Probabilitas PSBB & Hadirnya Kesadaran Awam

Zulfikri Nurfadhilla
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Malang Raya
Konten dari Pengguna
17 Mei 2020 1:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zulfikri Nurfadhilla tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Corona Virus Disease 19 (Covid 19) kian hari menjadi isu yang acap bahkan masih terus diperbincangkan. Berbagai upaya dan langkah terobosan yang digalakan pemerintah dalam menekan wabah tersebut terbilang masih berkala dan belum juga menemukan titik terang. Indonesia menjadi negara dengan urutan ke 36 dari akumulasi kasus dan jumlah kematian atas sebab pandemi covid-19. Per hari Sabtu, 16 Mei 2020 total angka kasus dikonfirmasi sebanyak 16. 496 dengan angka sembuh 3.803 dan kematian 1.076 korban jiwa. Angka yang dimungkinkan akan terus bertambah setiap harinya. Beberapa Tenaga Medis dan dokter lainnya hingga detik ini masih tetap berjibaku di medan lapang untuk tetap membantu secara maksimal dalam merawat pasien yang terdampak wabah. Sebuah perjuangan yang sangat sulit dalam memerangi musuh yang tak kasat mata ini.
ADVERTISEMENT
Tercatat hingga hari ini, beberapa wilayah dan kota di indonesia sudah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) . Kebijakan yang dibuat sebagai langkah pemerintah dalam memutus mata rantai pandemi covid-19. Peraturan tersebut termaktub dalam PP Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
Di sebagian wilayah, PSBB sudah diberlakukan sejak 3 pekan yang lalu, bahkan hari ini sudah pada gelombang kedua. Namun di beberapa wilayah lain, masih ada yang baru memberlakukannya di waktu-waktu sekarang ini.
Langkah ini mungkin tidak secara sempurna akan memutus mata rantai pandemi, paling tidak, sekurang-kurangnya dapat mengurangi penyebaran wabah yang ada di tengah masyarakat. Aturan tentang larangan mudik / pulang kampung, pembatasan tempat dan fasilitas umum, batasan penumpang kendaraan, aturan peribadatan dan sekolah pun terlihat sudah diterapkan, walau mungkin tidak bisa dinafikan bahwa idealnya perlu adanya pengawalan dan evaluasi terkait kebijakan tersebut.
ADVERTISEMENT
Covid 19 pada wilayah dampak dan masalahnya, bukan hanya persoalan kesehatan saja. Bila bicara berapa banyak sektor yang lumpuh dan terseok atas mewabahnya kasus ini rasanya pun tidak sedikit. contohnya UMKM dan beberapa usaha kecil pun ikut gulung tikar, Sebagian juga mungkin harus tergopoh-gopoh dalam bertahan menjaga kestabilan ekonomi makro.
Adanya PSBB seolah menjadi simalakama tersendiri bagi banyak hal. Orang-orang yang mulanya takut, menjadi seakan apatis hanya karena hasrat kebutuhan domestik, pemenuhan pangan, dan alasan ekonomi.
Secara prinsip dan faktanya, hal demikian mungkin tak bisa disalahkan juga. betapa tidak, ekonomi dan kedaulatan pangan menjadi persoalan utama dari kebutuhan masyarakat di tengah situasi pandemi saat ini. Tak ada yang bisa ditawar lagi. Masyarakat kita yang sebagian besar buruh lapangan, pekerja harian, dan karyawan lepas tetap harus turun gunung bagaimanapun caranya. Ada perut yang mesti mereka isi, ada keluarga yang mungkin mereka harus nafkahi.
ADVERTISEMENT
Menyoal hal tersebut, dalam tinjauan penulis, perihal kemungkinan dan probabilitas impact dari adanya PSBB perlu adanya jalan tengah sebagai titik moderat dari efektivitas penerapan kebijakan tersebut. Peraturan sebaik apapun tidak bisa berjalan efektif ketika sebagian banyak pihak masih saja mengabaikan dan menghiraukan. Semua mesti diawali dari contoh dan ketauladanan dari dan untuk masing-masing. Agak klise memang kesannya perkataan semacam itu, tetapi bagaimanapun juga hal kecil yang dapat dilakukan untuk kita pribadi hanya dengan itu. Satu kebaikan yang bisa menimbulkan berjuta kebermanfaatan untuk orang banyak.
Pemberlakuan PSBB seyogyanya juga selaras dengan respon dan animo positif jugaa kesadaran masyarakat dalam setiap tindak tanduknya. Segala bentuk tindakan sosialnya, bahkan hajat daripada masing-masing orang perlu kiranya untuk tetap memastikan kepatuhannya terhadap setiap anjuran dan peraturan yang sudah berlaku. Dalam hal ini setidaknya setidaknya mencakup aturan terkait pola hidup bersih & sehat, serta poin-poin penting dalam aturan pembatasan sosial berskala besar yang telah ditetapkan.
ADVERTISEMENT
Setiap dari kita perlu menghadirkan kesadaran awam dalam menyikapi dan melihat kondisi yang kian hari kian memprihatinkan ini. Kesadaran tentang segala sesuatu yang mungkin dapat dipahami secara utuh dan terbuka. Hematnya, Berangkat dari kesadaran awam merupakan potensi untuk menciptakan hal baik jika dimungkinkan kita tetap bisa bijak menyikapi persoalan demi persoalan. Menghadirkan kesadaran awam dapat membuat kita jauh lebih mengerti dan memahami penuh tentang keadaan sekitar lingkungan, tentang kewaspadaan, tentang baik buruknya tindakan.
Kesadaran yang berangkat dari sebuah rasa awam / tidak tahu akan menuntun kita pergi pada sebuah sikap yang arif dan bijak. Hal ini yang akan justru sedikit demi sedikit menjadi senjata kecil untuk menekan kasus wabah ini, bagi kita atau mungkin bagi banyak orang.
ADVERTISEMENT