Konten dari Pengguna

Faktor-Faktor dan Pengaruh Stres pada Mahasiswa

Zuleyka Rifaya Safhira
Mahasiswi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
7 Oktober 2024 10:05 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zuleyka Rifaya Safhira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi seseorang yang sedang mengalami gangguan kesehatan mental (sumber: https//pixabay.com/id/)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seseorang yang sedang mengalami gangguan kesehatan mental (sumber: https//pixabay.com/id/)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebagai Mahasiswa banyak faktor pemicu yang dapat membuat seseorang menjadi stres dan mengalami gangguan kesehatan mental salah satunya karena pendidikan. Pendidikan adalah proses transformasi sikap dan perilaku seseorang untuk mematangkan suatu hal melalui metode pengajaran dan pelatihan yang sesuai dengan prosedur pendidikan. Salah satu tahap tertinggi dalam pendidikan adalah mencapai status sebagai seorang Mahasiswa.
ADVERTISEMENT
Stres adalah kondisi di mana seseorang mengalami ketidakseimbangan akibat perbedaan antara harapan dan realita, yang berdampak kepada perilaku seseorang. Stres sering dirasakan ketika seseorang berada di bawah tekanan, merasa terbebani, atau sulit menghadapi situasi tertentu. Orang yang mengalami stres biasanya menunjukkan kegelisahan, kecemasan, dan reaksi yang mudah tersinggung. Stres juga dapat mengganggu konsentrasi, menurunkan motivasi, dan menyebabkan depresi.
Kesehatan mental merujuk pada kondisi emosional, psikologis, dan kejiwaan seseorang. Dengan kata lain, jika seseorang dapat menjaga ketenangan jiwa dalam kehidupannya, berarti ia memiliki kesehatan mental yang baik.
Menjadi seorang pelajar adalah sesuatu yang patut disyukuri karena tidak semua orang memiliki kesempatan tersebut. Banyak yang tidak bisa melanjutkan pendidikan nya karena faktor ekonomi. Namun, di sisi lain pelajar sering kali mengalami tingkat stres yang tinggi.
ADVERTISEMENT
A. Faktor-faktor pemicu stres pada Mahasiswa
1. Ekspektasi Tinggi Terhadap Prestasi Akademik
Mahasiswa sering merasa cemas tentang masa depan mereka, dan mereka sadar bahwa hasil akademik berperan besar dalam menentukan masa depan tersebut. Mereka ingin meraih gelar sarjana dengan hasil akademik yang memuaskan dan sering bersaing secara sehat dengan teman-teman untuk memperoleh nilai terbaik dalam ujian dan indeks prestasi. Namun, stres akademik sering muncul karena ketakutan tidak dapat memenuhi harapan pribadi atau keluarga, kekhawatiran tentang masa depan, takut gagal dalam ujian, dan kekhawatiran ejekan dari teman saat mendapat nilai rendah.
2. Beban Akademik yang Tinggi
Mahasiswa sarjana biasanya harus mengambil sekitar 20 SKS per semester untuk lulus tepat waktu. Selain itu, mereka harus menyelesaikan tugas pribadi, tugas kelompok, praktikum, dan ujian. Hal ini sering menyebabkan mahasiswa harus mengerjakan banyak tugas dalam waktu yang bersamaan. Stres akademik pada tahun pertama cenderung lebih tinggi karena mahasiswa harus beradaptasi dengan pola belajar serta ingkungan yang baru. Dengan banyaknya beban akademik, mahasiswa sering kali memiliki waktu luang yang sedikit untuk bersantai, sementara stres terus meningkat.
ADVERTISEMENT
3. Kurangnya Kualitas Jaringan Persahabatan
Menjalin persahabatan yang baik di kampus sangat membantu dalam penyesuaian diri dengan lingkungan dan aspek akademik. Namun, jaringan pertemanan juga bisa menjadi sumber stres akademik, contoh nya ketika menghadapi perpisahan dengan teman lama atau kesulitan beradaptasi dengan teman baru. Jaringan pertemanan di kampus sangat penting karena banyak tugas yang dikerjakan secara kelompok, serta dukungan yang dibutuhkan. Masalah dalam pertemanan, seperti konflik atau pertengkaran, juga dapat meningkatkan stres.
B. Pengaruh stres pada kesehatan mental
1. Masalah Kesehatan Akibat Stres
Stres dapat memengaruhi sistem saraf dan menyebabkan perubahan pada area otak yang mengatur memori, perhatian, dan pemecahan masalah. Individu yang mengalami stres kronis mungkin kesulitan berkonsentrasi dan menyerap informasi baru. Stres juga dapat menyebabkan kebingungan dan keraguan, serta memengaruhi kemampuan berpikir dan berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, pengelolaan stres yang efektif sangat penting.
ADVERTISEMENT
2. Perubahan Suasana Hati dan Kepribadian
Tanpa metode yang efektif untuk mengatasi stres, mungkin akan mengalami perubahan suasana hati dan kepribadian yang signifikan. Jika stres atau trauma sering terjadi, kita dapat melihat dari perubahan seperti menarik diri dari orang lain, kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya menyenangkan, penurunan produktivitas, mudah marah, dan penurunan perhatian terhadap penampilan serta perawatan diri.
3. Stres dan Gangguan Kecemasan
Gangguan kecemasan adalah salah satu gangguan mental yang sering ditemukan dalam masyarakat yang cepat dan penuh tekanan. Gejala kecemasan bisa bervariasi dari ringan hingga berat, dan pada tingkat tertentu dapat menyebabkan keringat yang berlebihan, mual, jantung berdebar, dan perasaan tidak berdaya. Kecemasan bisa menghambat aktivitas sehari-hari atau membuat seseorang menghindari situasi tertentu.
ADVERTISEMENT
4. Gejala Depresi Akibat Stres
Stres dapat memicu pelepasan hormon yang bertujuan menenangkan tubuh, tetapi dalam jumlah berlebihan, hormon ini dapat menurunkan energi dan menyebabkan depresi. Gejala depresi seperti gangguan tidur, perubahan pola makan, perasaan tidak berharga, dan putus asa. Jika berpikiran untuk bunuh diri, segera mencari bantuan profesional.
5. Perawatan Kesehatan Mental yang Disesuaikan
Jika mengalami kesulitan dalam kehidupan pribadi atau stres di tempat kerja, dapat dilakukan pendekatan khusus untuk membantu pasien mengatasi stres secara efektif.
Oleh : Zuleyka Rifaya Safhira – Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta