Askrindo Alokasikan Rp 300 Miliar untuk Kembangkan IT hingga 2021

21 Agustus 2019 13:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama Askrindo Andrianto Wahyu Adi pada peluncuran Tampilan Portal dan Layanan Digital Baru. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama Askrindo Andrianto Wahyu Adi pada peluncuran Tampilan Portal dan Layanan Digital Baru. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero) atau Askrindo mengalokasikan Rp 300 miliar untuk pengembangan sistem teknologi. BUMN asuransi ini bakal menggunakan semua biaya itu dalam tiga tahun ke depan atau sampai 2021.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Askrindo, Andrianto Wahyu Adi, mengatakan perusahaan saat ini dalam tahap digitalisasi hampir semua layanan seiring mobilitas yang semakin cepat.
"Kami gunakan teknologi open source dan clouds, jadi banyak manage service. Dalam 3 tahun ke depan kami bakal keluarkan sekitar Rp 300 miliar bertahap," kata Andrianto saat ditemui di Graha Askrindo di Kemayoran, Jakarta, Rabu (21/8).
Untuk tahun ini, perusahaan akan mengalokasikan anggaran Rp 50 miliar, kemudian pada 2020, akan dialokasikan Rp 150 miliar untuk infrastruktur digital dan sebagainya.
"Tapi tahun ketiga akan berkurang karena kita sudah punya infrastrukturnya," katanya.
Menurut Andrianto, asuransi merupakan industri yang butuh banyak kertas sebab semua dikerjakan di atas kertas seperti melakukan underwriting atau analisis kredit calon nasabah.
ADVERTISEMENT
Pengerjaan dengan cara manual itu cukup lama, karena harus memasukkan di program excel dan analisasi labanya. Proses underwriting baru bisa selesai selama sepekan hingga keluar internal rating-nya dalam Askrindo Internal Rating (AIR).
Di sisi lain, sales Askrindo untuk menawarkan premi ke calon nasabah tak banyak, jumlahnya hanya 300 orang dari total karyawan 900 orang. Cabang perusahaan di seluruh Indonesia pun hanya ada 60 unit.
"Belum lagi kalau keputusannya berjenjang. Jadi itu sebagian kami pindahkan ke alogaritme. Jadi kalau pakai IAR, neraca laba dan ruginya dimasukkin, Internal Rating-nya nanti dikeluarin sendiri (dalam sistem digital), AA, AAB, atau lainnya," kata dia.
Direktur Utama Askrindo Andrianto Wahyu Adi pada peluncuran Tampilan Portal dan Layanan Digital Baru. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Selain AIR, perusahaan juga mengembangkan teknologi dalam proses bisnis Askrindo kepada pelanggan, yakni Askrindo Core System (ACS) dan Customer Relationship Management (CRM).
ADVERTISEMENT
Dengan ada digitalisasi ini, kata Andrianto, akan ada pergeseran peran karyawannya. Misalnya dalam urusan keuangan Askrindo butuh 4 orang, kini cukup 2 orang saja. Sisanya, bakal diminta untuk menawarkan premi ke calon nasabah.
Menurut dia, dengan digitalisasi ini perusahaan tidak lagi mengejar jumlah pemegang polis banyak-banyak sebab layanan utama dari Askrindo business to business to consumer melalui perusahaan BUMN lainnya.
Misalnya BRI, Andrianto mengatakan perusahaannya akan langsung mendekati nasabah BRI dengan tawaran KUR, kredit konsumtif, distributor financing. Jika sudah, baru Askrindo akan menawarkan kredit umumnya ke nasabah itu.
"Karena kalau kami dekati satu-satu, kami punya sales cuma 300 orang dan cabang 60. Jadi, kami akan kerja di most profitable baik di underwriting," ujarnya.
ADVERTISEMENT