Bappenas Kumpulkan Milenial Bahas Pemindahan Ibu Kota

20 Agustus 2019 18:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi saat meninjau salah satu lokasi calon ibu kota negara di Gunung Mas. Foto: Dok. Biro Sekretariat Pers Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi saat meninjau salah satu lokasi calon ibu kota negara di Gunung Mas. Foto: Dok. Biro Sekretariat Pers Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Perencanaan Pembangunan/Bappenas kembali melakukan sosialisasi rencana pemindahan ibu kota. Dalam acara yang digelar hari ini, Selasa (20/8), ada sekitar 200 kelompok milenial yang ikut. Selain itu, terlihat dua orang artis seperti Tasya dan Once yang turut hadir.
ADVERTISEMENT
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, mengatakan pemindahan ibu kota harus diketahui oleh generasi milenial. Menurut dia, pemindahan ibu kota tersebut dilakukan agar ekonomi merata ke luar pulau Jawa.
"Pusat pemerintahan akan pindah di luar Jawa," katanya di sela-sela diskusi youth-talk yuk pindah ibu kota di kantor Bappenas, Jakarta Pusat, Selasa (20/8).
Bambang mengatakan pemindahan ibu kota harus dilakukan karena Jakarta sudah terlalu banyak beban. Saat ini, Jakarta menjadi pusat ekonomi dan pusat politik, hal ini berdampak kepada kualitas lingkungan.
Menteri Bappenas Bambang Brodjonegoro dalam Diskusi Youth-talk soal pemindahan Ibu Kota di Kantor Bappenas, Jakarta Pusat, Selasa (20/8). Foto: Abdul Latif/kumparan
"Semuanya dibebankan di Jakarta, karena itu kita harus kurangi beban Jakarta. Supaya kaum muda nanti, pasti ada yang ingin tinggal di Jakarta yang sesuai harapan. Jakarta mengakomodir kepentingan anak muda, lingkungan yang lebih baik," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Bambang mencontohkan kualitas lingkungan di Jakarta yang sangat buruk dibanding di luar Jakarta. Sehingga, pemindahan ibu kota menurut dia menjadi solusi yang bisa dilakukan.
"Saya sepuluh hari lalu ke Papua, Jayapura, Nabire. Apa bedanya ? Ketika saya travelling Jayapura dan Nabire saya melihat langit sangat biru, di Jakarta kita nengok ke atas enggak dapat tuh blue sky. Kabutnya bukan karena alamiah, tapi polusi," ujarnya.