Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Buwas: Insyaallah Bulog Tak Impor Beras Sampai Tahun Depan
18 September 2018 16:38 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso memastikan stok beras Bulog saat ini sangat berlimpah. Dia pun memandang, Bulog tak perlu mengimpor beras lagi hingga tahun depan.
ADVERTISEMENT
Bulog memiliki stok beras sekitar 2,3 juta ton . Rinciannya adalah 1,498 juta ton merupakan beras impor dan 820 ribu ton adalah beras lokal.
"Insyaallah insyaallah kita enggak impor beras sampai tahun depan," ujar pria yang akrab disapa Buwas tersebut saat menghadiri acara launching Politeknik Pembangunan Pertanian di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (18/9).
Buwas optimistis beras yang diproduksi petani lokal cukup mengisi stok Bulog. Pada saat musim kemarau seperti sekarang, Buwas masih yakin produksi beras bisa mencapai 11-12 juta ton. Sedangkan di musim normal, angka produksi beras bisa 16 juta ton.
"Kebutuhan masyarakat Indonesia secara nasional setiap bulan 2,4 juta artinya di sini dengan kita punya hasil produksi 11-12 juta berarti kita punya kelebihan dong," imbuhnya.
Buwas juga memandang impor beras dapat menekan kondisi devisa negara. Untuk itu, Buwas lebih memprioritaskan untuk menyerap lebih banyak beras lokal ketimbang membeli beras impor.
ADVERTISEMENT
"Dengan kondisi dolar sekarang maka negara terbebani. Bukan hanya negara tapi masyarakat juga terbebani. Maka kita harus mau mulai membiasakan cinta (produk) dalam negeri, kita manfaatkan seefisien mungkin," tuturnya.
Sementara itu, terkait dengan jatah impor beras sebanyak 2 juta ton yang diberikan Kementerian Perdagangan, Bulog hanya mengeksekusi sebesar 1,8 juta ton. Kondisi sekarang, beras-beras impor milik Bulog masih menumpuk di gudang dan belum disalurkan baik untuk beras sejahtera (rastra) maupun operasi pasar.
"Nah stok beras yang ada di Bulog (khususnya) yang inpor itu tidak bergerak karena apa karena memang tidak bisa diserap," jelasnya.