AS Kenakan Tarif Masuk Baja Impor, Apa Dampaknya Bagi Indonesia?

4 Maret 2018 15:44 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirut Krakatau Steel Group, Mas Wigrantoro. (Foto: Siti Maghfirah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dirut Krakatau Steel Group, Mas Wigrantoro. (Foto: Siti Maghfirah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pemerintah Amerika Serikat (AS) akan mengenakan tarif masuk produk baja dan aluminium impor ke negara itu. Kebijakan yang akan resmi dirilis pekan depan ini, mengenakan tarif masuk 25% untuk baja dan 10% untuk aluminium.
ADVERTISEMENT
Kebijakan yang sudah dilontarkan Presiden Donald Trump pada Kamis (1/3) waktu AS itu, telah membuat sejumlah produsen utama baja di dunia ketar-ketir. Pasar baja dunia selama ini didominasi oleh produk negara-negara Asia seperti China, Jepang, Korea Selatan, dan India yang merupakan produsen baja terbesar.
Ketika ekspor baja mereka ke AS terhambat oleh pengenaan tarif masuk, maka produksi akan membanjir ke negara-negara lain untuk menemukan pasar barunya. Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, Mas Wigrantoro Roes Setiyadi membenarkan kemungkinan itu.
“Dengan pengenaan tarif masuk oleh pemerintah AS, produk baja China akan sulit masuk ke Amerika. Karena harga dia jadi tidak kompetitif di pasar Amerika,” kata pria yang biasa di sapa Mas Wig ini kepada kumparan (kumparan.com), Minggu (4/3).
ADVERTISEMENT
Konsekuensinya, China dan produsen baja dunia lainnya harus melebarkan pasar ke negara-negara tujuan ekspor baru. “Kemungkinan pedagang baja (steel trader) dan pabrikan baja China akan bersuka cita, karena omzet-nya tetap meningkat pesat,” lanjutnya.
Baja Krakatau Steel (Foto: Siti Maghfirah/ kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Baja Krakatau Steel (Foto: Siti Maghfirah/ kumparan)
Dengan kondisi seperti ini, dia mengkhawatirkan baja produksi dalam negeri akan terlibas oleh barang impor. Dia menambahkan, bukan tidak mungkin akan banyak pabrik baja di Indonesia yang tutup, sehingga pada akhirnya pengangguran akan bertambah.
Produsen baja sekelas Thailand yang sudah menembus pasar ekspor saja, turut mengkhawatirkan kebiajak Presiden Trump ini. "Kami khawatir tentang bagaimana eksportir lain bereaksi. Apa yang akan terjadi dengan baja yang tidak dapat dijual ke AS?" kata Vikrom Wacharakrup, ketua kelompok industri besi dan baja Federasi Industri Thailand, kepada Reuters.
ADVERTISEMENT
Meskipun tidak masuk kelompok negara penghasil baja terbesar di dunia, Thailand selama ini memasok kebutuhan baja terutama ke Asia dan juga Amerika Serikat.