Menjadi Minoritas di Salah Satu Kampus Islam Yogyakarta

Zuldan Bachtiar
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)
Konten dari Pengguna
2 Desember 2022 16:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zuldan Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). (Zuldan Bachtiar/Kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). (Zuldan Bachtiar/Kumparan)
ADVERTISEMENT
Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk mayoritas beragama Islam. Dengan presentase pemeluk agama Islam di Indonesia sebesar 86,9% (237,53 juta jiwa) menjadikannya sebagai negara Islam terbesar di dunia. Jumlah tersebut menjadi pembagi antara mayoritas dengan minoritas.
ADVERTISEMENT
Meskipun Indonesia menjadi negara dengan umat muslim terbanyak di dunia, tidak sedikit juga masyarakat yang beragama Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Mereka berdampingan satu sama lain tanpa memandang perbedaan pada kepercayaan yang mereka miliki.
Sebagai warga negara yang baik sudah sepatutnya menjalani pendidikan untuk menuntut ilmu sebagai bekal pengetahuan. Berasal dari golongan minoritas bukan menjadi penghalang dalam memperluas wawasan kita. Siapapun pantas menempuh pendidikan yang layak. Seperti halnya mahasiswa nonmuslim yang berkuliah di kampus Islam.
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta atau biasa dikenal dengan UMY merupakan salah satu perguruan tinggi swasta Islam milik Muhammadiyah yang menerima mahasiswa non-muslim. Pada saat ini, UMY merupakan kampus swasta terbaik di Yogyakarta. UMY telah mendapatkan akreditasi A oleh BAN-PT dengan 10 fakultas dan 41 program studi.
ADVERTISEMENT
UMY memiliki moto "Unggul dan Islami". Walaupun motonya membawa unsur islami UMY tetap tidak menghalangi serta terbuka lebar untuk mahasiswa non-muslim yang ingin bergabung.
Tias (19) merupakan mahasiswi Ilmu Komunikasi Internasional dari Bali beragama Hindu yang sedang menempuh pendidikan S1 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. “Aku memilih kuliah di UMY karena kampus menawarkan program internasional serta program studi Ilmu Komunikasi di UMY itu sepengetahuanku bagus,” ujar Tias. Tias menambahkan bahwa ia mengetahui UMY dari teman kelasnya dan akreditasi A yang telah didapatkan oleh kampus.
“Kendala yang sempat aku rasakan itu disaat semester awal ada mata kuliah agama Islam, tetapi di mata kuliah tersebut aku tidak perlu mengikuti kelasnya dan saat ujian soal menyesuaikan dengan agamaku,” ujar Tias.
ADVERTISEMENT
“Sejauh ini tidak ada kendala dengan pertemanan atau peraturan yang memberatkan aku di perkuliahan,” ujar Tias. UMY memberikan kebebasan terhadap mahasiswi non-muslim untuk tidak menggunakan hijab sesuai agamanya masing-masing. Dengan demikian, lingkungan kampus untuk mahasiswa non-muslim sangat nyaman karena tidak ada peraturan yang memberatkan dan mahasiswa muslim di UMY yang menjaga toleransi satu sama lain.