news-card-video
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Takdir Historis Kaum Muda

Zulfian Haris Yudha Pramuji
Mahasiswa semester akhir sarjana pendidikan Sejarah di FKIP UHAMKA. Guru bimbel di Gema Qur'ani
6 Maret 2025 10:26 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zulfian Haris Yudha Pramuji tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mahasiswa berdemo di depan gedung DPR pada 23 Agustus 2024 (Dok: Jihan T)
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa berdemo di depan gedung DPR pada 23 Agustus 2024 (Dok: Jihan T)
ADVERTISEMENT
Cahaya pagi di ufuk timur selalu mengabarkan kepada kita bahwa terdapat kelahiran baru dari benih-benih kehidupan baru manusia. Tangisannya mengangkasa, menambahkan setiap menitnya catatan statistik dunia tentang jumlah manusia yang hidup serta menggantikan secara otomatis mereka yang telah kehabisan masa hidupnya. Saat cahaya pagi itu telah terbenam di ufuk barat, maka dipastikan bahwa objek yang disinarinya mengalami proses-proses tak terelakkan yang terus menerus mengakali keterbatasan dan mengalami bermacam perubahan.
ADVERTISEMENT
Manusia tidak dapat terlepas dari peradaban dan jika bicara soal peradaban, tentu manusia juga lah aktor yang menciptakannya. Tidak lebih dan tidak kurang, bahwa manusia mampu membuat sejarahnya sendiri karena takdir historis manusia menuntut manusia untuk selalu memenuhi kebutuhan hidupnya dan berupaya untuk menjaga pencapaiannya dengan cara apapun. Sehingga kita pun mengenal bagaimana peradaban itu dibangun juga runtuh bersamaan dengan peradaban baru di atas puing-puing bangunan lama.

Proses Yang Niscaya Dari "Muda"

Sejarah telah membuktikan bahwa setiap kata muda yang tercatat sebagai kata kuncinya, berarti di dalamnya terdapat proses-proses yang melatarbelakangi terjadi atau terciptanya sesuatu yang hebat. Misal: kita mengenal di Indonesia kaum muda berseteru dengan kaum tua mengenai kemerdekaan, sehingga mereka berani menculik paksa Sukarno agar mau mendeklarasikan kemerdekaan yang kini kita seremonikan setiap 17 Agustus. Artinya bahwa setiap frasa yang di dalamnya terdapat kata muda, memberikan makna bahwa terdapat loncatan perubahan yang radikal terjadi selama masa-masa tersebut.
ADVERTISEMENT
Secara usia kaum muda bisa dikategorikan pada umur manusia rentang 16 hingga 30 tahun. Usia-usia ini pada dasarnya merupakan usia produktif dengan semangat zamannya, menciptakan ciri khas baru yang pada setiap zamannya selalu memilki kesamaan tema antara kaum muda di negara satu dengan negara lainnya dan segera menggantikan berbagai hal yang telah lama ada. Tema tersebut juga berkaitan dengan situasi yang mewakili sistem dan menghegemoni kehidupan zamannya. Tetapi biasanya manusia yang telah berumur di atas 40 masih menganggap dirinya sebagai kaum muda karena pada usia tersebut manusia masih dalam masa-masa produktifnya sekaligus mencapai puncak kematangannya sebagai seorang manusia.
Keniscayaan kaum muda dapat kita lihat melalui berbagai macam peristiwa yang terjadi dalam rentang waktu tertentu. Seperti pergeseran tren mengajar hari ini dari cara kaum tua mendidik ke cara kaum muda mendidik, cara kaum tua mengatasi pekerjaan dan problemnya dengan cara kaum muda mengatasi dua hal tersebut, cara berpikir hingga cara memandang dunia. Semua keniscayaan yang terjadi, pada akhirnya akan mewakili situasi zaman dan memberi makna tentang apa yang sebenarnya sedang terjadi.
ADVERTISEMENT

Kaum Muda vs Kaum Tua

Trotsky pernah menulis: “Hidup itu indah. Biarkan generasi mendatang membersihkannya dari semua kejahatan, penindasan, dan kekerasan, dan menikmatinya sepenuhnya." Pertanyaannya adalah, mengapa Trotsky tidak mengatakannya untuk generasi sekarang? Mengapa tidak ia mengatakan "Hidup itu indah. Biarkan generasi hari ini membersihkannya dari semua kejahatan, penindasan dan kekerasan, dan menikmati sepenuhnya" Padahal ia mampu dengan segala kemapanan intelektual serta pengalaman revolusionernya? Sayangnya jika kita ingin bertanya, akan lebih tepat jika berbunyi: Mengapa Trotsky begitu percaya dengan generasi yang akan mendatang, sedangkan ia sangat mengetahui generasi yang sedang hidup bersamanya dalam situasi penuh gejolak dan kesulitan tiada tara?
Generasi mendatang bisa kita anggap sebagai kaum muda, karena kehadirannya akan memberi dampak nyata di masa mendatang. Trotsky mengatakan ini karena ia percaya dengan kata-kata Engels "necessity express itself through accident" (kebutuhan mengungkapkan dirinya melalui kecelakaan), itu artinya bahwa dunia dengan sistem yang penuh "kehororan" ini yaitu kapitalisme, tidak akan pernah bisa menghindar dari kecelakaan demi kecelakaan bahkan secara lahiriah kodratnya. Sehingga ia percaya bahwa generasi mendatang akan segera mempelajari perjuangan para pendahulunya dan akan secara lebih baik mengenal apa yang sedang dihadapinya sehingga mereka akan menikmati segala pencapaian perjuangan yang diraihnya.
ADVERTISEMENT
Tetapi tentu bahwa rintangan kaum muda tidak hanya sistem yang telah mencatat takdir mereka secara paksa, melainkan kaum tua yang berbaris menjadi barrier penghalang jalan di depan mereka. Sesungguhnya kaum tua pada dasarnya telah lahir dengan zaman yang berbeda dan tumbuh dengan cara dan situasi berbeda, sehingga mereka akan cenderung bertindak konservatif dan memilih untuk tetap mempertahankan kestabilan akibat tuanya usia mereka yang mendambakan kestabilan. Kebalikannya, kaum muda yang lahir dengan pelajaran masa lalu bergerak lebih energik dan enggan mempertahankan kestabilan hingga mencapai "stabilitas yang sesungguhnya". Akan tetapi, takdir historis telah menentukan bahwa barrier di hadapan kaum muda bukan lah penghalang abadi yang akan menghalangi mereka menciptakan dunia baru yang paling ideal.
ADVERTISEMENT

Basis Material Akan Selalu Ada

Pada tahun 2024 kita dikejutkan dengan "revolusi" yang terjadi di Kenya. Tahun 1998 di Indonesia kita juga mengetahui "reformasi" yaitu revolusi gagal di Indonesia. Kesamaan dari dua peristiwa sejarah tersebut adalah ada pada kaum muda. Dan apa yang melatarbelakangi mereka sehingga mereka mampu bergerak secara dahsyat meruntuhkan tatanan lama yang selama ini memborgol mereka? Tentu saja ialah basis material yang dibutuhkan bagi gerakan massa yang dilakukan oleh kaum muda tersebut.
Basis material ini dapat dianggap sebagai pondasi nyata yang dibutuhkan untuk menyukseskan suatu program yang sedang atau yang akan dilaksanakan. Kaum tua selalu menanamkan kepada kaum muda bahwa mereka hanya perlu patuh dan hidup yang lurus-lurus saja, sehingga yang mereka harus lakukan hanyalah mengamankan dirinya sendiri tanpa perlu repot-repot memerhatikan urusan di luar dirinya. Tetapi yang terjadi justru sebaliknya karena. Kehidupan hari ini hanya memberikan 1 pilihan saja kepada kaum muda yaitu hidup dengan syarat menjual dirinya sendiri kepada uang dan justru kaum muda terjebak dalam krisis ditengah pendambaan kaum tua terhadap kestabilan. Salah satu contoh dari basis material yang dibutuhkan dalam sebuah gerakan kaum muda ialah krisis.
ADVERTISEMENT
Krisis dalam berbagai tahapannya, membentuk suatu kesadaran yang berkala terhadap masa luas. Meski begitu, kaum muda adalah bagian dari masa luas yang lebih peka terhadap krisis ini dan lebih rentan dengan dampak dari krisis ini. Sehingga kaum muda biasanya akan berangkat dari titik "krisis" ini untuk selanjutnya mengobarkan api peperangan terhadap pencipta krisis tersebut.
Garis bawah yang perlu diperhatikan adalah bahwa selama dunia dalam kekuasaan sistem yang tidak pernah mampu menciptakan kestabilan dan selalu menimbun permasalahan untuk jangka waktu yang sementara, di sana pula basis material akan tetap tersedia. Karena di sanalah manusia dibuat merangkak mencari pertolongan kepada para penindasnya dan selalu berusaha dibuat agar selalu mengikuti cara sistem ini memberikan solusi sementara yang berputar-putar tanpa henti hingga memperlambat percepatan dari kemajuan peradaban manusia. Tetapi pertanyaannya adalah: Bila sistem hari ini telah berubah kepada sistem yang adil dan stabil secara hakiki, apakah kaum muda kehilangan basis materialnya untuk melakukan perubahan?
ADVERTISEMENT
Maka jawabannya ialah tidak. Kaum muda tidak akan pernah kehilangan basis materialnya dan berhenti untuk terus melakukan perubahan dan memantik setiap ledakan besar yang melahirkan segala hal baru. Karena sejarah tidak pernah berhenti berjalan dan proses-prosesnya tidak pernah berhenti melakukan pekerjaannya.