news-card-video
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

MBKM: Program Andalan Pemerintah, Ujian Besar Para Organisator

Zul Fadli Rambe
Mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Penulis Lepas.
5 Maret 2025 10:04 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zul Fadli Rambe tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Perpustakaan Kampus. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Perpustakaan Kampus. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Selama masa jabatan Menteri Nadiem Makarim di era pemerintahan Presiden Joko Widodo, program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) memang cukup mentereng di kalangan mahasiswa. Penawaran tersebut ternyata disambut baik oleh kebanyakan mahasiswa sebab benefit yang ditawarkan juga terbilang lumayan. Sebagai contoh saja, program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) sangat menjadi buruan bagi mereka-mereka yang ingin mengincar experience di kampus lain.
ADVERTISEMENT
Saya sendiri menyaksikan, teman-teman saya berbondong-bondong membariskan laptop mereka, mendaftar PMM bersama-sama. Satu persatu dari mereka saya tanya, mengapa begitu antusias dengan program ini. Jawaban mereka juga beragam macam, ada yang ingin mengincar liburan, memperluas jangka pertemanan, mengharapkan insentif atau memang dia ingin merasakan atmosfer belajar yang berbeda di kampus lain.
Selain itu, ada program MSIB yang juga tak kalah cantiknya. Selain karena program ini menawarkan insentif yang lebih besar ketimbang PMM, program yang satu ini menyediakan laboratorium belajar bagi mereka yang mungkin selama ini tak tahu skill mereka apa, keahlian mereka bagaimana. Dan cukup terbukti, teman-teman saya para alumni MSIB ini bersyukur sekali dibekali rezeki yang bagus, sebab mereka mungkin memang satu langkah lebih maju daripada teman lain yang masih meraba dan merangkak mencari passion, skill dan prospek kerjanya.
ADVERTISEMENT
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi bapak Prof. Dr. Ir. Satryo Soemantri Brodjonegoro menyebutkan, di era Presiden Prabowo, program MBKM ini kemungkinan akan dilanjutkan dengan beberapa catatan perbaikan. Hal itu dicanangkan dengan menggarisbawahi pentingnya pembelajaran yang terus menerus bertransformasi dan tetap menjaga kesinambungan untuk menghadapi tantangan zaman, terutama pada pemakaian teknologi yang diprediksi akan semakin meningkat menjelang tahun 2030. Singkatnya, MBKM akan tetap dilanjutkan.
Itu artinya, fenomena ini kemungkinan akan terus berjalan bertahun-tahun, pendaftaran setiap program dibuka secara rutin. Kedepannya, adik-adik kami akan turut menyaksikan teman-teman kami kesana-kemari membawa berkas untuk ditandatangani oleh Ketua Prodi. Melihat situasi ini, di satu sisi saya dan teman-teman Organisator lain tentu senang melihat arah langkah teman-teman kami yang ada di seberang sana. Sebagai teman yang baik, kami tentu berusaha memberikan jabatan tangan paling hangat dan lengkung senyum paling ikhlas ketika kami mengucapkan selamat. Tapi di sisi lain, kadang-kadang kami dibuat menggaruk kepala. Bagaimana tidak, ternyata teman-teman itu kebanyakan juga rekan kami di organisasi.
ADVERTISEMENT
Para organisator sibuk mengembangkan kemampuannya, membenahi organisasinya, menghadapi tekanan dan banyaknya permintaan dari pihak Universitas yang konon katanya untuk menunjang akreditasi kampus. Pada dasarnya, kami senang-senang saja. Karena setiap organisator pasti rela berkorban sebab mereka yang memilih jalan itu. Namun terkadang, para organisator tentu merasa sedih, lelah, terpincang-pincang ketika ia ditinggalkan oleh teman-temannya berangkat ke kantor lokasi magang ataupun berangkat ke luar pulau setelah diterima sebagai mahasiswa PMM.
Kita harus mulai berpikir dan lebih sadar diri, mengapa hari ini kebanyakan mahasiswa lebih berminat untuk merapat ke program-program seperti MBKM daripada harus menjalani kehidupan berorganisasi. Sebagai komparasi, program MBKM menjanjikan realitas yang lebih menjanjikan bagi kelompok mahasiswa yang berpikiran realistis dan mengedepankan pekerjaan dan tuntutan hidup kedepan. Sementara bagi mereka, organisasi terkadang justru menghambat realitas tersebut. Mereka harus mengeluarkan tenaga, menjadi panitia di berbagai acara dan tak jarang harus menyisihkan uang pribadi mereka untuk keperluan organisasi. Sedangkan di MBKM, mereka mengeluarkan tenaga yang tak jauh berbeda, namun mereka diberi insentif berupa uang saku yang nominalnya terbilang lumayan bagi kantong mahasiswa.
ADVERTISEMENT
Sedangkan bagi para organisator yang biasanya berpandangan Idealis, kaum-kaum mahasiswa MBKM ini agaknya hanya kelompok yang materialistis, mementingkan materi dan mengesampingkan organisasi sebagai wadah awal mereka berkembang. Pada saat wawancara penerimaan anggota, mereka berjanji untuk setia pada organisasi, tetap teguh dan bertahan menjalankan program kerja organisasi hingga akhir periode. Tetapi di tengah-tengah periode berjalan, di saat tantangan mulai berdatangan, mereka justru pergi demi kepentingan pribadi mereka.
Pertengkaran dingin antara kedua belah pihak ini masih terjadi di banyak kampus. Pada kenyataannya, beberapa tahun terakhir ini MBKM masih lebih sering menjadi pemenang di hati mahasiswa meskipun dengan selisih yang tidak terlalu jauh. Kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan satu pihak. Kelompok organisator tidak bisa menyalahkan peminat MBKM sebab itu adalah bagian dari hak akademik mereka. Kelompok peminat MBKM juga tak bisa menyalahkan kelompok organisator, sebab mereka yang memilih masuk ke organisasi dan telah memberikan janji harapan pada organisasi, tetapi mereka justru mengingkari janji mereka sendiri.
ADVERTISEMENT