Darmin soal Buwas Tolak Impor Beras 500 Ribu Ton: Laksanakan Saja

28 Mei 2018 13:10 WIB
Budi Waseso di DPR (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Budi Waseso di DPR (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution meminta Perum Bulog untuk tetap melaksanakan impor beras 500 ribu ton untuk kedua kalinya di tahun ini. Meskipun hal tersebut mendapat penolakan dari Direktur Utama Bulog Budi Waseso atau Buwas.
ADVERTISEMENT
Darmin mengatakan, keputusan untuk mengimpor beras tersebut sepenuhnya ada di tangan pemerintah. Bulog hanya sebagai operator yang tugasnya hanya menjalankan impor tersebut.
"Tapi yang memutuskan kebijakan itu pemerintah, bukan Bulog. Bulog pelaksanaan," tegas Darmin usai konpers di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (28/5).
Darmin Nasution, Menteri Perekonomian (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Darmin Nasution, Menteri Perekonomian (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
Darmin pun menegaskan bahwa keputusan impor beras tersebut berdasarkan rapat koordinasi yang dia pimpin dan dihadiri oleh sejumlah pihak, termasuk pihak Bulog. Impor tersebut juga bertujuan untuk menurunkan harga beras yang saat ini masih melambung di pasar.
"Kami sudah perintahkan, (Bulog) laksanakan saja. Rapat minggu lalu, kami supaya dan harganya pun kami sudah turunkan agar harga di lapangan turun," katanya.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita sebelumnya mengatakan bahwa impor beras sebanyak 1 juta ton pada semester I tahun ini akan tetap berjalan, meskipun menuai ketidaksetujuan beberapa pihak. Setelah memberikan izin impor beras 500 juta ton pada Februari lalu, Kementerian Perdagangan juga sudah menerbitkan lagi izin impor dengan volume yang sama.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso atau yang kerap dipanggil Buwas, menegaskan pihaknya tidak menyetujui keputusan untuk impor beras. Menurutnya, hal tersebut menunjukkan rawannya ketahanan pangan negara.
"Impor saya enggak setuju. Masa pangan harus impor. Berarti negara ini rawan. Kalau makanan pokok itu aja impor, berarti ketahanan negara ini rawan," ungkap Buwas.