Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.0
5 Fakta Pembelian 11 Jet Tempur SU-35 Rusia yang Tak Kunjung Beres
29 Januari 2019 8:17 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
ADVERTISEMENT
Kementerian Pertahanan RI berencana membeli 11 pesawat tempur Sukhoi jenis SU-35 dari Rusia. Pembelian pesawat tersebut menggunakan skema pembayaran tunai dan imbal dagang Indonesia ke Rusia dengan 30 komoditas yang bakal diekspor ke sana.
ADVERTISEMENT
Pembelian 11 Sukhoi bernilai USD 1,14 miliar ini melibatkan tiga kementerian terkait yaitu Kementerian Pertahanan, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Keuangan dengan perannya masing-masing.
Kemenhan bertugas membeli 11 Sukhoi SU-35, Kementerian Keuangan yang mencari pinjaman ke luar negeri, dan Kementerian Perdagangan membantu membayar pembelian ini dengan skema imbal dagang ke Rusia.
Apa kabarnya saat ini? Berikut kumparan rangkum info terbaru tentang pembelian 11 Sukhoi yang belum juga terealisasi.
1. Dua Kementerian Saling Klaim Sudah Selesaikan Tugasnya
Wacana pembelian Sukhoi sudah disampaikan pemerintah pada 2017 lalu. Waktu itu Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyebutkan pembelian 11 pesawat tempur Rusia ini bakal menggunakan imbal dagang komoditas Indonesia.
Setahun kemudian, tepatnya pada 14 Februari 2018, Kementerian Pertahanan menandatangani kontrak pembelian tersebut. Tapi, hingga saat ini, pembelian tersebut belum juga selesai.
ADVERTISEMENT
Saling klaim kementerian pun terjadi antara Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertahanan. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan, proses pembelian ini memang masih berjalan di dalam negeri, tapi dia mengklaim, tugas dari lembaganya sudah selesai dan menunggu arahan selanjutnya dari Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu.
Sementara Ryamizard juga mengklaim proses di kementeriannya sudah selesai. Kata dia, pembelian ini tinggal menunggu urusan di dua kementerian lainnya selesai.
“Sukhoi itu kan ada tiga menteri. Urusan saya sudah selesai, tapi imbal dagang kan ada di Kemendag. Kalau sudah selesai ekspor apa-apanya, Menkeu juga. Kalau saya sudah selesai," kata dia.
2. Pembelian Sukhoi Tunggu Kepastian Utang Luar Negeri
Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan Laksamana Muda TNI Agus Setiadji. Dia mengatakan, alasan pembelian 11 Sukhoi belum juga rampung karena masih berproses di dua kementerian lainnya yaitu Kementerian Perdagangan dan Kementerian Keuangan.
ADVERTISEMENT
Kata Agus, Kementerian Keuangan hingga saat ini masih mencari lembaga peminjam atau lender untuk membiayai pembelian 11 Sukhoi yang harganya senilai USD 1,14 miliar.
“Sekarang kan kontrak sudah ditandatangani, jadi proses pengadaan barang dan jasa itu ada beberapa tahapan. Kementerian Perdagangan soal imbal dagangnya, Kementerian Keuangan cari lender-nya. Jadi sekarang masih belum selesai. Kementerian Keuangan masih mencari lender-nya. Lender-nya, peminjamnya (yang belum siap),” kata dia.
3. Skema Pembelian Sukhoi, 50 Persen dari Utang Luar Negeri
Agus juga menjelaskan, lender yang terpilih nantinya bakal membiayai 85 persen dari total nilai pembelian Sukhoi seharga USD 1,14 miliar. Dari angka itu, 50 persennya bakal dibayar oleh 30 komoditas ekspor Indonesia ke Rusia yang dikomandoi Kementerian Perdagangan.
ADVERTISEMENT
Sementara 15 persen sisanya, kata Agus, akan dibiayai dari anggaran internal Kementerian Pertahanan dalam bentuk Rupiah Murni Pendamping (RMP).
Untuk skema imbal dagang, Agus mengatakan Rusia pada dasarnya sudah setuju dengan konsep tersebut. Daftar 30 komoditas untuk dibarter pun sudah masuk ke Rusia. Tapi Agus mengaku tidak tahu perkembanganya saat ini seperti apa.
4. Kemenhan Berharap Tahun Ini Sudah Ada Dua Unit Sukhoi yang Tiba di Indonesia
Menurut perjanjian awal, 11 Sukhoi didatangkan secara bertahap. Kata dia, jika pencarian lender sudah selesai dan penetapan jenis serta volume komoditas yang bakal dibarter rampung tahun ini, maka kontrak akan berjalan efektif.
Agus berharap, tahun ini urusan dua kementerian sudah selesai. Dengan begitu, Sukhoi tersebut bisa didatangkan ke Indonesia tahun ini. Untuk jumlah Sukhoi yang didatangkan di awal, tergantung negosiasi Kementerian Keuangan, tapi dia meminta dua unit terlebih dulu.
ADVERTISEMENT
5. Kemenhan Menjamin Pembelian Sukhoi Rusia Tak Ganggu Hubungan RI dengan AS
Sebelum Indonesia, China lebih dulu membeli Sukhoi SU-35 dari Rusia. Atas aksinya itu, Amerika Serikat memberikan sanksi kepada lembaga militer China.
Bagaimana dengan Indonesia?
Agus berharap, dengan pembelian ini, tidak akan berdampak pada hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat. Kata dia, Indonesia memiliki hubungan yang baik dengan AS, begitu pun dengan Rusia.
“Kita baik semua, enggak dimusuhin. Kita berharap enggak ada dampak. Baik-baik saja (hubungannya),” ucap dia.
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 6 November 2024, 14:32 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini