Konten dari Pengguna

ASEAN di Bawah Bayang-bayang Perubahan Iklim: Upaya Membangun Keamanan Regional

Ahmad Rizky Ramadhani
Saya mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Brawijaya.Saya memiliki ketertarikan kuat pada isu-isu pembangunan, ekonomi, sosial, politik, dan teknologi. Dengan latar belakang akademis yang mendalam, saya aktif dalam menulis & membuat publikasi.
29 September 2024 9:23 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Rizky Ramadhani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Selama beberapa dekade, konsep keamanan nasional telah bergeser dari fokus tradisional pada ancaman militer menjadi pemahaman yang lebih komprehensif. ASEAN, sebagai organisasi regional terkemuka di Asia Tenggara, telah berupaya membangun arsitektur keamanan regional yang ekstensif untuk mengatasi berbagai tantangan keamanan, termasuk konflik bersenjata, terorisme, dan kejahatan transnasional. Namun, munculnya perubahan iklim sebagai ancaman global yang semakin mendesak telah menghadirkan tantangan baru yang kompleks, menuntut ASEAN untuk meredefinisi dan memperluas konsep keamanan regionalnya.
ADVERTISEMENT
Perubahan iklim bukan hanya sekadar isu lingkungan. Fenomena ini telah dan akan terus menimbulkan dampak signifikan terhadap stabilitas dan keamanan regional. Kenaikan permukaan air laut, cuaca ekstrem, dan kelangkaan sumber daya alam mengancam kelangsungan hidup masyarakat, memicu migrasi massal, dan memicu konflik. ASEAN, sebagai kawasan yang sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim, harus segera mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi ancaman ini dan membangun arsitektur keamanan regional yang lebih tangguh.
Ilustrasi gambar adanya perubahan Iklim yang terjadi di Bumi. Foto: shutterstock/Piyaset
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gambar adanya perubahan Iklim yang terjadi di Bumi. Foto: shutterstock/Piyaset

Tantangan yang Dihadapi ASEAN dalam Upaya Membangun Keamanan Regional

ASEAN, sebagai organisasi regional tertua di Asia Tenggara, telah mencapai banyak kemajuan dalam mempromosikan kerjsama dan integrasi regional. Namun, dalam upaya membangun arsitektur keamanan regional yang ekstensif, ASEAN sendiri masih menghadapi sejumlah tantangan yang kompleks.
Peta ancaman regional kawasan Indo-Pasifik. Sumber: The Economist.com, 2021
ADVERTISEMENT

Peran Perubahan Iklim dalam Memicu Konflik Lahan serta Kenaikan Kriminalitas di Wilayah ASEAN

Perubahan iklim telah secara signifikan meningkatkan frekuensi dan intensitas kekeringan di Indonesia, memicu berbagai konflik terkait sumber daya alam. Kekurangan air akibat kekeringan menyebabkan persaingan sengit antara kelompok petani, peternak, dan industri untuk mendapatkan akses ke sumber air yang terbatas. Hal ini memicu konflik lahan, migrasi petani, dan eksploitasi sumber daya alam secara ilegal. Selain itu, degradasi lahan akibat kekeringan juga mengurangi produktivitas tanah dan meningkatkan kerentanan terhadap erosi.
Dinamika konflik ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk keterlambatan pemerintah dalam merespons bencana, ketidakadilan dalam distribusi bantuan, dan peran lembaga masyarakat adat. Contoh nyata dapat dilihat pada konflik lahan di Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan, di mana kekeringan memicu perebutan padang rumput dan penebangan hutan secara liar. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan pendekatan komprehensif yang meliputi pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan, pemberdayaan masyarakat, penyelesaian konflik secara damai, dan penegakan hukum yang tegas.
ADVERTISEMENT
Kenaikan Indeks Akumulasi Kriminalitas wilayah ASEAN dari 2021-2023. Sumber: Global Organized Crime Indeks
Disisi lain jika dilihat dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kasus akumulasi kriminalitas di wilayah ASEAN mengalami kenaikan yang signifikan dari skor 5.45 ditahun 2021 kemudian menjadi skor 5.82 ditahun 2023.

Upaya ASEAN dalam Memperkuat Arsitektur Keamanan Regionalnya dalam Mengatasi Perubahan Iklim yang Terjadi

Dalam mengatasi tantangan-tantangan ini secara ekstensif, ASEAN dapat membangun arsitektur keamanan regional yang lebih kuat dalam kasus perubahan iklim serta efektifitas untuk menghadapi dinamika keamanan kawasan yang semakin kompleks, diantaranya:
ADVERTISEMENT
Perubahan iklim telah muncul sebagai ancaman baru yang kompleks bagi kawasan ASEAN, memperparah tantangan keamanan regional yang sudah ada sebelumnya. Konflik lahan yang dipicu oleh kekeringan di Indonesia, misalnya, adalah sebuah contoh nyata bagaimana perubahan iklim dapat memicu ketidakstabilan dan mengancam kohesivitas sosial.
Tantangan ini semakin memperumit upaya ASEAN dalam membangun arsitektur keamanan regional yang ekstensif. Keanekaragaman anggota, persaingan kekuatan besar, dan ancaman non-tradisional seperti terorisme dan kejahatan transnasional, yang telah lama menjadi perhatian ASEAN, kini diperparah oleh dampak perubahan iklim.
ADVERTISEMENT