Konten dari Pengguna

Berkat Kebaikan Shulhan, Kiai Muda Intelektual Asal Kampung Sumenep Madura

zubairi
Penulis lepas dan seorang mahasiswa semester akhir di Instika
8 September 2021 10:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
28
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari zubairi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ahmad Shulhan atau yang akrab dipanggil Kiai Shulhan sedang berfoto di dalam ruangan dengan wajah sumringah. (Foto : instagram.com/shulhanalfinnas
zoom-in-whitePerbesar
Ahmad Shulhan atau yang akrab dipanggil Kiai Shulhan sedang berfoto di dalam ruangan dengan wajah sumringah. (Foto : instagram.com/shulhanalfinnas
ADVERTISEMENT
Sosok kiai muda ini adalah benar-benar manusia yang menurut saya nyata memanusiakan manusia. Pemikirannya mampu menginspirasi banyak orang, dan alhamdulillah saya termasuk salah satunya.
ADVERTISEMENT
Beliau berpesan kepada saya agar mempunyai nasib serupa walaupun nasabnya berbeda dengan beliau. Salah satu keinginan beliau kepada saya adalah saya harus bisa menulis seperti beliau.
Beliau adalah Kiai Ahmad Shulhan. Dan saya memanggilnya Kak Shulhan. Beliau asli dari kampung tepatnya dari Desa Rajun Kecamatan Pasongsongan Sumenep Madura. Dan beliau merupakan anak petani. Beliau adalah terlahir dari keluarga yang secara finansial bisa dikatakan miskin. Sebab penghasilan orang tuanya dalam sebulan tidak lebih dari satu juta.
Namun meski demikian, cita-citanya sama dengan mereka di sebrang sana. Ingin kuliah dengan status beasiswa full. Dan akhirnya beliau mampu mencapainya. Biaya kuliahnya ia mampu ditanggung pemerintah. Mulai dari S1 nya di IDIA Al-Amin Prenduan Sumenep sampai S2 nya di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dan saat ini beliau masih calon Doktor.
ADVERTISEMENT
Dan ketika saya sowan ke beliau, beliau selalu bilang "Kamu harus bertindak dengan cara yang berbeda agar menjadi orang yang luar biasa. Kamu harus berbeda dengan pemuda teman-teman kamu di desa ini. Kamu harus mampu bersaing dengan orang-orang hebat di luar sana."
Salah satu keinginan beliau adalah agar saya bisa menulis, bisa berbahasa Inggris, Matematika dan Bahasa Arab. Beliau sangat lihai terhadap empat ilmu itu. Dan yang paling beliau tekankan kepada saya adalah yang poin yang pertama. Yakni saya harus bisa menulis.
Dulu saya diminta oleh beliau untuk datang ke dalemya setiap malam. Untuk apa? BelajarMulai dari menulis, bahasa Arab, matematika, dan Bahasa Inggris.
Saya sungguh beruntung dan sangat bersyukur bisa mempunyai guru yang intelektual, energik, visioner dan progresif seperti beliau.
ADVERTISEMENT
Jika bukan karena motivasi dan arahan beliau, mungkin sampai saat ini saya tidak bisa menulis. Namun berkat kontribusinya beliau yang luar biasa, saya bisa menulis. Walaupun tulisan saya hingga saat ini masih belum bisa semapan tulisan beliau. Sebab tulisan beliau sudah sering terbit di media online dan cetak. Jurnal ilmiyahnya juga sudah banyak. Meskipun saya belum bisa sehebat beliau, namun saya tetap bersyukur dan bangga.
Sebab menurut saya, menulis di era zaman modern adalah satu hal sangat dibutuhkan. Tak semua orang bisa menulis. Dan tak semua orang bisa mempunyai guru sekaligus kiai yang memiliki jiwa yang sangat peduli terhadap pemuda. Sekali lagi, saya sungguh beruntung punya sosok guru sekaligus kiai muda seperti beliau.
ADVERTISEMENT
Semoga beliau dan keluarnya selalu dalam lindungan Allah Swt. Amin.
"Teruslah berbuat baik, karena kebaikan itu menular".