Palm Oil: Penyokong Utama Ekonomi dan Energi Indonesia di Masa Depan

Konten dari Pengguna
9 Maret 2019 17:27 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zufri Hadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Kelapa Sawit Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kelapa Sawit Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Selama dua dekade terakhir, minyak kelapa sawit (palm oil) telah memainkan peranan yang sangat signifikan dalam perekonomian Indonesia. Selain itu, tidak dapat dimungkiri pula bahwa di tengah langkanya sumber energi bahan bakar fosil (minyak bumi, batu bara, dan gas alam), palm oil menjadi salah satu sumber energi alternatif bagi Indonesia dan dunia di masa depan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data yang dirilis oleh Oil World, komoditi palm oil dan turunannya telah mendominiasi pasar global minyak nabati (vegetable oil) dengan market share sebesar 31,2 persen pada tahun 2018, atau naik sekitar 14,3 persen dibandingkan tahun 1998. Pertumbuhan market share yang begitu pesat dan signifikan menandakan tingginya permintaan (demand) pasar dunia terhadap palm oil.
Sumber: Vegetable Oil in The Global Market (Oil World, 2018)
Sementara itu, dari sisi penawaran (supply), Indonesia merupakan negara penghasil palm oil terbesar di dunia. Data terbaru yang dirilis oleh United States Department of Agriculture menunjukkan jumlah produksi palm oil Indonesia mencapai 41,5 juta ton, atau berkisar 56,5% dari total produksi dunia yang mencapai 73.486 juta ton.
Malaysia dan Thailand berada di posisi kedua dan ketiga dengan jumlah produksi masing-masing 20,5 juta ton dan 2,9 juta ton. Dengan demikian, Indonesia menjadi salah satu pemain utama dalam industri palm oil global.
Sumber: United States Department of Agriculture (Index Mundi, 2018)
Peningkatan jumlah ekspor per tahun selama satu dekade terakhir juga memperlihatkan prospek positif dari palm oil Indonesia. Dari segi volume, tercatat lonjakan yang cukup tajam hingga mencapai 230 persen dari 15,1 juta ton pada tahun 2008 menjadi 34,71 juta ton pada tahun 2018. Sementara dari segi nilai, total ekspor palm oil Indonesia tahun 2018 diestimasi mencapai USD 24,8 miliar, naik 7,9 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar USD 22,97 miliar.
ADVERTISEMENT
Melonjaknya ekspor tersebut menyebabkan nilai sumbangan devisa dari palm oil juga meningkat. Besarnya pendapatan Indonesia per tahun dari ekspor palm oil membuktikan posisi strategis palm oil sebagai salah satu komoditas utama yang menunjang kekuatan ekonomi Indonesia.
Sumber: BPS dan Kemendag (data dioah)
Tren ekspor palm oil yang terus meningkat didukung pula oleh luasnya lahan perkebunan kelapa sawit yang tersebar pada berbagai wilayah di Indonesia dengan total mencapai 14,3 juta hektare, terdiri dari 7,8 juta hektare perkebunan swasta; 5,8 juta hektare perkebunan rakyat dan sisanya merupakan perkebunan negara. Hal ini tentunya akan menunjang keberlangsungan (sustainability) suplai produk palm oil Indonesia.
Sumber: Presentasi Menteri PPN (Kepala Bappenas), IPOC 14th, Bali 2018
Terkait dengan keberlangsungan lingkungan, proses regenerasi (replanting) pohon kelapa sawit dilakukan sekali dalam kurun waktu 25-30 tahun, sementara tanaman semusim penghasil minyak nabati lainnya seperti bunga matahari, kedelai, jagung dan sorgum diregenerasi antara 3-6 bulan. Dengan demikian, kelapa sawit tentunya lebih ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Dari total volume ekspor palm oil dan turunannya sebesar 34,71 juta ton pada tahun 2018, peningkatan yang paling signifikan secara persentase dicatatkan oleh biodiesel, yaitu sebesar 851 persen atau dari 164 ribu ton pada 2017, melonjak tajam menjadi 1,56 juta ton di tahun 2018.
Biodiesel inilah yang merupakan salah satu sumber energi alternatif di masa depan, tidak hanya bagi Indonesia namun juga bagi negara-negara di dunia. Sebab, selain harganya yang relatif murah juga ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan bakar fosil.
Sumber: Program Biodiesel Indonesia (Kementerian ESDM)
Sejak 8 tahun yang lalu, Indonesia telah menginisiasi program pengembangan biodiesel berbahan dasar palm oil. Berawal dari konsumsi domestik, saat ini Indonesia telah mengekspor biodiesel ke berbagai negara di dunia, seperti China, Bangladesh, AS, Pakistan serta negara-negara di kawasan Timur Tengah dan Afrika.
ADVERTISEMENT
Total kapasitas produksi Indonesia pada tahun 2017 mencapai 3,42 juta Kilo Liter (KL) dan diprediksi akan terus meningkat hingga mencapai 15 juta KL pada tahun 2020. Saat ini bahkan tengah dikembangkan biodiesel jenis B100 (berasal dari 100% crude palm oil) dengan rendemen 87%.
Selain sebagai sumber bahan bakar, palm oil kaya akan zat gizi dan vitamin E yang sangat bermanfaat bagi tubuh, sehingga menjadikannya sangat istimewa dibandingkan dengan minyak nabati lainnya. Hasil penelitian dari beberapa pakar bahkan menunjukkan bahwa palm oil mengandung Asam Palmitic dan Oleic dengan komposisi yang hampir mirip dengan kandungan Air Susu Ibu (ASI).
Menyadari besarnya potensi palm oil, pemerintah beserta segenap pemangku kepentingan nasional tentunya harus terus bersinergi dalam mendukung peningkatan industri palm oil dalam negeri dengan mengendepankan prinsip berkelanjutan (sustainable) di tengah gencarnya sentimen dan kampanye negatif yang mendera. Diplomasi Sawit juga perlu terus dilaksanakan dalam rangka mempromosikan palm oil Indonesia di pasar global sekaligus untuk meng-counter isu miring palm oil Indonesia.
ADVERTISEMENT