Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mungkinkah Teknologi Penyambung Tulang Canggih Menjadi Solusi bagi Indonesia?
26 Desember 2024 13:43 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Andine Zahra Nira Pawesthy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporan WHO dan International Osteoporosis Foundation (IOF), sekitar 50% kasus patah tulang global disebabkan oleh osteoporosis. Di Indonesia, patah tulang belakang dilaporkan mencapai 9% pada perempuan dan 16% pada laki-laki dewasa, sehingga penting untuk mencari solusi medis yang lebih baik untuk masalah ini. Di samping itu, perkembangan teknologi medis terus menghadirkan solusi inovatif. Salah satunya adalah teknologi penyambung tulang canggih yang mampu mempercepat proses penyembuhan patah tulang. Dikembangkan oleh Universitas Saarland di Jerman, alat ini dapat memantau kondisi tulang secara langsung dan menyesuaikan perawatan dengan kebutuhan pasien. Selain itu, alat ini juga dapat menyesuaikan kekakuan dan fleksibilitas sesuai dengan kebutuhan tulang masing-masing orang. Langkah ini lebih maju dibandingkan dengan perawatan yang biasa diterapkan. Namun, apakah teknologi ini dapat menjadi solusi efektif untuk masalah patah tulang di Indonesia?
ADVERTISEMENT
Jerman, sebagai pelopor teknologi penyambung tulang, telah memimpin pengembangan dan implementasi teknologi medis canggih ini, didukung oleh infrastruktur kesehatan lebih maju, fasilitas medis modern, dan kebijakan yang mendorong inovasi. Negara ini memiliki regulasi ketat dan dukungan riset yang memungkinkan tenaga medis bertindak profesional untuk mengadopsi teknologi lebih cepat, serta kesadaran masyarakat yang tinggi terhadap manfaat teknologi tersebut.
Jika teknologi ini langsung diterapkan di Indonesia, akan ada beberapa masalah yang harus dipikirkan, terutama permasalahan terkait biaya. Meskipun wujud teknologi ini belum dapat ditemukan pastinya di internet, harga pasti untuk teknologi ini bervariasi bergantung pada jenis perangkat dan rumah sakit yang menggunakannya, perangkat medis seperti ini umumnya akan lebih terjangkau di negara dengan infrastruktur medis yang lebih maju dibandingkan Indonesia. Di Indonesia, harga teknologi penyambung tulang bisa berkisar antara Rp 50 juta hingga Rp 500 juta, bergantung pada adanya fitur tambahan pada alat yang menyesuaikan kekakuan tulang dan kemampuan pemantauannya dalam penyembuhan tulang. Teknologi penyambung tulang menawarkan kemampuan pemantauan dengan waktu nyata, penyesuaian fleksibilitas, dan rangsangan pertumbuhan sel tulang, sehingga mempercepat proses penyembuhan. Bahkan, sekitar 86% pasien yang menggunakan teknologi ini menunjukkan pemulihan yang baik. Seiring meningkatnya jumlah lansia yang mengalami fraktur di Indonesia, yang umumnya disebabkan oleh osteoporosis, teknologi ini dapat menjadi solusi yang membantu meningkatkan kualitas hidup mereka. Jumlah fraktur lansia di Indonesia mencapai 17,5%, dan angka ini akan terus meningkat seiring bertambahnya usia penduduk.
ADVERTISEMENT
Alat ini digabungkan dengan konsep otot buatan untuk menciptakan sistem perawatan yang lebih efisien. Otot buatan dapat berfungsi memberikan pengaruh tambahan pada area yang mengalami cedera dan membantu mempercepat proses penyembuhan. Dengan tambahan ponsel pintar yang dapat memantau kesehatan pasien secara real-time, dokter dapat lebih baik mendeteksi komplikasi dan menyesuaikan perawatan yang dibutuhkan. Kombinasi ini menjanjikan kemajuan signifikan dalam perawatan patah tulang.
Bersamaan dengan manfaat yang didapat, alat penyambung tulang dan otot buatan mungkin hanya akan dapat diakses di rumah sakit besar atau oleh orang dengan finansial cukup. Studi yang dilakukan oleh World Bank menunjukkan ada sekitar 35% populasi di Indonesia yang masih hidup di bawah garis kemiskinan, yang berarti akan ada banyak orang yang tidak dapat menjangkau layanan kesehatan yang lebih mahal seperti ini. Di negara dengan akses layanan kesehatan yang masih terbatas, hal ini dapat menyebabkan ketidakadilan dalam perawatan pasien. Banyak pasien di daerah terpencil tidak akan mendapatkan manfaat dari teknologi berkembang seperti ini, yang dapat memperburuk masalah dalam sistem kesehatan negara. Tidak hanya itu, banyak rumah sakit di Indonesia, terutama yang ada di daerah kecil, mungkin tidak akan siap untuk menggunakan teknologi canggih seperti ini. Menurut data Kementerian Kesehatan, banyak fasilitas kesehatan di daerah terpencil yang tidak memadai pelatihan untuk menerapkan teknologi baru.
Untuk mengatasi tantangan ini, beberapa langkah dapat diambil. Pemerintah dapat memberikan bantuan dana atau subsidi untuk rumah sakit di daerah agar mereka dapat mengakses teknologi dengan biaya yang dapat ditekankan dan terjangkau. Program pelatihan untuk tenaga medis juga sangat penting agar mereka dapat menggunakan alat penyambung tulang dan otot buatan secara lebih benar dan efisien. Koordinasi antara pemerintah, lembaga penelitian, dan perusahaan teknologi medis dapat mendorong pengembangan solusi yang lebih sesuai untuk kebutuhan dan kondisi masyarakat Indonesia. Dengan cara ini, teknologi inovatif akan dapat diimplementasikan secara luas dan bermanfaat.
ADVERTISEMENT
Penting untuk tetap mengkritisi dan berpikir dahulu mengenai langkah-langkah tersebut dengan lebih bijaksana. Meskipun faktanya investasi dalam teknologi kesehatan dapat meningkatkan perawatan, kita juga harus dapat menyadari bahwa teknologi tidak selalu menjadi solusi ajaib. Ada risiko terhadap keamanan dan efektivitas penggunaan teknologi baru, terutama di negara dengan infrastruktur kesehatan yang belum sepenuhnya mapan. Oleh karena itu, perlu ada evaluasi menyeluruh tentang manfaat dan risiko terkait penerapan teknologi ini. Keseimbangan antara teknologi dengan kebutuhan dan kesehatan masyarakat lokal harus menjadi prioritas agar solusi yang diusulkan efektif dan dapat diakses oleh semua lapisan.
Jika semua pihak, mulai dari pemerintah hingga rumah sakit, bekerja sama dengan baik, penggunaan alat penyambung tulang dan otot buatan pada perawatan patah tulang dapat membawa perubahan positif pada kualitas kesehatan Indonesia. Dengan kolaborasi dan perencanaan yang baik, teknologi ini dapat membantu menciptakan sistem kesehatan yang lebih adil dan efektif bagi semua orang, terutama mengingat jumlah lansia yang mengalami fraktur di Indonesia semakin meningkat
ADVERTISEMENT