Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau Bank BRI , memutuskan menggandeng PT Satkomindo Mediyasa untuk memenuhi kebutuhan tambahan satelitnya.
ADVERTISEMENT
Keputusan itu diambil, setelah sebelumnya BRI sempat mempertimbangkan memiliki dan mengelola sendiri satelit keduanya.
Direktur Utama Satkomindo, Abing Rabani, menilai kerja sama tersebut sangat menarik. Karena sudah ada Bank BRI yang menjadi captive market pemakai fasilitas satelit yang akan disiapkan Satkomindo. Sementara jika ada kapasitas lebih, Satkomindo bisa mengkomersialkannya ke pengguna lain.
“Jadi untuk pengadaan satelit ini kita akan buka funding (pendanaan). Kami open ke semua (calon investor) melalui equity placement. Baik domestik maupun internasional,” kata Abing saat berbincang dengan media di Masanobu Resto di Jakarta, Kamis (22/8).
Dia yakin proyek ini sangat menarik investor. Apalagi ada kesenjangan antara pasokan dengan kebutuhan kapasitas satelit di Indonesia. Mengutip hasil riset SATconsult, kebutuhan kapasitas satelit dengan teknologi HTS di Indonesia, mencapai 1.000 Gigabit per second (Gbps).
ADVERTISEMENT
Sedangkan satelit baru yang nantinya akan dimiliki dan dikelola Satkomindo, kapasitasnya sebatas 150 Gbps. Itu pun sebagiannya sudah dialokasikan untuk Bank BRI.
“Jadi kita juga optimistis, tidak hanya ke BRI, kita juga bisa menjual ke user lain,” imbuh Abing.
Untuk pengadaan satelit yang diproyeksikan pada 2023, diperkirakan kebutuhan dananya sekitar Rp 3 triliun.
Direktur Teknologi Informasi dan Operasi Bank BRI , Indra Utoyo, menambahkan sejauh ini BRI belum memastikan untuk ikut dalam pendanaan pengadaan satelit itu.
“Itu (pendanaan) akan kita pertimbangkan. Tapi ya belum pasti. Saya belum bisa bicara,” kata Indra.
Abing optimistis bisa meraih pendanaan untuk kebutuhan pengadaan satelit. Selain sudah memiliki captive market dan kebutuhan nasional yang masih besar, pada sisi lain Satkomindo juga sudah memiliki lisensi Penyelenggara Jaringan Tetap Tertutup (JARTUP).
ADVERTISEMENT
Pada 2019, juga telah mendapatkan persetujuan Kominfo sebagai pengelola slot orbit satelit geostasioner di Indonesia.
Satkomindo telah berbisnis sebagai operator VSAT (Very Small Aperture Terminal) sejak 2009. Menurut Abing, saat ini pihaknya mengelola 5.610 remote VSAT untuk kebutuhan Bank BRI.
Satkomindo sudah berdiri sejak 1991. Pada 2018 diakuisisi oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai BRI (99 persen) dan PT Bringin Gigantara (1 persen).