Konten dari Pengguna

Mengatasi Apatisme Politik Generasi Muda melalui Komunikasi Interpersonal

Ziya Ibr
Saya merupakan Dosen ilmu Komunikasi di Universitas Mulawarman serta tenaga ahli dalam bidang komunikasi, dengan kepakaran di bidang Ilmu Komunikasi Interpersonal, Motivasi, dan Psikologi Komunikasi.
27 November 2024 16:20 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ziya Ibr tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di era modern ini, apatisme politik di kalangan generasi muda menjadi fenomena yang mengkhawatirkan, terutama di tengah meningkatnya kebutuhan untuk partisipasi politik yang aktif dan kritis. Berdasarkan data dari survei Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada pemilihan umum terakhir, pemilih muda (berusia 17-30 tahun) tercatat sebagai kelompok pemilih terbesar di Indonesia, mencapai sekitar 53 juta orang atau 40% dari total pemilih. Namun, angka besar ini tak sepenuhnya terkonversi menjadi partisipasi yang signifikan dalam proses politik. Tingginya tingkat ketidakpedulian atau apatisme politik di kalangan muda menjadi tantangan tersendiri, mengingat generasi ini seharusnya menjadi tonggak perubahan sosial.
Gambar 1. Ilustrasi Penerapan Komunikasi Interpersonal pada bidang Politik, Sumber : penulis
zoom-in-whitePerbesar
Gambar 1. Ilustrasi Penerapan Komunikasi Interpersonal pada bidang Politik, Sumber : penulis
Beberapa faktor menjadi alasan utama apatisme politik ini, antara lain kurangnya rasa percaya pada pemerintah atau politikus, ketidakpuasan terhadap kinerja politik, dan perasaan bahwa suara mereka tidak berdampak. Dalam konteks ini, komunikasi interpersonal dapat menjadi pendekatan yang efektif untuk mengatasi apatisme politik di kalangan generasi muda. Tidak hanya memberikan informasi secara lebih personal dan relevan, komunikasi interpersonal juga membuka ruang dialog yang mampu membangun rasa keterlibatan dan pemahaman yang lebih mendalam.
ADVERTISEMENT
Mengapa Komunikasi Interpersonal Penting?
Komunikasi interpersonal, yang melibatkan interaksi langsung antara individu atau kelompok kecil, menawarkan cara unik untuk membangun kepercayaan, memperdalam pemahaman, dan menumbuhkan rasa empati. Tidak seperti komunikasi massa yang bersifat satu arah, komunikasi interpersonal memungkinkan adanya dialog dua arah, di mana pemuda dapat berbicara langsung dengan figur publik, politisi, atau rekan sebaya yang terlibat dalam aktivitas politik. Menurut teori komunikasi dari Joseph A. DeVito, komunikasi interpersonal sangat efektif dalam memengaruhi sikap dan perilaku seseorang karena sifatnya yang personal dan intim. Dalam konteks politik, komunikasi ini memberi ruang bagi generasi muda untuk mendiskusikan kekhawatiran mereka dan memperoleh jawaban yang langsung dan relevan.
Dalam studi yang diterbitkan oleh Journal of Communication Studies, komunikasi interpersonal terbukti mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap proses politik, khususnya melalui pendekatan tatap muka yang lebih transparan dan dialogis. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal bisa menjadi solusi dalam menumbuhkan minat dan kesadaran politik di kalangan pemuda.
ADVERTISEMENT
Bentuk Komunikasi Interpersonal yang Efektif
Ada beberapa bentuk komunikasi interpersonal yang efektif untuk membangkitkan minat politik di kalangan generasi muda:
Diskusi Tatap Muka di Komunitas Lokal atau Kampus
Diskusi ini memberikan ruang bagi generasi muda untuk bertemu dengan tokoh masyarakat atau politikus setempat yang dapat menjelaskan isu-isu politik secara langsung. Acara-acara seperti forum diskusi, seminar, atau talk show di kampus atau komunitas memungkinkan interaksi dua arah, di mana pemuda dapat menyampaikan pandangan mereka dan mendapat respon langsung. Data dari laporan Institute for Political Research mengungkapkan bahwa pemuda yang terlibat dalam diskusi semacam ini cenderung lebih tertarik untuk mengikuti berita politik dan berpartisipasi dalam pemilu.
Dialog Interpersonal Melalui Media Sosial
Media sosial juga dapat menjadi medium komunikasi interpersonal yang efektif. Dengan fitur-fitur seperti kolom komentar atau fitur live streaming, politisi atau tokoh publik dapat berinteraksi langsung dengan audiens mudanya. Misalnya, penggunaan Instagram Live atau Twitter Space memungkinkan diskusi terbuka dan memberi kesempatan bagi generasi muda untuk bertanya dan berdiskusi mengenai isu-isu politik secara langsung. Survei dari Pew Research Center pada tahun 2023 menemukan bahwa 70% pemuda merasa lebih percaya dan terlibat ketika mereka bisa langsung berdiskusi dengan tokoh publik di media sosial.
ADVERTISEMENT
Program Mentoring Politik
Program mentoring politik yang melibatkan generasi muda dalam aktivitas sosial atau organisasi politik dapat menjadi cara efektif untuk mengenalkan mereka pada dunia politik. Dalam program ini, pemuda dapat belajar dari mentor yang memiliki pengalaman di dunia politik atau aktivisme sosial. Pendekatan ini tidak hanya memberikan pemahaman praktis tentang politik, tetapi juga menumbuhkan semangat untuk berkontribusi secara aktif. Dalam sebuah studi oleh Center for Youth Engagement, 65% peserta mentoring mengaku merasa lebih termotivasi untuk berpartisipasi dalam pemilu setelah terlibat dalam program mentoring.
Manfaat Komunikasi Interpersonal bagi Generasi Muda
Meningkatkan Rasa Percaya Diri dan Kepedulian
Dengan terlibat dalam diskusi dan dialog yang langsung, generasi muda akan merasa bahwa pendapat mereka didengar dan dihargai. Ini dapat membangun rasa percaya diri dan kepedulian mereka terhadap isu-isu politik. Menurut survei dari Indonesian Survey Institute, pemuda yang aktif dalam diskusi politik tatap muka lebih cenderung merasa bahwa suara mereka penting dalam proses politik.
ADVERTISEMENT
Membangun Koneksi Emosional
Komunikasi interpersonal memungkinkan adanya hubungan emosional antara pemuda dan tokoh masyarakat atau politisi. Koneksi ini dapat meningkatkan rasa keterlibatan dan empati, yang pada akhirnya mengurangi sikap apatis. Ketika generasi muda merasa bahwa para pemimpin peduli terhadap kepentingan mereka, mereka akan lebih mungkin untuk berpartisipasi.
Mendorong Pemahaman Lebih Mendalam
Proses dialog dalam komunikasi interpersonal dapat membantu generasi muda memahami isu politik secara lebih mendalam. Ketika mendapatkan penjelasan langsung dari sumber terpercaya, pemuda akan merasa lebih yakin dan teredukasi tentang pentingnya partisipasi politik.
Tantangan dan Solusi
Tentu saja, penggunaan komunikasi interpersonal untuk mengatasi apatisme politik bukan tanpa tantangan. Salah satu tantangan utama adalah bagaimana membuat generasi muda tertarik untuk menghadiri diskusi atau dialog politik. Untuk mengatasi ini, pendekatan yang relevan dan menarik perlu diterapkan, seperti penggunaan media sosial atau pendekatan yang lebih kreatif dalam mempresentasikan isu politik. Selain itu, tokoh-tokoh politik harus konsisten dalam menunjukkan keterbukaan dan kejujuran mereka dalam berdiskusi dengan pemuda.
ADVERTISEMENT