Bulog Mengaku Tak Rugi Jual Beras Saset Kualitas Premium Rp 2.500

6 Juni 2018 13:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Budi Waseso memperlihatkan beras sachet di DPR (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Budi Waseso memperlihatkan beras sachet di DPR (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Perum Bulog berencana menjual beras saset yang berisi beras berkualitas premium ukuran 200 gram dengan harga Rp 2.500. Tujuannya agar masyarakat kelas menengah ke bawah dapat menikmati beras kualitas baik dengan harga murah.
ADVERTISEMENT
Namun berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) nomor 57/2017 tentang Harga Eceran Tertinggi (HET) beras, HET beras kualitas premium berkisar antara Rp 12.800-13.600 per kg. Lantas, apa Perum Bulog tidak merugi?.
Direktur Komersial Perum Bulog, Tri Wahyudi Saleh menjelaskan, beras saset yang diproduksi pihaknya dalam jumlah besar, sehingga diyakini menutup biaya pokok produksi. Dia menyebut, Perum Bulog tak akan merugi dengan menjual beras saset.
Budi Waseso memperlihatkan beras sachet di DPR (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Budi Waseso memperlihatkan beras sachet di DPR (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
“Ketutuplah, kan kita cari yang efisien. Kalau produksi banyak kan murah,” ujarnya saat ditemui di Gudang Bulog Divre DKI Jakarta dan Banten, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (6/6).
Tri menambahkan, beras saset diproduksi oleh Divisi Regional (Divre) Perum Bulog di tiap daerah dengan menyerap beras petani setempat. Jika terdapat Divre Perum Bulog yang merugi, menurutnya tak begitu berdampak pada keuangan perusahaan.
ADVERTISEMENT
“Ya enggak lah, kan kita ada bisnis yang lain. Kita ingin kasih kualitas yang terbaik,” tegasnya.
Dia pun membeberkan, beras saset berukuran 200 gram tersebut tidak akan dijual di supermarket atau toko ritel berskala menengah besar agar tak timbul biaya lain. Rencananya, beras saset itu akan dijual di toko kelontong dan toko ritel berskala kecil.
“Jangan jual di ritel, masuk warung-warung saja. Kecuali ritel dekat masyarakat,” jelas Tri.