Konten dari Pengguna

Kepedulian Ibu di Pagi Hari

zubairi
Penulis lepas dan seorang mahasiswa semester akhir di Instika
14 Desember 2021 14:43 WIB
comment
606
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari zubairi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
keluarga tertawa saat sarapan di dapur. (ESB Professional/Shutterstock.com
zoom-in-whitePerbesar
keluarga tertawa saat sarapan di dapur. (ESB Professional/Shutterstock.com
ADVERTISEMENT
Ibuku punya prinsip dan misi yang luar biasa di pagi hari. Adalah "tidak boleh berangkat beraktivitas sebelum sarapan pagi". Sedikit atau banyak pokoknya kami harus sarapan pagi terlebih dahulu. Entah Ayah mau bekerja ke tegal untuk ngarit, mencangkul, membajak sawah dan lain-lain. Begitu pula dengan aku (yang berkuliah) dan adikku (yang baru masuk sekolah) paman dan keluarga yang lain untuk beraktivitas di luar rumah.
ADVERTISEMENT
Prinsip itu memang begitu mengakar dalam keluarga kami. Jadi, Ibu mengizinkan kami keluar rumah untuk beraktivitas bila kami sudah sarapan pagi. Pradigma orang memang berbeda. Ada yang mengatakan bahwa sarapan pagi dapat menyebabkan anak-anak yang bersekolah atau yang berkuliah menjadikannya kurang fokus dalam hal menangkap mata pelajaran yang Pak Guru sampaikan. Katanya kalau kenyang mudah ngantuk. Namun bagi Ibu justru sebaliknya.
Bagi Ibu sarapan pagi selain dapat menyegarkan tubuh dan otak, tentu saja juga menyehatkan. Bayangkan jika Ayah, paman dan keluarga kami tidak sarapan di pagi hari. Sedangkan ia mau membajak sawah, yang jelas ia cepat capek dan loyo. Maka akibatnya bisa jadi kerjaannya itu tidak cepat selasai karena capek dan keloyoannya. Mungkin ini misi Ibu yang pertama: Biar cepat selesai pekerjaannya. Hehe.
ADVERTISEMENT
Karena kebiasaan itu pula, aku jadi berkurang dalam hal berjajan. Khusunya di kampus saat aku masuk kuliah. Atau mungkin ini adalah misi Ibu yang kedua: "Anak-anakku harus kenyang terlebih dahulu untuk mengenyam pendidikan dan biar tidak boros uang jajan." Hehe.