Serba-serbi Laptop Merah Putih Seharga Rp 10 Juta

Zurna Falias
Zurna Falias Azar, lahir di Pemalang, Jawa Tengah tanggal 2 Agustus 2003. Riwayat pedidikan : TK, SDN 06 Petarukan, SMPN 1 Petarukan, SMKN 1 Ampelgading jurusan Teknik Audio Video. Sekarang melanjutkan pendidikan di IT Telkom Purwokerto.
Konten dari Pengguna
8 Desember 2021 14:37 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zurna Falias tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sketsa laptop (sumber : Pexels.com by Anna Nekrashevich)
zoom-in-whitePerbesar
sketsa laptop (sumber : Pexels.com by Anna Nekrashevich)
ADVERTISEMENT
Seperti yang kita ketahui laptop merupakan barang elektronik yang berfungsi untuk mempermudah pekerjaan manusia, misalnya untuk membuat dokumen, mencari informasi dan sarana hiburan. Bagi seorang mahasiswa, laptop sudah menjadi barang yang wajib ada, sebab biasanya tugas-tugas kuliah hanya bisa dilakukan dengan laptop saja contohnya, seperti media presentasi, pembuatan dokumen, editing dan berbagai hal lainnya. Beberapa bulan yang lalu, sebagian dari kita dihebohkan dengan adanya pengadaan laptop Merah Putih. Laptop tersebut akan diberikan ke sekolah-sekolah berbasis TIK yang belum memadai di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Lalu, muncul sebuah pertanyaan, bagaimana dengan spesifikasi yang ditawarkan? Di dalam laptop tersebut ada Intel Dual-Core berkecepatan 1,1 GHz, RAM sebesar 4 GB serta penyimpanan 32 GB. Untuk sistem operasinya tidak menggunakan Windows OS, melainkan Chrome OS. Chrome OS sendiri merupakan operasi sistem dari perusahaan Google yang dioptimalkan ke dalam laptop. Kemudian ada layar sebesar 11 inci yang beresolusi HD+. Bagi saya, tidak masalah jika layarnya hanya 11 inci karena itu memang standar minimal untuk laptop zaman sekarang.
Yang menjadi persoalan adalah laptop tersebut dihargai 10 juta Rupiah, iya Anda tidak salah baca, sepuluh juta untuk laptop yang memiliki spesifikasi yang sudah dijelaskan sebelumnya. Namun, 10 juta tersebut sudah termasuk printer, router dan konektor. Harga yang fantastis bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Dengan jeroan yang seperti kita ketahui tadi, rasanya laptop ini hanya bisa digunakan untuk mengerjakan tugas-tugas ringan saja, seperti halnya mengetik dokumen, berselancar di internet dan meeting.
ADVERTISEMENT
Berlanjut ke bagian RAM dan penyimpanan internal yang menjadi perbincangan banyak orang. Menurut saya, dengan kapasitas yang minimum tersebut rasanya sangat tidak memungkinkan jika sistem operasi yang digunakan adalah Windows OS. Namun, dengan adanya Chrome OS dan RAM 4 GB serta penyimpanan internal 32 GB, saya merasa sedang memegang ponsel android meskipun dengan monitor dan papan ketik yang terpisah. Performanya yang stabil dan cepat membuat sistem operasi ini nyaman digunakan walaupun spesifikasi yang ‘ala kadarnya’ dibandingkan Windows yang membutuhkan spesifikasi yang lebih tinggi.
Kalau saya mempunyai uang Rp 10 juta, dibandingkan membeli laptop Merah Putih, saya rasa lebih baik membeli merek lain yang tentunya dua hingga tiga kali lebih baik performanya dan sudah menggunakan Windows OS, meski tanpa kelengkapan router, printer dan konektor. Chrome OS memang sangat bagus. Akan tetapi, masyarakat kita lebih terbiasa dengan Windows OS yang identik dengan sebuah laptop. Kita juga rasanya lebih familier dengan Microsoft Office daripada ekosistem Google yang statusnya masih tergolong baru.
ADVERTISEMENT
Namun, jika memang targetnya untuk sekolah-sekolah berbasis TIK, laptop Merah Putih bukanlah sesuatu yang buruk untuk dijadikan sebagai sarana pembelajaran. Memang pada awalnya akan ada kesulitan beradaptasi dengan sistem operasi yang baru. Butuh waktu untuk mempelajari dan menerapkannya dalam proses digitalisasi pendidikan. Saya harap para tenaga pendidik juga bekerja sama dalam hal ini demi mewujudkan Indonesia yang lebih baik dan berorientasi pada teknologi. Intinya, langkah ini patut kita apresiasi karena ini merupakan langkah yang besar bagi dunia pendidikan di Indonesia.
Dari berbagai sumber yang saya baca, sampai sekarang belum ada konfirmasi yang jelas dari para perusahaan yang terlibat, seperti Zyrex, Evercoss, Acer dan yang lainnya. Meski begitu, menurut mereka spesifikasi yang telah disebutkan tadi hanyalah spesifikasi minimum untuk laptop Merah Putih. Mungkin saja ada peningkatan pada ‘isi’ laptop Merah Putih yang akan diluncurkan nantinya atau mungkin ada pengurangan harga pada laptop tersebut.
ADVERTISEMENT
Demikianlah pembahasan mengenai pengadaan laptop Merah Putih di Indonesia. Saya sangat berharap akan ada evaluasi dari pemerintah mengenai spesifikasi maupun harga yang ditawarkan. Selain itu, saya juga berharap kepada semua pihak, baik perusahaan, pemerintah, dan rakyat dapat bekerja sama dalam mewujudkan digitalisasi di bidang pendidikan karena ini merupakan suatu langkah yang sangat besar untuk memajukan negara kita yang tercinta ini. Salam Digital.
Zurna Falias Azar, Mahasiswa Program Studi Bisnis Digital di Institut Teknologi Telkom Purwokwerto.