6 Sikap Indonesia Terhadap Boeing 737 Max 8

14 Maret 2019 8:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas Inspektur Kelaikudaraan DKPPU Kementerian Perhubungan dan tekhnisi Lion Air melakukan pemeriksaan seluruh mesin dan kalibrasi dengan menggunakan alat simulasi kecepatan dan ketinggian pesawat pada pesawat Boeing 737-Max 8 milik Garuda Indonesia di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (12/3). Foto: FOTO/Muhammad Iqbal
zoom-in-whitePerbesar
Petugas Inspektur Kelaikudaraan DKPPU Kementerian Perhubungan dan tekhnisi Lion Air melakukan pemeriksaan seluruh mesin dan kalibrasi dengan menggunakan alat simulasi kecepatan dan ketinggian pesawat pada pesawat Boeing 737-Max 8 milik Garuda Indonesia di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (12/3). Foto: FOTO/Muhammad Iqbal
ADVERTISEMENT
Kejadian jatuhnya pesawat jenis Boeing 737 Max 8 milik Ethiopian Airlines pada Minggu terus membuat beberapa negara termasuk Indonesia mengambil sikap tegas.
ADVERTISEMENT
Setelah mengeluarkan larangan terbang sementara (grounded) sejak Senin (11/3), ada beberapa langkah yang diambil pemerintah dan maskapai untuk menyikapi hal ini agar keselamatan penumpang terjamin nantinya.
Apa saja? Berikut kumparan rangkum:
1. Indonesia Minta Arahan Amerika untuk Masa Larangan Terbang
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Polana B Pramesti mengatakan, Indonesia telah berkirim surat ke Badan Penerbangan Sipil Amerika Serikat (Federal Aviation Administration/FAA).
Dalam surat itu, pemerintah meminta saran atau masukan kepada FAA tentang tindak lanjut atas larangan sementara ini. Dia juga ingin Amerika memberikan pandangan apakah yang dilakukan Indonesia terhadap pesawat ini sudah sesuai atau belum demi menjamin keselamatan penumpang.
Hingga kini larangan terbang sementara untuk Boeing 737 Max 8 masih diberlakukan. Dia menuturkan belum tahu sampai kapan masa larangan ini bakal diberlakukan dan akan menunggu jawaban dari FAA terlebih dahulu. Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, kata dia, meminta grounded berlaku hingga tiga minggu ke depan.
Konferensi Pers Terkait Boeing 737 Max 8 bersama Direktorat Jenderal Perhubungan, Lion Air, dan Garuda Indonesia di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Rabu (13/3). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
2. Luhut Minta RI Tak Buru-buru Cabut Larangan Terbang Sementara
ADVERTISEMENT
Sebagai Menteri Koordiantor Bidang Kemaritiman yang membawahi Kementerian Perhubungan, Luhut Binsar Pandjaitan meminta Indonesia tak terburu-buru mencabut larangan terbang sementara.
Kata dia, semua pihak harus memastikan terlebih dahulu bahwa pesawat ini bisa terbang dengan aman nantinya dengan melakukan inspeksi-inspeksi intensif, termasuk menunggu jawaban Boeing. Katanya, bisa saja grounded diberlakukan 3 minggu atau sebulan ke depan.
3. Baru 4 Pesawat Boeing yang Diperiksa Intensif oleh Kemenhub
Sebanyak 4 pesawat jenis Boeing 737 Max 8 sudah diperiksa oleh Kementerian Perhubungan, maskapai Lion Air dan Garuda Indonesia, dan pihak terkait.
"Ada Lion Air 3 pesawat dan Garuda Indonesia 1 pesawat (yang sudah diinspeksi)," kata Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (KPPU) Kementerian Perhubungan Avirianto.
ADVERTISEMENT
Dia menjelaskan, ada 3 tahapan yang dilakukan pada pemeriksaan pesawat Boeing 737 Max 8, yaitu angle of attack yang terkait dengan keseimbangan sudut antara sayap pesawat dan aliran udara. Lalu, setelah ada tahap cek kecepatan atau check speed, terakhir inspeksi pada pilot maskapai.
Dari 4 pesawat tersebut, baru 1 tahap pemeriksaan yang dilalui. Dia enggan menyebutkan berapa lama masa pemeriksaan dari masing-masing tahap tersebut. Tapi, kata dia, sejauh ini tidak ada temuan masalah dalam 4 pesawat tersebut. Meski begitu, kejadian ini membuat Indonesia terus melakukan inspeksi intensif kepada semua pesawat ini setiap harinya.
Puing-puing sisa kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines ET 302 (10/3), di dekat kota Bishoftu, tenggara Addis Ababa, Ethiopia. Foto: REUTERS/Tiksa Negeri
4. Bantu Investigasi, Indonesia Bakal Kirim Tim ke Ethiopia
Indonesia bakal mengirim tim ke Addis Ababa, Ethiopia, tempat lokasi jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines pada Minggu (13/3). Tim yang dikirim bakal membantu investigasi di sana. Polana mengatakan, tim yang bakal dikirim terdiri atas personel Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
ADVERTISEMENT
"Dengan adanya kejadian kecelakaan di Ethiopia, kami dari hubungan udara, sudah berkoordinasi dengan KNKT kami akan mengirim tim investigator untuk investigasi kecelakaan tersebut," kata dia.
Sementara itu, Ketua Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo yang ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman mengatakan untuk rencana bantuan tersebut ke Ethiopia sudah disampaikan Indonesia ke sana. Tapi, kata dia, mereka belum meresponsnya.
"Kita menawarkan ke Ethiopia, belum dijawab dari sana. Kalau diminta kami bersedia membantu. Kalau tidak mau dibantu masa tiba-tiba datang. Sudah (surat sudah dikirim), belum dijawab," ucap Nurcahyo.
Boeing 737 Max 8 Foto: Dok. Boeing
5. Indonesia dan Negara Asean Bahas Tentang Grounded Boeing 737 Max
Luhut menyebut saat ini Indonesia tengah mengajak negara-negara yang berada di ASEAN untuk membahas masalah terkini Boeing 737 Max 8. Hal ini kata dia akan dilakukan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Polana B Pramesti.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, ajakan untuk duduk bareng bersama negara di se-Asia Tenggara itu untuk menyamakan pandangan tentang larangan pesawat buatan Amerika Serikat melintas di masing-masing negara. Di ASEAN, Singapura sudah menetapkan aturan ini.
"Ibu Polana (Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan) sedang kerja sama denga negara ASEAN yang punya Boeing 737 Max ini bagaimana langkahnya. Karena ini baru pertama kali ini bahwa datang, terbang di daerah seperti ke Singapura enggak boleh. Jadi ya kita samakan dulu pandangan kita terhadap kejadian ini," kata dia.
Indonesia sendiri, hingga saat ini baru menerapkan larangan terbang Boeing 737 Max 8 di dalam negeri untuk sementara (temporary grounded). Tapi, maskapai lain dari luar negeri yang membawa pesawat jenis ini masih diperbolehkan melintasi langit Indonesia.
ADVERTISEMENT
6. Garuda Kaji Pemesanan dan Lion Air Tunda Pengiriman Boeing 737 Max
Garuda Indonesia tengah mengkaji kelanjutan pesanan pesawat Boeing 737 Max 8. Pesawat yang bakal dipesan berjumlah 49 unit.
Ke-49 pesawat ini merupakan rangkaian pembelian Garuda Indonesia dalam jangka panjang dengan total 50 unit. Satu pesawat yang datang lebih dulu sudah digunakan untuk rute seperti ke Hong Kong, Singapura, dan Surabaya.
Direktur Teknik Garuda Indonesia I Wayan Susena enggan mengatakan alasan pengkajian pemesanan ini dilakukan sebab berapa di direktorat lain. Tapi, kata dia, perusahaan memang saat ini tengah mengevaluasi kinerja pesawat ini sembari menunggu hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan federasi penerbangan sipil AS.
"Ya, itu kami masih pelajari. Direktur Operasional masih evaluasi internal bagaimana Federation Aviation Administration (FAA) menginvestigasi insiden Max 8 dan KNKT (terkait Lion Air JT 610)," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Lion Air yang sudah memiliki 10 Boeing 737 Max 8 bakal menunda pemesanan sisa pesawat ini ke perusahaan yang bermarkas di Amerika Serikat ini. Adapun jumlah sisa pesawat yang bakal dipesan dari Boeing berjumlah 215 unit dari total pemesanan 226 pesawat.
Managing Director Lion Air Daniel Putut mengungkapkan alasan penundaan karena menunggu hasil investigas KNKT pada jatuhnya Lion Air JTB 610 pada Oktober 2018. Hingga saat ini, KNKT masih melakukan penyelidikannya.
"Kami istilahnya underreview. Tapi belum sampai pada pembatalan. Tapi kami tunda tunggu result dari KNKT. Ditambah lagi kecelakaan Ethophia. Itu kami diskusi juga sama Boeing. Apakah mau switch dan lainnya, enggak dulu. Tapi soal yang pembelian itu sudah confirm order," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Lion Air dan Garuda Indonesia menjamin kejadian ini tidak mengganggu operasional perusahaan. Sebab saat ini mereka memiliki cadangan pesawat lain yang tidak kena larangan terbang sementara. Apalagi, saat ini sedang low season.