Konten dari Pengguna

Mengagumi Wot Batu, Destinasi Sempurna Penikmat Wisata Sejarah

zurymuliandari
(She/her) Content Writer at Fumida - Graduated from UHAMKA University, Major in Communication Science.
7 September 2022 12:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari zurymuliandari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bila kamu adalah salah satu penggemar The Flintstones, serial animasi Amerika Serikat yang paling lama diputar dalam sejarah, tentu kamu ingat film tersebut berlatar di Bedrock yakni kota batu fiksi yang tampak menggugah untuk didatangi.
ADVERTISEMENT
Di Bandung, tepatnya pada kawasan Dago Pakar, kamu juga bisa menikmati sensasi berada di Bedrock hanya dengan berkunjung ke Wot Batu.
Dalam bahasa Jawa kuno, Wot berarti jembatan. Melalui filosofi yang mendalam, destinasi ini juga sengaja dibangun oleh seniman terkemuka Edi Sunaryo sebagai jembatan spiritual antara jiwa manusia dengan wujud ragawi kehidupan.
Foto: Dokumentasi Pribadi
Berdiri sejak 2016, Wot Batu telah mencuri perhatian para wisatawan yang tak henti mengagumi instalasi bebatuan murni yang sarat makna dan edukasi ini.
"Waktu awal ke sana, ya kirain cuma galeri outdoor dengan batu yang ditumpuk-tumpuk aja. Ternyata melebihi ekspektasi. Tempatnya unik, tenang, dan kontemplatif banget," kata Althof (23), mahasiswa asal Bandung yang berkunjung ke Wot Batu beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Saat ditanya mengenai kesannya lebih lanjut, Althof menjelaskan, "Pengalaman magis melihat Wot Batu sebenarnya belum pernah saya rasain. Transisi dari setiap tata ruangnya seperti bercerita tentang sisi lain dari perjalanan manusia dan perenungannya terhadap semesta. Meskipun sering menjelajah ke alam atau museum, Wot Batu memiliki nuansa yang berbeda. Pelayanannya juga sangat baik, saya terkesan dengan inisiatif petugas yang meminjamkan payung bagi para pengunjung saat cuaca mulai agak mendung, ditambah bonus teh rosella yang sudah include dengan tiket masuk membuat semakin betah berlama-lama di sana,” terang Althof.
Koleksi instalasi Wot Batu terbagi ke dalam dua kelompok. Di sisi kanan terdapat deretan karya Sunaryo yang cenderung merepresentasikan gagasan abstrak, intuisi dan naluri. Di sisi kiri, terinspirasi oleh gagasan mengenai logika dan rasio.
ADVERTISEMENT
Sementara di bagian bawah tanah berada instalasi Batu Ruang, menampilkan terbentuknya alam semesta dalam video berdurasi 3 menit yang dapat disaksikan melalui pantulan layar ke sebuah batu berukuran besar.
Ada pula Batu Waktu yaitu pasangan Batu Ruang, yang mengingatkan manusia dengan konsep ruang dan waktu. Pada instalasi ini, terdapat tulisan amanat Raja Galunggung, "Hana nguni hana mangke, Tan hana nguni tan hana mangke" yang berarti, "Apabila ada masa sekarang, maka akan ada masa nanti.
Lawang Batu dan Batu Air adalah yang paling menyita perhatian karena diletakkan pada bagian tengah. Dua instalasi tersebut menjadi pemisah antara Wot Batu dengan dunia luar yang dikelilingi oleh gunung api dan jejak sejarahnya yang memukau.
ADVERTISEMENT
Di bagian atas Lawang Batu, Sunaryo juga memberi cap jari sebagai tanda bahwa Wot Batu adalah medium mahakarya yang tak lekang oleh waktu. Seperti sifat batu yang abadi, tempat ini sekaligus menjadi catatan warisan abad ke-21 bagi generasi mendatang.
"Wot Batu bukan hanya tempat wisata, tetapi juga sarana bagi pengunjungnya belajar mengenai eksistensi peradaban manusia yang kompleks dan penuh estetika. Pokonya recommended banget jadi bucket list selama berlibur di Bandung," kata Rizky (24) Seorang fresh graduate lulusan Pendidikan Sejarah yang sedang menjalani museum tur ke beberapa daerah.
"Transportasinya cukup praktis, banyak angkutan umum yang beroperasi dari berbagai rute. Sangat memudahkan wisatawan luar kota yang baru pertama kali ke sini. Tiket masuk seharga lima puluh ribu juga menurutku worth it untuk tempat sekeren itu,” tutup Rizky.
Foto E-Tiket Wot Batu: Dokumentasi Pribadi Penulis