Konten dari Pengguna

Framing: Teknik Jurnalistik yang Mengubah Perspektif Khalayak

Zulfikar
Mahasiswa Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Pamulang
20 November 2022 10:54 WIB
clock
Diperbarui 28 November 2022 11:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zulfikar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Jurnalis. Foto: Shutterstock/wellphoto
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Jurnalis. Foto: Shutterstock/wellphoto
ADVERTISEMENT
Berita menjadi media informasi bagi khalayak dalam menemukan pertanyaan atas peristiwa yang sedang ramai diperbincangkan. Berita bersifat informatif, memaparkan fakta, dan aktual. Maksud dari ketiga sifat tersebut ialah; bawa berita menyampaikan infomasi yang memenuhi kebutuhan pengetahuan masyarakat, berita memuat fakta sebenarnya di lapangan, serta apa yang dimuat dalam berita adalah informasi yang terbaru.
ADVERTISEMENT
Ketiga sifat tersebut berkaitan dengan paham positivisme, dimana masyarakat dengan mudah bersepakat bahwa berita tidak memiliki kesalahan karena sudah mengalami proses seleksi sesuai dengan kode etik jurnalistik. Sehingga apapun yang ditampilkan dalam bentuk berita sudah pasti keabsahan informasinya.
Namun belum lama ini, khayalak dihebohkan dengan istilah framing yang asing di telinga masyarakat awam. Dalam dunia jurnalistik, istilah tersebut ternyata sudah tidak asing lagi. Bahkan di luar negeri, istilah ini telah dibahas dari lama dan disajikan dalam bentuk buku teori.

Tokoh Dibalik Teori Framing Media

Tokoh dibalik teori framing yaitu; Dietram A. Scheufele , Erving Goffman, Gail T. Fairhurst & Robert A. Sarr, Murray Edelman, Robert N. Etman, William A. Gamson, serta Zhongdang Pan & Gerald M. Kosicki. Yang dimana beberapa tokoh tersebut juga menjadi tokoh dalam model analisis framing. Jadi, apa itu istilah framing sendiri?
ADVERTISEMENT

Seputar Framing

Framing atau pembingkaian adalah salah satu teknik dalam dunia jurnalistik untuk memberikan perspektif berbeda melalui bentuk berita. Bukan menyajikan data yang palsu, tetapi teknik ini menyajikan berita dengan memilah fakta yang diperoleh hingga akhirnya berupa berita. Dengan begitu, khalayak dengan bebas beropini serta menyimpulkan suatu informasi dari ‘kiblat’ berita tersebut.
Mudahnya, teknik framing dilakukan oleh wartawan untuk menyajikan informasi berupa berita dengan menonjolkan pesan berdasarkan sudut pandangnya, tetapi tidak melanggar kode etik jurnalistik. Teknik ini berkaitan erat dengan kebijakan redaksi, karena dengan teknik ini mungkin saja wartawan melebih-lebihkan data dalam berita tersebut yang dianggap melanggar kode etik jurnalistik.

Jenis Model Analisis Framing

Beberapa model analisis framing yang terkenal adalah model analisis framing oleh Robert N Entman dan Pan & Kosicki. Keduanya memiliki metode yang berbeda beda. Pada model analisis framing Robert N Entman, terdapat 4 tahap dalam menganalisis framing media, yaitu; pendefinisian masalah, memperkirakan masalah atau sumber masalah, menyimpulkan nilai moral dalam permasalahan topik, serta menekankan penyelesaian.
ADVERTISEMENT
Sedangkan dalam model analisis framing Pan & Kosicki, terfokus kepada strutkur yang diantaranya; strategi wartawan menyusun kata (dilihat dari unit skema berita), langkah wartawan mengisahkan fakta (5W+1H), langkah wartawan menulis fakta (format naskah), langkah wartawan menekankan fakta (unsur kebahasaan dan media)

Aplikasi Model Analisis Framing

Terdapat sejumlah penelitian mengenai pembingkaian berita dengan menggunakan dua metode yang sudah dijelaskan di awal, sebagai contoh dalam pengaplikasian model analisis framing, digunakan data penelitian berupa jurnal artikel dari berbagai sumber.

Model Analisis Framing Robert N Entman

Pada analisis framing Robert N Entman, digunakan salah satu jurnal artikel penelitian milik mahasiswa Budi Luhur, dalam jurnal tersebut disebutkan hasil analisis pembingkaian kumpulan berita dengan topik Ratna Sarumpaet menyebarkan berita hoax pada tanggal 3 hingga 5 Oktober 2018 pada salah satu media massa lokal. Dari penelitian tersebut, ditemukan hasil pembingkaian sebagai berikut.
Hasil penelitian mengenai pembingkaian berita Ratna Sarumpaet menyebarkan hoaks. Sumber: JURNAL PANTAREI (2020)

Model Analisis Framing Pan & Kosicki

ADVERTISEMENT
Dalam penelitian pembingkaian berita dengan model analisis ini, ditemukan dalam bentuk jurnal artikel yang disusun tiga mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang. Mereka menitikberatkan penelitian pada perbandingan dua media massa lokal (A dan B) dalam menyajikan berita mengenai Rachel Vennya pada edisi bulan Oktober 2021 hingga Februari 2022.
Terlebih dahulu mereka membandingkan pembingkaian berita secara rinci terhadap berita yang tedapat pada kedua portal media massa lokal yang telah ditentukan.
Perbandingan penyajian berita pada media massa lokal A dengan model analisis Pan & Kosicki. Sumber: Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) [2022]
Perbandingan penyajian berita pada media massa lokal B dengan model analisis Pan & Kosicki. Sumber: Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) [2022]
Kemudian, memaparkan hasil analisis framing media A dan B.
Perbandingan hasil analisis framing pada media A dan media B. Sumber: Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) [2022]
Setelah adanya pengetahuan mengenai teknik framing ini, khalayak mau tidak mau harus lebih bijak dalam memperoleh informasi. Mengubah perspektif bahwa berita merupakan media yang bersifat subjektif, bahwa wartawan adalah agen kontruksi, serta berpikir khalayak memiliki hak atas penyimpulan berita.
ADVERTISEMENT
*Artikel ini bersumber dari beberapa referensi luar