Konten dari Pengguna

Optimalisasi Pemanfaatan Minyak Jelantah Bersama Mahasiswa KKN UAD

Zulfikar Salihamidzic
Mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Ahmad Dahlan
23 Februari 2023 19:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zulfikar Salihamidzic tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pembuatan Sabun Ramah Lingkungan
Dalam rangka memaksimalkan pemanfaatan minyak bekas pakai, mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Periode 101 Unit XV.A.1 mengadakan sosialisasi pembuatan sabun ramah lingkungan dengan bahan dasar minyak jelantah. Kegiatan berlangsung di Kantor Kelurahan Banjararum, Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo. Acara ini dihadiri oleh ibu-ibu kelompok PKK dari seluruh padukuhan yang berada di Kelurahan Banjararum. Materi sosialisasi disampaikan Siti Nurul Amimah dari Program Studi Pendidikan Biologi dan percobaan dipandu oleh Fransiska Dewi dari Program Studi Teknik Kimia pada Minggu, 19 Februari 2023.
ADVERTISEMENT
Zulfikar Salihamidzic selaku ketua unit mengungkapkan bahwa sosialisasi ini sangat bermanfaat karena minyak bekas pakai atau minyak jelantah yang sering menjadi limbah dari rumah tangga dapat dioptimalisasikan menjadi pembuatan sabun ramah lingkungan. “Minyak jelantah yang sudah tidak layak dipakai kembali biasa dibuang begitu saja. Banyak yang mengira minyak tersebut sudah tidak berguna lagi dan tidak berdampak pada lingkungan, sehingga dengan cepatnya dibuang ke saluran pipa air yang hal ini dapat menyumbat dan mencemarkan lingkungan” ujarnya.
Siti Nurul Amimah saat menyampaikan materi diawali dengan memaparkan mengenai fenomena kesehatan dari bahaya menggunakan minyak jelantah secara berulang-ulang, yang mana dapat mengakibatkan berat badan berlebih karena kandungan minyak goreng yang awalnya berupa asam lemak tak jenuh akan berubah menjadi asam lemak jenuh. Asam lemak jenuh ini mudah sekali diserap oleh tubuh, sehingga jika terus menerus dikonsumsi akan menumpuk dan mengakibatkan kegemukan. Selain itu dapat mengakibatkan penyumbatan saluran peredaran darah dari efek negatif kandungan asam lemak jenuh yang tinggi, hingga berisiko tumbuh sel kanker pada hati akibat minyak yang sudah teroksidasi pada proses penggorengan. Namun, apabila dibuang langsung akan merusak lingkungan, mulai dari penyumbatan drainase, pencemaran air dan tanah. Kemudian dilanjutkan dengan praktik pembuatan sabun ramah lingkungan dengan bahan yang digunakan antara lain adalah minyak jelantah, kopi atau arang, soda api atau (NaOH), air, dan pewangi.
ADVERTISEMENT
Dokumentasi Pribadi Saat melakukan Sosialisasi Sabun Ramah Lingkungan
Proses pembuatan sabun ramah lingkungan berbentuk padat ini dipandu oleh Fransiska Dewi. Dimulai dari menyaring minyak jelantah yang sudah dicampurkan dengan kopi dengan umur simpan pada saat pencampuran yaitu minimal selama satu hari satu malam, hal ini bertujuan untuk mengurangi efek bau dari minyak tersebut. Tahap selanjutnya yaitu melarutkan soda api (NaOH) sebanyak 70 gram dengan air 175 ml. Setelah itu larutan NaOH dimasukkan kedalam wadah yang sudah berisi minyak jelantah, secara perlahan dan diaduk secara perlahan sampai larutan habis dan tekstur berubah menjadi kental. Setelah itu bisa ditambahkan pewangi untuk menambah wangi pada sabun, kemudian bahan dicetak dalam wadah. Sabun yang sudah dimasukkan kedalam cetakan perlu didiamkan selama 1 minggu agar memadat, kemudian pada umur 1 minggu sabun yang sudah memadat dapat dibagi menjadi beberapa bagian. Setelah itu sabun siap digunakan mulai umur 3 minggu.
ADVERTISEMENT
Melalui sosialisasi pembuatan sabun ramah lingkungan dan melihat praktik secara langsung, ibu-ibu PKK di Kelurahan Banjararum mengaku sangat senang hingga memberikan acungan jempol karena mendapatkan ilmu baru dari pemanfaatan minyak jelantah secara maksimal.
“Dari minyak bekas pakai yang kita hasilkan hampir setiap harinya ternyata dapat menjadi sabun padat yang bermanfaat kembali sehingga bisa menurunkan jumlah volume minyak jelantah yang tercemar” ungkap salah satu ibu-ibu Kelompok PKK Kelurahan Banjararum, Kulon Progo.