saat memproduksi lagu "Like That Sun" yang terdapat di album pertama DAY6, The Day. Karena saat itu masih pemula, ia mengaku butuh waktu yang lama untuk mengerjakannya.
Cerita ini kemudian disambung Young K dengan membeberkan betapa detailnya Wonpil saat menggarap lagu.
ADVERTISEMENT
Wonpil lalu bercerita bahwa ia pun pernah berada di fase belajar dari tutorial YouTube dan merasa kesulitan untuk menemukan bunyi yang pas. Seiring dengan perkembangan teknologi, ia kemudian terbantu dengan kehadiran Splice, platform kolaborasi dan kreasi musik berbasis cloud dari New York, Amerika Serikat. Sang tuan rumah, penyanyi dan gitaris Jukjae, sepakat akan hal ini.
Wonpil melanjutkan, ia tetap masih memproduksi lagu secara manual menggunakan MIDI (music instrument digital interface). Namun, ia tak melakukannya jika berada di tengah masa promosi. Selain karena sifat telitinya, ia merasakan bahwa itu benar-benar sulit bahkan hanya dengan melihat tim produser dan sound engineer mengerjakannya.
ADVERTISEMENT
Untuk ketukan, Dowoon mengungkapkan bahwa itu dibuat secara manual dan digital. Walaupun telah berpengalaman menabuh drum di berbagai pertunjukan besar, ia mengaku kurang percaya diri saat membuat ketukan secara manual.
Namun, Young K menanggapinya dengan bertanya, "Bukankah hal itu yang membuat kemampuanmu meningkat?" Wonpil pun mengiyakannya dengan mengatakan bahwa Dowoon benar-benar telah banyak mengalami peningkatan.

Band Paket Lengkap

Hal yang membuat DAY6 kian menjadi "paket lengkap" adalah aksi panggung dan diskografinya yang apik. Hal ini diakui Christ Lukita masih pada video reaksi lagu "Lean on me". Dengan menggebu, sound engineer yang juga pernah menjadi anak band itu mengatakan,
ADVERTISEMENT
Zikra Mulia Irawati
Politeknik Negeri Jakarta