Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Sejarah dan Filosofis Lawang Sekepeng Adat Dayak Ngaju Kalimantan Tengah
16 Oktober 2023 16:34 WIB
Tulisan dari Zulva sahrul amin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Cerita Asal-mula Upacara Lawang Sekepeng Adat Dayak Ngaju:
Semua itu bermula sekitar abad ke-lima .Di ceritakan, ada seorang pemburu yang sedang menyusuri lebatnya belantara kalimantan tengah. Ditengah perjalanan, dia bertemu kawanan kera berekor pendek dengan berbulu lebat yang berwarna kemerahan, yaitu berok (bakuis) dalam Bahasa Dayak ngaju. Diapun berpikir untuk membunuh salah satu berok sebagai hasil buruan. Maka, dia segera mengambil tombak dan melemparnya kearah kawanan kera tersebut. Ajaibnya, berok-berok itu dapat menghindar dari lemparan tombak sang pemburu, bahkan sampai-sampai. Pemburu itupun kebingungan dan berusaha untuk melarikan diri. Ternyata, pemburu tersebut tidak dapat melarikan diri dengan mudah. Kawanan berok tadi mencoba menyerangnya Ketika dia lengah.Dengan sigap, pemburu mencabut mandau lalu meganyunkannya kearah para berok yang mencoba menyerang. Sialnya, tidak satupun tebasan Mandau miliknya mengenai berok-berok tersebut. Malahan, Kawanan berok tersebut berhasil menghindar, lalu memanjat pohon seakan-akan menunggu sebuah kesempatan untuk menyerang si pemburu. Akhirnya ,si pemburu mencoba cara terakhir. Diapun mengambil beberapa anak sumpit dari wadahnya lalu melesetkanya beberapa kali ke arah Kawanan berok. Dengan lihai, para berok berhasil menhindar tiupan sumpit sang pemburu, lalu mencoba menyerang selagi pemburu tersebut lengah Singkat cerita, pemburu tadi berhasil meloloskan diri dari amukan kawanan berok. Dalam perjalanan pulang, dia memikirkan setiap Gerakan yang dilakukan kawanan berok tersebut. Mereka tidak hanya bergerak lincah dan cepat untuk menghindar dari setiap serangan sang pemburu, tetapi juga membuat pertahanan yang seolah-olah terencana. Mereka hanya menyerang saat pemburu lengah atau mencoba melarikan diri. Gerakannya terlihat seperti perpaduan antara menghindar dan menyerang. Dari sinilah, sang pemburu mengemangkan bela diri yang memiliki Gerakan mirip seperti pula serangan berok yaitu kuntau bangkoi.
ADVERTISEMENT
Dikatakan bahwa asal mula dari lawang sakepeng adalah sebuah silat Dayak yang dijadikan seni dalam sebuah Gerakan yang disebut lawang sakepeng yang dimainkan pada acara tertentu misalnya acara perkawinan dan penyambutan tamu penting. guru silat dan kuntau tersebut memiliki tiga tokoh guru silat yaitu: ( bungking), (tinjek) dan, (salamat kambe) lawang sakepeng merupakan sebuah rangkain perkawian adat Dayak ngaju menggambarkan sebuah rintangan halangan dalam menghadap sebuah kehidupan di sana tersimbol ada punggawa baik perwakilan dari perempuan dan laki-laki yang saling berhadapan-hadapan bermain silat.
Bela diri salah satu perwujudan kebudaan masyarakat yaitu lawang sakepeng yang di dalamnya terdapat system religi semacam pintu gerbang dan gapura dari pelapah daun kelapa yang diberi rintangan benang. Pada rintangan benang penghalang dipasang bunga warna warni agar indah dan Nampak semarak. Penganten pria dan Penganten perumpuan rombongannya tidak boleh masuk ke halaman rumah sebelum membuka lawang sakepeng tersebut dengan memutuskan benang -benang perintang oleh pesilat yang dipilih mewakili masing-masing pihak dari laki-laki dan perempuan. Dengan di iringi tabuhan gendang dan gong.
ADVERTISEMENT
Makna Filosofis Lawang Sekepeng Bagi Masyarakat Adat Dayak Ngaju Kalimantan Tengah:
Masyarakat Dayak ngaju mempelajari silat lawang sekepeng tujuannya untuk menjaga diri dan untuk menjalankan tradisi lawang sekepeng pada acara perkawinan adat Dayak ngaju itu sendiri, makna lawang sekepeng dalam perkawinan adat Dayak ngaju adalah sebagai tradisi orang Dayak dalam upacara perkawinan yaitu untuk menyambut penganten pria yang akan datang ke tempat penganten Wanita dengan dilakukannya antraksi silat atau kuntau dan lazimnya disebut dengan lawang sekepeng dengan demikian maka pemain silat tersebut akan memutuskan tali yang disediakan di lawang sekepeng tersebut dan jumlah tali yang harus diputuskan berjumlah tiga tali. tali yang pertama akan diputuskan oleh pemain lawang sekepeng dari pihak laki-laki dan tali yang kedua diputuskan oleh pemain lawang sekepeng dari pihak perempuan dan tali yang ketiga dan yang terakhir akan diputuskan secara bersamaan oleh pemain lawang sekepeng dari pihak laki-laki dan pihak perempuan.
ADVERTISEMENT
Dari ketiga tali tersebut mengandung makna apapun segala rintangan yang menghalang maka akan dapat diselesaikan oleh kedua belah pihak antara penganten laki-laki dan perempuan, dan setelah tali itu terputus berarti penganten pria sudah dipersilahkan masuk ketempat penganten perempuan.
Manfaat lewang sakepeng dalam upacara perkawinan adat Dayak ngaju dimana untuk menampilkan tradisi orang Dayak yaitu lawang sakepeng dalam upacara perkawinan adat Dayak dan sebagai petuah hidup bagi pasangan pengantin laki-laki dan perempuan.