7 Langkah yang Disiapkan Krakatau Steel Usai Direkturnya Kena OTT KPK

25 Maret 2019 7:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi Pers PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Terkait Kasus OTT Wisnu Kuncoro. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi Pers PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Terkait Kasus OTT Wisnu Kuncoro. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
Penangkapan Direktur Riset Teknologi dan Produksi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, Wisnu Kuncoro, dalam operasi tangkap tangan (OTT) KPK membuat perusahaan kaget.
ADVERTISEMENT
Wisnu yang sekarang sudah ditetapkan sebagai tersangka bersama 3 orang lainnya disangkakan menerima suap ratusan juta rupiah dari pihak swasta untuk tender pengadaan barang dan jasa anggaran 2019.
Manajamen pun tak ingin masalah ini berlarut-larut dan membebani perusahaan. Karena itu, Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim, melakukan berbagai langkah untuk merespons kejadian tersebut. Berikut langkahnya yang dirangkum kumparan, Senin (25/3):
1. Percepat Bersih-bersih Perusahaan
Usai beberapa karyawannya kena OTT KPK, Silmy Karim langsung meladeni pertanyaan wartawan. Dalam konferensi pers yang digelar Minggu (24/3) siang, Silmy menegaskan bakal mempercepat langkah bersih-bersih perusahaan usai kejadian ini.
Dia ingin kasus korupsi di KS yang dilakukan Wisnu menjadi yang terakhir. Karena itu, hari ini, Silmy bakal mengumpulkan semua jajaran direksi dan karyawannya untuk kembali mengingatkan kesadaran kerja profesionalisme dalam penerapan good corporate governance (GCG).
ADVERTISEMENT
Silmy yang baru menjabat menjadi Dirut KS ini mengakui bahwa selama ini performa perusahaan tidak baik. Karena itu, saat diminta masuk ke KS, salah satu tugas utamanya adalah menyehatkan keuangan perusahaan yang rugi sejak 2012.
2. Sebut Proyek yang Diincar Penyuap Belum Masuk Rencana Kerja Perusahaan 2019
Silmy juga mengatakan proyek yang disangkakan KPK tersebut belum tercatat dalam rencana kerja perusahaan tahun ini. Karena itu, dia mengklaim tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari kasus ini terhadap kinerja perusahaan.
Kata dia, dalam berita di beberapa media, disebutkan proyek yang dimaksud bernilai Rp 24 miliar. Tapi, setelah dicek oleh perusahaan, kata Silmy, proyek dengan nilai tersebut tidak ada.
"Para mitra sudah kontak kami, khususnya yang dari internasional. Tidak ada satu hal yang dikawatirkan karena saya juga cek rekan-rekan di sini terkait proyek yang disangkakan itu blm tercatat dalam rencana kerja Krakatau Steel di 2019," kata dia.
ADVERTISEMENT
3. Silmy dan Jajaran Direksi Tak Kenal dengan Para Penyuap dan Perantaranya
Kasus dugaan suap yang menjerat Direktur Produksi dan Teknologi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, Wisnu Kuncoro, tak luput dari peran seseorang bernama Alexander Muskitta.
Alexander dalam kasus ini, diduga berperan sebagai perantara suap dari Presiden Direktur PT Grand Kartech, Kenneth Sutardja dan Bos Tjokro Group, Kurniawan Eddy Tjokro alias Yudi Tjokro.
Terkait hal itu, Silmy menegaskan pihaknya tak mengenal nama-nama yang disebutkan KPK. "Saya dan direksi tidak mengenal nama nama tersebut. Tidak pernah berhhubugan," kata dia.
Direktur Utama PT. Krakatau Steel, Silmy Karim ketika mengunjungi kantor kumparan. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
4. Ambil Alih Tugas Kerja Wisnu Kuncoro
Saat ini, posisi Wisnu diambil alih oleh Silmy dan salah satu direksinya yaitu Rahmad Hidayat. Rahmad merupakan Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) KS.
ADVERTISEMENT
Dalam jabatan Wisnu, Silmy mengambil tanggung jawab untuk proyek dan keputusan strategis. Sementara kerja operasional sehar-hari ditangani Rahmad.
Diakui Silmy, sebenarnya Rahmad sudah mengurusi pekerjaan Wisnu sejak seminggu lalu. Sebab, Wisnu telah mengajuk cuti pada pekan lalu sebelum ditangkap.
5. Beri Pendampingan Hukum ke Wisnu Kuncoro
Meski manajemen kaget dan kecewa terhadap tindakan Wisnu Kuncoro, Silmy mengatakan perusahaan bakal memberikan bantuan dan pendampingan secara hukum kepada Wisnu. Tapi, dia tidak merinci apa saja bantuan yang dimaksud.
"Sesuai dengan aturan. Kita ada fasilitas-fasilitas yang diberikan tapi tentunya kita tidak bisa melanggar dari yang diatur, apakah ini masih bisa dan sampai batas mana. Pada intinya sesuai dengan aturan yang ada, kita support," kata.
ADVERTISEMENT
6. Konsultasi ke Menteri BUMN Rini Soemarno Bahas Nasib Wisnu Kuncoro
Adapun untuk pejabat pengganti Wisnu, Silmy masih membicarakannya dengan Kementerian BUMN. Pencopotan dan pengakatan direksi BUMN bakal dilakukan melalui mekanisme yang sudah ada. Perusahaan sendiri tercatat bakal menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 26 April 2019.
"Untuk penggantian yang sifatnya permanen memang harus melewati RUPS dan yang tak terskejul tetap harus diskejulkan, ada namanya RUPSLB. Saya msih konsultasi dengan deputi dan ibu menteri terkait langkah selanjutnya dan penggantian," tuturnya.
7. Proyek Bangun Klaster Baja di Cilegon Jalan Terus
Silmy menjamin proyek dan produksi baja perusahaan tidak bakal terganggu. Kata dia, hubungan dengan investor dan mitra kerja Krakatau Steel pun tetap terjaga meski ada kasus ini.
ADVERTISEMENT
Silmy memaparkan untuk tahun ini, perusahaan telah menganggarkan rencana investasi sepanjang tahun sebesar USD 400 juta. Dana ini bakal digunakan paling banyak untuk investasi dari induk usaha, yaitu penyelesaian proyek hot strip mill dua yang bakal diselesaikan April 2019.
Sementara sisanya, kata dia, bakal digunakan untuk kegiatan anak usaha. Silmy menjamin kejadian ini tidak berpengaruh pada kinerja perusahaan, termasuk produksi baja perseroan. Proyek-proyek strategis KS juga tetap berjalan, termasuk pembangunan klaster baja di Cilegon agar bisa produksi 10 juta ton baja pada 2025.
"10 juta ton baja di kluster Cilegon ini tidak akan mundur dan tetap dicanangkan. Proyek-proyek juga jalan dengan lancar dan tindak lanjut agar apa yang terjadi pada dua hari ini tidak terjaga dan jalannya perseroan," jelasnya.
ADVERTISEMENT