news-card-video
21 Ramadhan 1446 HJumat, 21 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Titah Historis Pengorganisiran Massa

Zulfian Haris Yudha Pramuji
Sarjana Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka jurusan Sejarah. Tenaga pengajar Gema Qurani.
17 Maret 2025 10:31 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zulfian Haris Yudha Pramuji tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Contoh pengorganisiran massa untuk memperjuangkan kondisi yang lebih ideal. Foto: Jihan Tamamah / Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Contoh pengorganisiran massa untuk memperjuangkan kondisi yang lebih ideal. Foto: Jihan Tamamah / Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
Sejarah kita meninggalkan warisan pada tiap sendi-sendi peristiwanya dan mengilhami setiap rahim kekuatan yang melahirkan zaman. Warisan yang memberikan ilham tersebut ialah petunjuk untuk tetap berada dalam kekuatan bersama yang terorganisir. Manusia tidaklah duduk manis ketika sejarah meledak mewakili zamannya, melainkan bertempur dengan segenap isi dunia yang dapat dimanfaatkannya. Termasuk padanya ialah kemampuan dirinya untuk merealisasikan dunia baru melalui rasionalitas tak terbatas.
ADVERTISEMENT

Upaya Pengorganisiran Pertama Manusia

Secara evolisonis ketika manusia menyadari bahwa dirinya menyandang kemampuan berlebih dalam penggunaan nalar dan fisiknya, ia keluar dari hutan dan mulai membangun hidup dalam lingkup kecil. Kita bisa melihat mereka membangun kelompok berdasarkan silsilah darah yang kini disebut dengan klan. Meskipun masih bercorak nomaden, manusia yang terorganisir dalam kelompok kecil itu berjuang untuk mencapai puncak hirarkisnya. Membuktikan bahwa mereka lah puncak dari rantai makanan dunia di hadapan seluruh tatanan flora dan fauna yang ada.
Perkembangan yang tiada henti dari perjuangannya, jumlah yang bertumbuh mengharuskan mereka untuk menjadi lebih baik lagi. Revolusi agraria pertama hadir sebagai solusi atas kebutuhan yang mereka hadapi pada tuntutan perkembangan atas pekerjaan mereka sendiri. Segala hal yang mampu memberi hidup, di komodifikasi, di pelihara, di olah. Desa-desa mulai terlihat dan mengepulkan asap pembakaran kerja untuk menghasilkan surplus yang mampu mempertahankan hidup lebih mudah. Petak demi petak tanah juga terlihat sebagai pertanda keberhasilan mereka mendirikan koloni sumber daya yang mereka kendalikan secara teratur.
ADVERTISEMENT
Saat desa-desa tersebut telah mencapai batas kapasitas maksimumnya, seluruh manusia yang bekerja mulai mencari apa yang dapat mereka kuasai dari setiap sumber daya yang mampu mempertahankan mereka. Sehingga mereka memperluas ruas-ruas desanya menjadi semacam negara kota. Bersistem politik dan bersistem sosial dengan dengan kekhasannya warisan kebudayaannya. Dalam hal ini, manusia telah terorganisir dalam kelompok besar yang terdiri dari klan berbeda dan melebur dalam identitas baru.

Refleksi Proses Evolusi Manusia

Mungkin kita melihat bila proses ini ialah evolusi tak terelakkan dari cara manusia bertahan hidup sejak kelahirannya sebagai binatang yang mampu menciptakan huruf angka. Tetapi perlu diingat bahwa pada setiap tikungan-tikungannya, terdapat hentakan hebat yang revolusioner dalam prosesnya. Sehingga ada semacam loncatan kesadaran yang mereka alami.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu, manusia dengan kelompok kecilnya berubah menjadi sebuah pasukan besar yang terorganisir, bahkan terlatih dan terdidik. Tidak pernah sejarah yang kita kenal sekarang menggambarkan mereka adalah entitas-entitas terpisah yang tidak sengaja menciptakan sejarah melalui setiap juang dan kerjanya bertahan hidup.
Lalu setelahnya kita dapat mengetahui kemunculan kerajaan-kerajaan hingga keruntuhannya dan kemunculan zaman kapitalisme, sistem-sistem baru yang bersifat politis, ekonomis dan mengendalikan setiap sub-sub kehidupan di bawahnya: agama, budaya, hingga sistem kekeluargaan. Menjadikannya digdaya tak terkalahkan diseluruh hadapan flora fauna dunia, dan segera membuktikannya hingga ke seantero semesta dengan mengirim roket ke langit gelap dan kapal selam ke palung gelap.
Penciptaan sejarah oleh manusia inilah, pertanda bahwa titah Historis yang ditinggalkan ialah pengorganisasiran massa dengan segala kekhasan zamannya. Sehingga nilai-nilai baru yang tercipta mampu dilahirkan kembali dari zaman sebelumnya, untuk selanjutnya menjadi realitas baru yang lebih mapan dan lebih ideal demi keberlangsungan kehidupan mereka sendiri.
ADVERTISEMENT

Tugas Manusia Kedepan

Kini manusia benar-benar membuktikan dirinya bahwa mereka penakluk semesta, meskipun dengan segala kekerdilannya dan segala kekurangannya. Secara terorganisir, manusia menciptakan ide-ide yang akan membawa mereka pada perseteruan yang abadi sepanjang masa sebagai dinamika yang heterogen akibat perbedaan mereka memandang.
Oleh karenanya, warisan tersebut terus ditularkan, dibudidaya, dipelajari dan diturunkan kepada generasi penerus yang didalamnya terdapat benih reaksi baru atas kebutuhan manusia. Generasi itu adalah harapan yang dapat menciptakan pengorganisiran lebih baik bagi setiap manusia lainnya yang akan melahirkan zaman baru.
Sekalipun sejarah peradaban manusia telah berhenti untuk mengubah wajahnya, titah historis ini adalah kemutlakan manusia sebagai basis sosial yang menjadi ciri khas yang mengikutinya sejak zaman nenek moyangnya. seakan-akan setiap lembar sejarah yang dibaca selalu berkata "wahai manusia, terorganisirlah demi masa depan mu!".
ADVERTISEMENT