BPS: Neraca Dagang RI April 2018 Defisit Rp 22,65 Triliun

15 Mei 2018 11:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Neraca Perdagangan (Foto: pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Neraca Perdagangan (Foto: pixabay)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan selama April 2018 mencatatkan defisit sebesar USD 1,63 miliar atau sekitar Rp 22,65 triliun (kurs Rp 13.900). Ini karena laju impor jauh lebih besar dibandingkan ekspor selama bulan lalu.
ADVERTISEMENT
Laju impor selama bulan lalu sebesar USD 16,09 miliar atau sekitar Rp 223 triliun, meningkat 11,28% secara bulanan (mtm) maupun secara tahunan naik 34,68% (yoy).
Adapun impor tertinggi terjadi pada barang modal sebesar USD 2,62 miliar atau naik 6,59% (mtm) dan naik 40,81% (yoy). Disusul oleh impor barang konsumsi yang meningkat 25,86% (mtm) maupun naik 38,01% (yoy). Impor barang penolong atau bahan baku sebesar USD 11,96 miliar atau naik 10,73% (mtm) dan baik 33% (yoy).
"Untuk barang konsumsi memang mengalami peningkatan terbesar mtm, tapi share barang konsumsi hanya 9,39% terhadap total impor, dan ini musiman memasuki Ramadhan dan Lebaran," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Selasa (15/5).
ADVERTISEMENT
Adapun barang konsumsi yang mengalami kenaikan yakni garlic atau bawang putih, beras, daging beku, dan yang naik signifikan adalah buah pir dan apel.
"Impor tertinggi masih terjadi di China, disusul oleh AS, dan Brasil," kata dia.
Konpers neraca perdagangan BPS April 2018. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konpers neraca perdagangan BPS April 2018. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
Sementara untuk laju ekspor selama April 2018 sebesar USD 14,47 miliar atau sekitar Rp 201 triliun (kurs Rp 13.900), turun 7,19% secara bulanan (month to month/mtm), namun masih meningkat 9,01% secara tahunan (year on year).
Adapun ekspor nonmigas maupun migas mengalami penurunan secara bulanan, namun mengalami kenaikan jika dibandingkan secara tahunan. Ekspor migas tercatat sebesar USD 1,19 miliar atau turun 11,32% (mtm), namun naik 14,5% (yoy).
Ekspor di sektor pertanian mulai menunjukkan perbaikan. Selama April 2018, ekspor sektor pertanian sebesar USD 300 miliar, naik 6,11% (mtm) dan naik 7,38% (yoy).
ADVERTISEMENT
"Untuk pertanian, ekspor month to month yang meningkat itu jagung, hasil hutan bukan kayu lainnya, biji kakao, rumput laut, dan ganggang. Untuk year on year itu rumput laut dan ganggang, sarang burung, dan getah karet," katanya.
Sementara ekspor industri pengolahan sebesar USD 10,64 miliar atau mengalami penurunan 4,38% (mtm), namun naik 7,7% (yoy). Begitu juga dengan ekspor pertambangan yang sebesar USD 2,34 miliar yang turun 16,03% (mtm) namun meningkat 12,76% (yoy).
"Penurunan ekspor utamanya terjadi di China, AS, dan India," jelasnya.