Bos Crown Group Ungkap Alasan Orang RI Suka Beli Properti di Australia

19 Oktober 2018 21:38 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Grown Group Kenalkan Hunian Waterloo Sydney Australia di Hotel Fairmont. (Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Grown Group Kenalkan Hunian Waterloo Sydney Australia di Hotel Fairmont. (Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Australia jadi tujuan investasi untuk bisnis properti yang diperhitungkan secara global. Tak terkecuali bagi investor yang berasal dari warga negara Indonesia (WNI).
ADVERTISEMENT
Chief Executive Officer (CEO) Development Crown Group, Iwan Sunito, mengatakan Australia memiliki iklim yang memang kondusif untuk investasi. Mulai dari stabilitas politik, jaminan keamanan hingga potensi ekonominya yang tumbuh baik.
The stongest city adalah Sydney dan Melbourne. Karena ekonominya Sydney itu 33 persen dan Melbourne itu 30 persen,” kata Iwan di Hotel Fairmont, Jakarta, Jumat (19/10).
Indonesia kata Iwan juga perlu belajar dari Australia soal jaminan keamanan yang menciptakan kepercayaan (trust) pada investornya. Ia menegaskan, hal itulah yang paling penting dibangun dalam investasi properti seperti yang tengah ia jalankan.
“Jadi kalau bangkrut uangnya dikembalikan karena tidak ditaruh di developer. Uangnya ditaruh di trust account,” katanya.
Konferensi pers Crown Group (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers Crown Group (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
Sementara, di Indonesia sendiri Ia melihat kondisi seperti itu masih belum dijamin.
ADVERTISEMENT
“Kalau di sini (Indonesia) bayar-bayar developernya bangkrut, padahal jangka pembayaran tidak terkait dengan jangka pembangunan. Di sini kan you enggak bangun pun tetap harus bayar, jadi ini problem gitu,” imbuhnya.
Di samping itu, Australia juga memiliki kemudahan pembayaran yang turut menjadi daya tarik investasi. Tak hanya itu, kebanyakan WNI yang menginvestasikan properti ke Australia menurutnya juga karena pajak yang dikenakan pembeli relatif rendah.
“Di Australia pembayaran cuma 10 persen sisanya baru selesai 2 tahun lagi,” ucap dia.
Sebagai informasi, Crown Gorup menggelontorkan investasi senilai Rp 23,5 triliun hingga 2020. Sementara, terdapat beberapa proyek yang tengah dikerjakan yaitu The Arc di Central Business District (CBD) Sydney, Infinity di Green Square, Oasis di Ashfield, Skye di North Sydney, V di Parramatta, dan Waterfall di Waterloo.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, Crown juga akan meluncurkan proyek apartemen low rise setinggi 4 lantai ini pada 2019. Proyek ini merangkum 4.000-5.000 unit apartemen yang akan dipasarkan dengan kisaran harga Rp 30-35 juta/meter persegi.