Adrian Maulana Bagikan Tips Mudah Berinvestasi buat Pemula

24 Agustus 2019 16:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Adrian Maulana. Foto: Instagram @adrianmaulana
zoom-in-whitePerbesar
Adrian Maulana. Foto: Instagram @adrianmaulana
ADVERTISEMENT
Masyarakat Indonesia kini semakin melek investasi. Namun tak sedikit yang masih bingung untuk memulai berinvestasi dan memilih jenis apa yang sesuai dengan kebutuhan.
ADVERTISEMENT
Adrian Maulana, Wakil Manajer Investasi PT Schroder Investment Management Indonesia mengatakan, untuk menentukan jenis investasi bagi pemula dan sesuai dengan kebutuhan, hal utama yang harus disiapkan adalah tujuan. Apakah dana tersebut akan digunakan dalam jangka pendek, panjang, atau digunakan saat pensiun.
"Untuk pemula harus benar-benar tahu dulu, dia mau uangnya ini untuk apa. Jangka waktunya berapa lama, setahun kah, tiga bulan, atau lima tahun, sepuluh tahun, atau puluhan tahun saat pensiun," ujar Adrian dalam diskusi di JCC Senayan, Jakarta, Sabtu (24/8).
Adrian yang juga mantan pemain sinetron dan model itu menyarankan, bagi pemula yang ingin memulai investasi bisa memilih instrumen reksa dana pasar uang. Ini bisa digunakan jika memang tujuan penggunaan dananya dalam waktu singkat.
ADVERTISEMENT
"Kalau mau sebentar, tiga bulan atau setahun, bisa pilih reksa dana di pasar uang. Ini kalau mau belajar dulu, jumlahnya sedikit dulu aja, mulai coba-coba bisa di sini," katanya.
Ilustrasi investasi. Foto: Stevepb via Pixabay (CC0 Public Domain)
Namun jika memang seseorang sudah memiliki tujuan, misal untuk membeli rumah, ibadah haji, umroh, atau membeli mobil, Adrian menyarankan untuk mulai berinvestasi di reksa dana saham. Selain imbal hasilnya yang lebih tinggi dibandingkan reksa dana pasar uang, instrumen ini juga dinilai lebih menguntungkan.
"Kalau untuk jangka panjang, saya sarankan di pasar saham. Pasar modal Inodnesia, khusunya saham, dari 21 tahun hanya pernah tujuh kali imbal hasilnya negatif, selebihnya positif semua. Artinya kalau mau hitung-hitungan kasar, ini peluangnya lebih besar," kata Adrian Maulana.
ADVERTISEMENT
Dia juga menyebut, tren imbal hasil ke depan juga akan terus meningkat. Adapun saat ini rata-rata return di reksa dana pasar saham mencapai 12 persen per tahun.
"Kalau dia disipilin Rp 1 juta investasi setiap bulan di reksa dana pasar saham, dengan return taruh lah 12 persen rata-ratanya, dalam lima tahun dia peroleh Rp 67 juta. Apalagi sekarang ada pemangkasan pajak bunga, jadi akan lebih untung," katanya.
Ia menambahkan, imbal hasil yang lebih tinggi itu tentunya tak bisa dirasakan jika hanya menyimpan dana di tabungan atau deposito yang rata-rata bunganya hanya 6 persen per tahun.
Untuk itu, Adrian Maulana menyarankan bagi pemula untuk mulai menyisihkan gajinya minimal 10 persen untuk berinvestasi di reksa dana.
ADVERTISEMENT
"Menyisihkan 10 persen dari gaji, coba dulu awal-awal. Menyisihkan, bukan menyisakan. Artinya memang disisihkan di depan, diprioritaskan, bukan sisa. Misal gaji Rp 5 juta, coba Rp 500.000 taruh ke reksa dana dulu, nanti akan menikmati hasilnya kalau disiplin," jelasnya.
Reksa dana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi, seperti saham, obligasi, atau deposito. Sehingga investasi ini bukan hanya ditanamkan pada satu perusahaan saja, namun di beberapa perusahaan.
Dengan cara kerja reksa dana tersebut, maka ketika nilai suatu saham di perusahaan turun, maka tidak serta merta dana yang diinvestasikan di instrumen ini juga turun. Investasi Anda akan tetap aman karena masih memiliki investasi yang di tempatkan di instrumen atau perusahaan lainnya oleh manajer investasi.
ADVERTISEMENT