Konten dari Pengguna

Ibu, Perempuan Penuh Pengorbanan, Tempat Bersandar dan Tak Pernah Minta Imbalan

zubairi
Penulis lepas dan seorang mahasiswa semester akhir di Instika
16 Desember 2021 17:33 WIB
comment
556
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari zubairi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ibu yang penuh kasih menggendong bayinya yang baru lahir di rumah. Potret cerah ibu bahagia memegang anak bayi yang sedang tidur di tangan. Ibu memeluk putra kecilnya yang berusia 2 bulan. (Alena Ozerova/Shutterstock.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu yang penuh kasih menggendong bayinya yang baru lahir di rumah. Potret cerah ibu bahagia memegang anak bayi yang sedang tidur di tangan. Ibu memeluk putra kecilnya yang berusia 2 bulan. (Alena Ozerova/Shutterstock.com)
ADVERTISEMENT
Ibu merupakan sosok yang paling berjasa bagi semua orang di dunia. Ketika sedang terpuruk, maka Ibulah yang menjadi tempat bersandar ketenangan. Ketika kita sedang hendak melakukan sesuatu dan akhirnya kita gagal, maka doa Ibulah yang dilangitkan.
ADVERTISEMENT
“Doa Ibu sepanjag masa, doa Ibu sepanjang jalan” Ya, dengan kata-kata itulah kita bisa merenungi bahwa hidup itu tidak lepas dari perjuangan seorang Ibu. Wanita yang selalu mengikuti kita dikala kita sedang berjuang.
Semua terlahir dari rahim Ibu, kurang lebih sembilan bulan Ibu mengandung kita sampai kita dilahirkan. Beliau tidak pernah marah apalagi misuhan lantaran ia sulit bergerak karena perutnya kebesaran yang berisi kita dalam kandungan.
Berkat jasa-jasanya, pengorbanannya, kasih sayangnya, doa-doanya dan semua kebaikannya yang tak terhitung berapa jumlahnya, maka seyogyanya kita wajib memberi penghormatan kepada beliau.
Menghormati Ibu tidak cukup satu tahun sekali. Ibu kita tidak pernah terbatas waktu untuk menafkahi kita, menyayangi kita, dan Ibu kita tidak pernah meminta balasan atas apa yang telah beliau berikan. Ibu kita tidak pernah kosong dalam memberi waktu untuk mendoakan kita. Beliau selalu panjatkan doa-doanya di setiap saat terutama selesai sholatnya. Apakah menghormati Ibu harus menunggu Hari Ibu? Tidak.
ADVERTISEMENT
Ibu-ibu di desa saya termasuk Ibu saya, memang tidak pernah paham apa itu Hari Ibu. Bulan apa dan tanggal berapa Hari Ibu, mereka tidak tahu. Dan mereka (Ibu-ibu) tidak pernah menyalahkan, “mengapa kau tidak pernah memberi tahu kepadaku bahwa sekarang Hari Ibu, mengapa kau tidak pernah memberi kado kepadaku?"
Beliau tidak butuh itu, tidak butuh ucapan atau pun kado dari anak-anaknya saat Hari Ibu. Beliau hanya ingin anak-anaknya berbakti kepadanya, tidak nakal dan nurut kepadanya. Dan itu sudah cukup membuat beliau bangga.
Sumber: atorcator.com