Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Apakah Kita Sedang Diawasi? Teknologi AI dan Privasi di Era Digital
14 Januari 2025 17:17 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Ratna Ayu Oktavia Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pendahuluan
Di era digital yang serba canggih, kecerdasan buatan (AI) telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Dari rekomendasi belanja di e-commerce, pengenalan wajah untuk membuka ponsel, hingga pengambilan keputusan dalam aplikasi keuangan, teknologi AI terus berkembang dan mengambil peran yang semakin besar. Namun, penggunaan AI dan pengumpulan data yang masif ini menimbulkan pertanyaan penting yaitu apakah privasi digital kita benar-benar aman?
ADVERTISEMENT
AI dan Pengumpulan Data: Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Teknologi AI bekerja dengan mengandalkan data. Data yang dihasilkan oleh aktivitas digital kita, seperti pencarian di internet, pola belanja, lokasi yang dikunjungi, dan bahkan kebiasaan tidur, digunakan untuk melatih algoritma AI. Sebagai contoh, algoritma rekomendasi di media sosial seperti TikTok dan Instagram menggunakan teknologi AI untuk menganalisis preferensi pengguna. Hal ini memungkinkan platform tersebut untuk menampilkan konten yang sesuai dengan minat pengguna, yang membuat kita lebih lama terhubung dengan aplikasi mereka. Meskipun ini terlihat menguntungkan, ada konsekuensi yang kurang terlihat seperti data kita digunakan tanpa transparansi penuh. Sebagian besar pengguna tidak mengetahui sejauh mana data mereka diproses atau untuk tujuan apa saja data tersebut digunakan.
ADVERTISEMENT
Privasi yang Terancam di Era Digital
Privasi telah menjadi salah satu isu utama dalam perkembangan AI. Kasus Cambridge Analytica pada tahun 2018, di mana data pribadi dari lebih dari 87 juta pengguna Facebook digunakan tanpa izin untuk memengaruhi hasil pemilu di Amerika Serikat, menunjukkan bagaimana data dapat dimanipulasi untuk tujuan politik. Ini adalah salah satu dari banyak contoh bagaimana data pribadi dapat disalahgunakan jika tidak dilindungi dengan baik.
Teknologi pengenalan wajah atau facial recognition juga menjadi sorotan. Sistem ini digunakan di berbagai negara untuk keperluan keamanan, seperti di bandara atau ruang publik. Namun, penggunaan teknologi ini juga memunculkan kekhawatiran, terutama terkait dengan privasi individu. Di Tiongkok, misalnya, teknologi pengenalan wajah digunakan untuk memantau aktivitas masyarakat sebagai bagian dari sistem social credit score. Sistem ini memengaruhi akses masyarakat terhadap layanan publik berdasarkan perilaku mereka, yang memicu kritik dari berbagai kalangan mengenai pelanggaran hak privasi.
ADVERTISEMENT
AI, Pilihan Pribadi, dan Kontrol yang Tidak Terlihat
Salah satu aspek yang sering terabaikan adalah bagaimana AI memengaruhi pilihan pribadi kita. Algoritma AI dirancang untuk memprediksi perilaku pengguna berdasarkan pola data yang dikumpulkan, misalnya ketika kita mencari sebuah produk di platform belanja online, AI akan merekomendasikan produk serupa, yang kadang memengaruhi keputusan kita tanpa kita sadari.
Hal ini menunjukkan bahwa AI tidak hanya mengamati kita, tetapi juga membentuk perilaku kita. Algoritma yang terlalu personalisasi dapat membuat pengguna kehilangan otonomi dalam pengambilan keputusan. Dalam jangka panjang, hal ini dapat mengikis kebebasan pilihan dan menjadikan kita "produk" dari algoritma yang dirancang oleh perusahaan teknologi.
Mengapa Kita Harus Peduli?
Beberapa orang mungkin berpikir bahwa privasi bukanlah masalah besar selama tidak ada yang "disembunyikan". Namun, kehilangan privasi tidak hanya tentang apa yang Anda sembunyikan, tetapi tentang bagaimana data Anda digunakan tanpa persetujuan. Data pribadi yang tidak dilindungi dapat digunakan untuk memanipulasi opini publik, memengaruhi keputusan politik, atau bahkan menciptakan diskriminasi dalam layanan tertentu.
ADVERTISEMENT
Di Eropa, muncul regulasi seperti General Data Protection Regulation (GDPR) yang memberikan kontrol lebih kepada pengguna atas data pribadi mereka. Pengguna memiliki hak untuk mengetahui bagaimana data mereka digunakan, meminta penghapusan data, atau membatasi pengolahan data tertentu. Namun, di banyak negara, termasuk Indonesia, perlindungan data pribadi masih dalam tahap awal, meskipun Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) telah disahkan pada 2022.
Perspektif
Teknologi AI dipercaya membawa manfaat besar, tetapi harus diimbangi dengan kebijakan dan kesadaran masyarakat yang kuat. Pengguna harus lebih kritis terhadap layanan digital yang mereka gunakan dan tidak ragu untuk menuntut transparansi dari perusahaan teknologi. Di sisi lain, pemerintah dan organisasi internasional perlu bekerja sama untuk menciptakan kerangka regulasi yang melindungi privasi pengguna tanpa menghambat inovasi teknologi.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, perusahaan teknologi dapat diberi insentif untuk mengadopsi pendekatan privasi yang lebih baik, seperti menggunakan enkripsi end-to-end atau meminimalkan pengumpulan data yang tidak relevan. Selain itu, edukasi publik mengenai pentingnya privasi digital perlu ditingkatkan agar masyarakat dapat lebih bijak dalam menggunakan teknologi.
Kesimpulan
Di tengah perkembangan AI yang pesat, penting bagi kita untuk mempertimbangkan implikasi teknologi ini terhadap privasi dan kebebasan individu. Meskipun AI dapat membuat hidup kita lebih mudah dan efisien, ada risiko yang harus kita sadari. Sebagai masyarakat, kita perlu lebih waspada terhadap bagaimana data kita digunakan, serta mendorong kebijakan yang melindungi hak-hak kita di dunia digital. Dengan cara ini, kita dapat memastikan bahwa teknologi bekerja untuk kita, bukan sebaliknya.
ADVERTISEMENT
Live Update
Gedung Glodok Plaza yang terletak di Jalan Mangga Besar II Glodok Plaza, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat, terbakar, pada Rabu (15/1) malam. Kebakaran dilaporkan terjadi pada pukul 21.30 WIB. Api diduga bersumber dari lantai 7.
Updated 16 Januari 2025, 13:59 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini