Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Akibat Harga Batu Bara Diatur, Adaro Turunkan Target Pendapatan
23 April 2018 20:15 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut Direktur Keuangan ADRO, David Tendian, koreksi EBITDA itu dilakukan akibat terbitnya Kepmen ESDM Nomor 1395K/30/MEM/2018 , di mana harga batu bara khusus untuk PLN ditetapkan sebesar USD 70 per ton.
“Harga jual maksimal USD 70 per ton, tentunya ini akan ada impact negative ke EBITDA kami. Makanya di RUPS ini merevisi target EBITDA ke USD 1,1-1,3 miliar,” ujarnya di Hotel Raffles, Jakarta Selatan, Senin (23/4).
Sementara itu, Presiden Direktur ADRO, Garibaldi Thohir, menambahkan pasar batu bara Adaro tidak hanya di Indonesia saja, melainkan juga ke Jepang hingga Korea Selatan yang berani membeli batu bara dengan harga yang tinggi.
“Kami tidak tergantung di satu negara, kami mencoba membagi. Dengan kombinasi memanage cost dan bisa tidak tergantung pada satu pasar, itu yang membuat kita aman,” beber Boy, sapaan akrabnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, menurut dia, Adaro juga tidak hanya menjual batu bara untuk kelistrikan saja, melainkan juga untuk industri lain seperti semen. Sehingga untuk pasar domestik, Boy menyebut dampak ke perusahaannya tidak begitu besar.
“Domestik kita kan ada semen. Insyaallah manageable, karena kita spread the risk. Jadi enggak bergantung atas satu market tertentu,” paparnya.