Akan Investasi Rp 381 T di Rempang, Kalau Lambat Xinyi Group Bisa Kabur ke Johor

15 September 2023 11:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
Presiden Jokowi saksikan penandatanganan MoU industri kaca dan panel surya di Pulau Rempang antara Xinyi International dan PT Makmur Eka Graha di Shangri-La Hotel, Chengdu, China, pada Jumat, 28 Juli 2023. Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi saksikan penandatanganan MoU industri kaca dan panel surya di Pulau Rempang antara Xinyi International dan PT Makmur Eka Graha di Shangri-La Hotel, Chengdu, China, pada Jumat, 28 Juli 2023. Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Perusahaan China, Xinyi Group, yang akan investasi Rp 381 triliun di Pulau Rempang untuk membangun industri kaca dan panel surya untuk PLTS bisa mengalihkan investasinya ke Johor, Malaysia. Hal itu jika persoalan lahan yang memunculkan demonstrasi warga, tak cepat diselesaikan.
ADVERTISEMENT
Deputi III Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Elen Setiadi, mengungkapkan Malaysia juga berusaha merayu Xinyi Group agar mau berinvestasi membangun pabrik mereka di Johor.
"Ini kan PM Anwar Ibrahim juga meniru gaya-gaya Presiden Jokowi dalam mengundang investor ke negaranya. Bisa dibilang copy paste lah," ujar Elen Setiadi dalam perbincangan dengan media di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (14/9).
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso di Kantor Kemenko Perekonomian, Senin (14/8/2023). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
Sementara itu Sekretaris Kemenko Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, menuturkan total investasi yang akan ditanamkan Xinyi Group di Rempang mencapai Rp 381 triliun. Sedangkan untuk tahap awal sebesar USD 11,6 miliar atau sekitar Rp 170 triliun.
"Bayangkan Rp 170 triliun dalam 5 tahun, dari mana cari investasi sebesar itu? Totalnya (sampai tahun 2080) bahkan Rp 381 triliun," kata Susiwijono.
ADVERTISEMENT
Dia memaparkan, Xinyi Group merupakan industri kaca yang menggarap bisnis dari hulu ke hilir. Mulai dari pengolahan pasir kuarsa sebagai bahan baku, hingga produksi berbagai jenis kaca termasuk kaca untuk panel surya yang jadi komponen PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya).
Mereka, kata Susiwijono, mengalihkan industrinya ke luar dari China untuk mengantisipasi ketegangan politik Amerika Serikat (AS)-China yang bisa berdampak ke perdagangan global. AS mulai mewacanakan melarang impor segala produk China, sehingga akan menghambat bisnis Xinyi Group.
Kawasan Industri JIIPE Gresik Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru
"Jadi kita melihat pada saat sekarang geopolitiknya antara AS dan China makin keras seperti ini, kira-kira 2025 AS akan menutup semua impor mereka dari China. Maka inilah mulai produksi industri China seperti Xinyi cari basis produksi baru. Indonesia jadi pilihan mereka," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Sebelum di Rempang, Xinyi Group sudah membangun pabrik mereka melalui PT Xinyi Glass Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus JIIPE di Gresik, Jawa Timur. Investasi mereka di Gresik hanya sekitar USD 700 juta karena lahan yang terbatas.
Sedangkan di Pulau Rempang, Xinyi Group membutuhkan lahan seluas 2 ribu hektare. "Di Rempang ini akan jadi industri kaca terbesar di dunia. Pertimbangannya selain mendekati pasokan bahan baku, juga menyiasati kalau AS benar-benar melarang impor dari China," pungkas Susiwijono Moegiarso.