Defisit Neraca Dagang Juli 2018 Terparah dalam Lima Tahun Terakhir

15 Agustus 2018 14:22 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bongkar Muat Peti Kemas. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bongkar Muat Peti Kemas. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2018 mengalami defisit USD 2,03 miliar atau sekitar Rp 29,6 triliun (kurs Rp 14.600). Pada periode tersebut, laju impor mencapai USD 18,27 miliar, lebih tinggi dibandingkan ekspor yang sebesar USD 16,24 miliar.
ADVERTISEMENT
Defisit neraca perdagangan tersebut merupakan kelima kalinya sepanjang tahun ini. Sementara surplus hanya dua kali terjadi, yakni di Maret sebesar USD 1,09 miliar dan Juni sebesar USD 1,74 miliar atau sekitar Rp 25,05 triliun.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, defisit neraca perdagangan bulan lalu merupakan yang terdalam setelah Juli 2013 atau lima tahun lalu, yang mengalami defisit hingga USD 2,3 miliar.
"Defisit ini terdalam sejak Juli 2013 yang defisit USD 2,3 miliar. Saya agak sedih kok defisitnya agak dalam," kata Suhariyanto di Gedung BPS, Jakarta, Rabu (15/8).
Sebagian besar defisit neraca dagang tersebut disumbangkan oleh defisit neraca migas yang mencapai USD1,19 miliar. Adapun defisit migas menyumbang hampir 60 persen dari total defisit neraca perdagangan nasional.
ADVERTISEMENT
Secara kumulatif, dari periode Januari-Juli 2018, defisit migas sudah mencapai USD 6,65 miliar. Nilai itu meningkat sekitar 44 persen dari capaian di periode yang sama tahun lalu sebesar USD 4,62 miliar.
Defisit migas tersebut akibat eskpor migas yang hanya tumbuh sebesar 14,26 persen secara tahunan (yoy) pada periode Januari-Juli 2018, lebuh lambat dibandingkan impor migas sebesar 24,51 persen (yoy).