Selamat Tinggal Hyun Woo, Selamat Datang Zainuddin

Fandi Achmad Fahrezi
Fandi Achmad Fahrezi FKIP Pendidikan Sejarah Universitas Jember
Konten dari Pengguna
1 Juli 2024 9:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fandi Achmad Fahrezi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia dan Korea
There's no power than the power of good bye. Salam perpisahan acap kali awal dari perubahan, perubahan menuju kemajuan. Dalam sejarah, Indonesia pernah mengucapkan salam perpisahan untuk penjajahan dan akhirnya berbuah kemerdekaan. Merdeka kini, akankah kita mengucapkan perpisahan untuk persatuan yang memisahkan dan beralih ke persatuan yang saling meneguhkan?
ADVERTISEMENT
Populasi penduduk negeri ini menyentuh angka 279.788.890 jiwa yang terdiri dari 1.300 suku serta memiliki 720 bahasa di dalamnya. Tak heran jika Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah menetapkan sebanyak 1728 Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia sejak tahun 2013 hingga 2022 yang terbagi ke dalam 5 domain. Jumlah tersebut terdiri dari 491 warisan budaya dalam domain Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-Perayaan; 440 warisan budaya dalam domain Kemahiran dan Kerajinan Tradisional; 75 warisan budaya dalam domain Pengetahuan dan Kebiasaan Perilaku Mengenai Alam dan Semesta; 503 warisan budaya dalam domain Seni Pertunjukan; dan 219 warisan budaya dalam domain Tradisi Lisan dan Ekspresi. Diantara ribuan warisan budaya tersebut, budaya Indonesia yang mendunia masih akrab dengan jari-jemari. Nyatanya, kompleksitas tersebut belum bisa menuai kemajuan yang signifikan lantaran perpecahan terlampau sulit untuk di redam.
ADVERTISEMENT
Dengan jutaan manusia yang hidup di dalamnya, Indonesia sangat mampu untuk mendunia jikalau gagasan kemajuan terkonsolidasi, warga-warga yang kompeten dalam suatu bidang dapat terwadahi dan memiliki story teller handal untuk menceritakan keindahan negeri ini.
Layaknya Korea Selatan dengan 51.741.946 jiwa penduduknya mampu menggemparkan dunia dengan drama dan musiknya. Akhirnya, mata dunia semakin menatap Korea Selatan dan akibatnya kuliner, pariwisata, budaya dan produk-produk kecantikan dari Korea begitu laku dalam kancah dunia.
Zainuddin dan Hyun Woo
pixabay.clm
Penulis rasa, sudah saatnya mengucapkan salam perpisahan untuk perpecahan, mengkultuskan budaya asing dan kembali menggaungkan Indonesia. Andai saja film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk lebih mendunia daripada The Queen Of Tears sebab Zainuddin tak kalah tampan dengan Hyun-Woo, paras indah hayati juga tak kalah dengan Hae-in. Bahkan, Zainuddin jauh lebih romantis sebab ia begitu mahir mengarang puisi dan jauh lebih sabar dibandingkan dengan Hyun-Woo. Selain itu, Dalam film "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck terdapat nilai-nilai kebudayaan yang menonjolkan simbol-simbol kebudayaan minangkabau pada tahun 1930-an yang sangat kental akan adat dan budayanya.
ADVERTISEMENT
Perbadingan tersebut, bukan untuk menjatuhkan melainkan untuk menumbuhkan perasaan cinta akan sejarah dan kebudayaan bangsa Indonesia lewat jalur-jalur yang digemari oleh anak muda. Sebab, anak muda merasa pelajaran sejarah di sekolah begitu membosankan lantaran sang pendidik belum mampu menjadi story teller handal yang dapat menggugah rasa cinta akan tanah air melalui masa lalu.
Tentunya, indah dalam imajinasi jikalau film tadi dapat menjadi ladang promosi sejarah dan kebudayaan bangsa Indonesia yang nantinya akan mempengaruhi daya tarik pariwisata, musik dan kebudayaan di Indonesia. Bayangkan saja.