Konten dari Pengguna

Overthinking: Ketika Pikiran Menjadi Musuh Terbesar

Zilla
Mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
8 Desember 2024 13:44 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zilla tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
https://www.freepik.com/free-vector/post-traumatic-stress-disorder-concept-illustration_10198672.htm#from_view=detail_alsolike
zoom-in-whitePerbesar
https://www.freepik.com/free-vector/post-traumatic-stress-disorder-concept-illustration_10198672.htm#from_view=detail_alsolike
Overthinking atau berpikir berlebihan merupakan kondisi di mana seseorang terus-menerus memikirkan hal yang sama tanpa dapat menemukan solusi yang efektif. Meskipun berpikir adalah proses mental yang penting dalam pengambilan keputusan, ketika dilakukan secara berlebihan, hal ini justru bisa merugikan. Pikiran yang tidak terkendali dapat menjadi musuh yang diam-diam merusak kesehatan mental, fisik, dan kesejahteraan secara keseluruhan. Menurut beberapa penelitian, overthinking dapat menyebabkan gangguan kesehatan serius, dari kecemasan hingga depresi.
ADVERTISEMENT

Definisi dan Faktor Penyebab Overthinking

Overthinking adalah kecenderungan untuk terus memikirkan situasi atau masalah berulang kali tanpa ada resolusi yang jelas. Hal ini dapat mencakup berbagai jenis berpikir, seperti merenungkan keputusan yang harus diambil, menyesali kejadian masa lalu, atau mengkhawatirkan kemungkinan buruk di masa depan.
Dikutip dari Haldoc.com; Overthinking adalah memikirkan atau mempertimbangkan sesuatu secara berlebihan atau berulang-ulang. Seseorang yang mengalami overthinking suka menganalisis berlebihan, merefleksikan sesuatu secara berlebihan, atau khawatir akan sesuatu secara berlebihan.
Penyebab overthinking bisa sangat bervariasi. Faktor-faktor eksternal seperti stres pekerjaan, masalah keluarga, atau tekanan sosial dapat memicu seseorang untuk berpikir berlebihan. Selain itu, individu dengan kecenderungan perfeksionisme atau yang memiliki trauma emosional cenderung lebih rentan terhadap overthinking. Dalam banyak kasus, ketidakpastian atau rasa takut akan kegagalan juga memicu siklus berpikir yang tidak berujung. Bahkan dalam perspektif agama, seperti yang dijelaskan dalam pandangan Islam, overthinking dapat dilihat sebagai bentuk ketidakpastian terhadap takdir, di mana seseorang terlalu khawatir tentang masa depan atau menyesali masa lalu, yang mengganggu ketenangan batin.
ADVERTISEMENT

Dampak Negatif Overthinking

https://www.freepik.com/free-vector/critical-thinking-concept-illustration_20863438.htm#from_view=detail_alsolike
Meskipun pada awalnya mungkin terasa tidak berdampak besar, overthinking dapat memiliki dampak serius dalam jangka panjang. Berikut adalah beberapa dampak utama yang dapat ditimbulkan:

1. Stres Berkelanjutan

Salah satu dampak paling umum dari overthinking adalah peningkatan stres. Ketika seseorang terjebak dalam pikiran yang terus-menerus berputar tanpa ada solusi yang ditemukan, tubuh merespons dengan memproduksi hormon stres, seperti kortisol. Peningkatan kortisol dalam tubuh dapat mengarah pada gangguan fisik seperti peningkatan tekanan darah, gangguan pencernaan, dan bahkan penyakit jantung. Selain itu, stres berkepanjangan juga dapat menyebabkan gangguan mental, termasuk kecemasan dan depresi. Dalam jangka panjang, stres kronis dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang secara drastis, membuat mereka merasa terjebak dalam keadaan cemas dan tidak berdaya.
ADVERTISEMENT

2. Gangguan Tidur

Overthinking sering kali menjadi penyebab utama gangguan tidur, seperti insomnia. Ketika pikiran terus-menerus berputar, seseorang akan kesulitan untuk menenangkan diri dan tidur dengan nyenyak. Padahal, tidur yang cukup sangat penting untuk pemulihan fisik dan mental. Kurang tidur dapat menyebabkan penurunan konsentrasi, gangguan mood, dan bahkan penurunan daya tahan tubuh. Kualitas tidur yang buruk juga dapat memperburuk stres dan memperburuk masalah mental lainnya, seperti kecemasan dan depresi.

3. Penurunan Kesejahteraan Mental

Overthinking yang tidak terkendali dapat mengarah pada penurunan kesehatan mental secara signifikan. Seseorang yang terus-menerus terjebak dalam pikiran negatif, kekhawatiran berlebihan, atau penyesalan atas masa lalu, cenderung mengalami penurunan kualitas hidup. Mereka mungkin merasa tertekan, cemas, atau bahkan terjebak dalam spiral depresi. Selain itu, ketika pikiran berlebihan menghalangi kemampuan seseorang untuk hidup di saat ini, mereka akan merasa tidak puas dengan kehidupannya, meskipun secara objektif mereka memiliki banyak alasan untuk bersyukur. Ketika pikiran tentang masa depan atau masa lalu menguasai diri, keseimbangan emosional pun terganggu, mempersulit individu untuk menikmati momen saat ini dan mengurangi rasa damai dalam hidup mereka.
ADVERTISEMENT

4. Kesulitan dalam Pengambilan Keputusan

Overthinking membuat seseorang terlalu fokus pada berbagai kemungkinan yang bisa terjadi, sering kali berlebihan dalam mempertimbangkan setiap detail dan potensi konsekuensi dari setiap keputusan. Hal ini bisa menyebabkan keraguan yang berlebihan, yang akhirnya menghambat kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat. Individu yang terjebak dalam pola pikir ini seringkali ragu untuk bertindak karena mereka takut membuat kesalahan atau menghadapi konsekuensi yang tidak diinginkan. Padahal, dalam banyak situasi, mengambil keputusan yang bijak memerlukan keberanian untuk melangkah meskipun ada ketidakpastian.
Dilansir dari Hellosehat.com; Overthinking terjadi ketika Anda terlalu takut membuat keputusan yang salah atau khawatir dengan konsekuensi yang mungkin terjadi. Padahal, Anda tidak akan tahu apa yang benar-benar terjadi sebelum memutuskannya.

5. Gangguan dalam Hubungan Sosial

Overthinking tidak hanya memengaruhi diri sendiri, tetapi juga dapat merusak hubungan interpersonal. Ketika seseorang terlalu memikirkan perkataan atau tindakan orang lain, mereka sering kali menginterpretasikan hal-hal secara berlebihan atau menciptakan kekhawatiran yang tidak berdasar. Hal ini dapat menciptakan ketegangan dalam hubungan dengan pasangan, teman, atau keluarga. Sebagai contoh, seseorang yang terus-menerus berpikir tentang apa yang dikatakan atau dilakukan orang lain dapat merusak rasa percaya diri dan komunikasi yang sehat dalam hubungan tersebut. Ketegangan ini bisa berkembang menjadi konflik yang tidak perlu dan merusak keintiman dalam hubungan.
ADVERTISEMENT

Cara Mengatasi Overthinking

Mengatasi overthinking memang tidak mudah, tetapi dengan kesadaran dan langkah-langkah yang tepat, kondisi ini dapat dikendalikan. Berikut adalah beberapa cara efektif yang dapat membantu mengurangi overthinking:

1. Praktikkan Mindfulness

Mindfulness atau kesadaran penuh adalah latihan untuk membawa perhatian kita sepenuhnya ke momen saat ini, tanpa penilaian atau kecemasan. Melalui teknik meditasi atau pernapasan dalam, seseorang dapat melatih pikiran untuk berhenti terjebak dalam perenungan yang berlebihan. Penelitian menunjukkan bahwa mindfulness dapat mengurangi kecemasan, memperbaiki kualitas tidur, dan membantu individu untuk mengelola stres secara lebih efektif.

2. Tetapkan Waktu untuk Berpikir

Salah satu teknik sederhana yang dapat mengurangi overthinking adalah dengan memberi batasan waktu pada diri sendiri untuk berpikir tentang masalah tertentu. Misalnya, jika seseorang merasa khawatir tentang suatu keputusan, mereka dapat memberi diri mereka waktu 15-20 menit untuk merenung, setelah itu mereka harus berusaha untuk melepaskan pikiran tersebut. Dengan cara ini, seseorang belajar untuk tidak membiarkan pikiran berlarut-larut tanpa henti.
ADVERTISEMENT

3. Olahraga dan Gaya Hidup Sehat

Olahraga adalah cara yang sangat efektif untuk mengurangi stres dan meningkatkan mood. Aktivitas fisik dapat merangsang produksi endorfin, yang dikenal sebagai hormon kebahagiaan. Selain itu, menjaga pola makan yang sehat, tidur yang cukup, dan menjaga keseimbangan emosi dapat membantu mengurangi gejala overthinking dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.

4. Mencari Bantuan Profesional

Jika overthinking sudah mengganggu kehidupan sehari-hari atau mulai memengaruhi kesejahteraan mental secara signifikan, sangat penting untuk mencari bantuan dari seorang profesional, seperti psikolog atau terapis. Terapi kognitif-perilaku (CBT) adalah salah satu pendekatan yang efektif dalam mengatasi overthinking. Terapi ini membantu individu untuk mengidentifikasi dan mengubah pola pikir yang tidak realistis atau berlebihan.
Overthinking adalah masalah yang banyak dialami oleh individu di berbagai belahan dunia. Meskipun bisa dimulai sebagai proses berpikir yang normal, ketika berlarut-larut dan tidak terkendali, ia dapat menjadi musuh yang merusak kesehatan fisik dan mental. Dengan mengenali tanda-tanda overthinking dan mengambil langkah-langkah untuk mengendalikannya, kita dapat mengurangi stres, memperbaiki kualitas tidur, dan menjaga kesehatan mental secara lebih baik. Kuncinya adalah mengenali kapan pikiran mulai berlebihan dan mengambil tindakan untuk menenangkan pikiran, baik dengan cara relaksasi, olahraga, atau bantuan profesional.
ADVERTISEMENT
Referensi
1. Suroiyya, F. O., & Habsy, B. A. (2024). Tinjauan Overthinking dan Berbagai Intervensi Konseling untuk Mengatasinya. Jurnal BK UNESA. Link
2. Psychology at BINUS. Dampak Overthinking: Ketika Pikiran Berlebihan Merusak Kesehatan Mental. BINUS Psychology.
3. Utami, A., & Rosyid, A. (2024). Pandangan Overthinking dalam Islam. Al-Wasathiyah: Journal of Islamic Studies.