Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Kapitalisme Bukan Akhir Sejarah: Proses Molekuler dan Ledakan Sejarah
5 Maret 2025 10:12 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Zulfian Haris Yudha Pramuji tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sejarah adalah bagian yang tidak terpisahkan dari hidup manusia. Kita tidak bisa menentang kebenaran akan hal tersebut, sekalipun doktrin mengenai kesejarahan menutup-nutupinya dengan kebesaran dari para tokoh-tokoh yang disembah berkat "jasa" yang tak ternilai. Seolah-olah bahwa sejarah ditentukan oleh seseorang yang penuh kekuatan dan ambisi. Perlu diingat bahwa aspek-aspek yang menempatkan kita pada sebuah kesadaran akan keberadaan kita dalam hidup ini, tidak dapat melepaskan dirinya dari berbagai intervensi kepentingan spektrum ideologi yang dominan. Sehingga gerak sejarah dan ledakan-ledakan yang terjadi pada setiap momentumnya, dianggap sebagai buatan dari para tokoh-tokoh yang banyaknya hanya segelintir dan sesuai dengan pilihan dari kepentingan yang sedang menghegemoni.
ADVERTISEMENT
Peran Individu dalam Proses Sejarah
Perlu diingat bahwa manusia adalah individu yang mengandung faktor-faktor penentu di dalamnya, yang segalanya dihasilkan, dipengaruhi, berdasarkan sentuhan kesadarannya terhadap benda-benda material di sekitarnya. Dan ketika terdapat satu, dua manusia yang muncul kepermukaan sebagai perwujudan yang mewakili mayoritas, ia tidak lain adalah anti tesis dari tesis-tesis yang saling bertabrakan dan kontradiktif di lingkungannya. Ia lahir menjadi kesimpulan pertama yang membantu proses-proses molekular yang terus-menerus bergerak dan bertabrakan hingga mencapai kesimpulan selanjutnya sehingga menjadi terefleksikan pada satu ledakan sejarah yang monumental.
Individu, yang hari ini diartikan dalam bentuk subjektif semata, berarti merupakan faktor penentu yang tidak bisa dilepaskan dari setiap peristiwa sejarah, bukan sebagai satu-satunya sang pencipta karena sejarah tidak bergerak pada satu kacamata idealisme subjektif yang penuh dengan keegoisan imajinatif, tetapi sebagai penentu dari pencapaian suatu proses yang bergerak. Sehingga, kita juga perlu memperluas individu tersebut pada sekumpulan manusia yang juga merupakan individu dan mengandung di dalamnya faktor-faktor penentu. Dan ya, suatu ledakan sejarah yang terjadi pada setiap periode umur bumi adalah berkat dari proses molekular yang didalamnya terdapat sekumpulan individu yang bergerak dan saling memengaruhi.
ADVERTISEMENT
Apakah Sejarah Telah Berakhir?
Kapitalisme bukanlah bagian dari akhir bab sejarah umat manusia seperti yang dikatakan Francis Fukuyama, tetapi tahapan akhir dari transformasi peradaban yang sebelumnya telah ada. Karena ia hanya sisa-sisa sejarah peradaban lama yang penuh darah meskipun kelahiran dari kemajuan manusia, juga dilahirkan dari peradaban lama. Ketika ia muncul, ia tidak lahir sebagai bayi dengan sifat tabula rasanya, melainkan seperti bakteri yang memiliki sel ganda dan dapat memisahkan diri.
Ia memisahkan dirinya dari peradaban lama dan bertransformasi menjadi tubuh baru yang tidak pernah meninggalkan sifat-sifat dasarnya. Sehingga ketika ia telah kehabisan daya kreatifnya sebagai sistem yang dipuja dan diharapkan, ia justru melibatkan seluruh umat manusia pada problem kompleks yang sama sekali tidak baru tetapi lebih megah dan lebih destruktif.
ADVERTISEMENT
Masuknya kapitalisme pada panggung sejarah, saat kaum borjuasi memenangkan peran dalam proses molekular, adalah satu penanda bahwa dunia sedang dalam ancaman bahaya serta penderitaan yang lebih hebat. Mereka dengan tedeng aling-aling menciptakan dunia sekehendak yang muncul dari imajinasinya tanpa sekalipun memerhatikan aspek-aspek material yang telah membentuk imajinasinya juga.
Termasuk dalam sejarah, ia memainkan peran untuk menguasai benua yang tidak mampu dimiliki secara privat ini. Dengan mengelabuhi fokus terhadap faktor-faktor penentu dari sekumpulan energi ragam individu yang telah ia khianati dalam pencapaian sebuah kekuasaan. Lalu mendistorsi sejarah pada pencapaian dari satu atau beberapa orang saja yang disebabkan karena hal-hal yang tidak objektif.
Kini kita dapat melihat secara jelas bagaimana panggung peradaban dibawah kapitalisme, masih tetap berjalan dengan wajah yang semakin suram. kita bisa mengatakan kepada Francis Fukuyama bahwa: Sejarah belum berakhir!
ADVERTISEMENT
Sejarah Tidak ditentukan Oleh Pahlawan
Proses molekular yang melahirkan suatu ledakan sejarah, adalah hal-ihwal mengenai basis struktur (ekonomi) dan super struktur (politik, budaya, sosial, dsb) yang saling merasuki dan saling memengaruhi. Artinya, sejarah adalah bagian dari setiap kontradiksi alam material yang berusaha untuk menjadi kepercayaan dan mewakili kehidupan secara menyeluruh. Akhirnya untuk membuat sejarah menjadi koridor yang tepat untuk dipahami sebagai satu bahan refleksi guna masa depan yang lebih cerah, ia wajib dipandang dengan kacamata materialisme yang selalu menyandarkan dirinya pada sebab-akibat yang nyata serta prediksi-prediksi objektif mengenai peluang.
Pada akhirnya, sejarah merupakan milik kaum yang tertindas dan bukan milik kaum yang menindas, ketika ia secara terpaksa dan dipaksa terlempar dan dilempat dalam kehidupan sebagai pion-pion yang dialienasi dan dihisap untuk menjalankan mesin-mesin sebuah zaman. Jika marx mengatakan bahwa sejarah manusia yang ada sampai hari ini adalah sejarah perjuangan kelas, maka itu artinya proses molekular yang dapat menyebabkan ledakan sejarah, terus berjalan dan tidak pernah kehilangan basis materialnya selagi kapitalisme masih ada.
ADVERTISEMENT
Karena sejarah telah memberitahu kita bahwa kapitalisme merupakan transformasi dari peradaban lama dan oleh karena itulah fitur-fitur yang digunakan kapitalisme dalam hegemoni realitas hari ini adalah fitur yang temporal, rentan, beracun dan dalam artian bahwa sistem hari ini hanya sebatas pengembangan sistem yang lebih usang lagi sehingga kebuntuannya tidak pernah habis meskipun seluruh dunia mengamini sistem ini.