Di OOC, MSC Ajak Perusahaan Mau Produksi Makanan Laut Berkelanjutan

29 Oktober 2018 17:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pangeran Monako Albert II melakukan pertemuan bilateral di sela acara OOC, di Nusa Dua Bali, Senin (29/10/2018). (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pangeran Monako Albert II melakukan pertemuan bilateral di sela acara OOC, di Nusa Dua Bali, Senin (29/10/2018). (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kondisi lautan dunia semakin tidak sehat. Hal ini diakibatkan adanya praktik penangkapan ikan berlebihan dan tidak berkelanjutan, banyaknya polusi, perubahan iklim, dan pengasaman. Hal tersebut mendorong organisasi non profit internasional seperti Marine Stewardship Council (MSC) membuat komitmen dalam meningkatkan pasokan, perdagangan dan ketersediaan makanan laut yang bersertifikat, mudah dilacak, dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Tahun lalu, MSC menginisiasi komitmen tersebut yang kemudian dinamai 2020 Leaders for a Living Ocean. Sejauh ini, lebih dari 30 perusahaan dari seluruh dunia telah bergabung dengan MSC untuk menyetujui komitmen tersebut.
“Komitmen, kebijakan, dan ambisi berbagai organisasi ini telah mampu membangkitkan kembali perekonomian dengan mengubah pola produksi dan konsumsi, serta menggabungkan efek ekologis dari tindakan kita ke dalam tatanan bagaimana mereka menjalankan bisnis,” ungkap CEO Marine Stewardship Council (MSC) Rupert Howes dalam acara Our Ocean Conference di Bali Nusa Dua Convention Center, Senin (29/10).
Menurut Rupert, pada gelaran OOC 2018 ini, sebanyak 15 perusahaan dan organisasi melaporkan perkembangan yang telah mereka lakukan. Para pemimpin yang melaporkan perkembangan tersebut antara lain: Aeon Group (Jepang), Albert Heijn (Belanda dan Belgia), grup ALDI (Jerman), Carrefour (Prancis), Coles (Australia), grup Colruyt (Belgia), COOP (Jepang), Danish Fisheries Producers Organisasi (Denmark), FishTales (Belanda), Jumbo (Belanda), Parlevliet & Van der Plas (Benelux), PNA (Western Central Pacific Ocean), Sainsbury's (Inggris), Thai Union (Internasional), WADPIRD & WAFIC (Australia). Selain itu, komitmen baru juga diterima dari Woolworths (Australia), Lidl International (Jerman), Metro International (Jerman) dan Bolton Food (Italia).
Foto bersama di acara Our Ocean Conference, Senin (29/10/2018). (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Foto bersama di acara Our Ocean Conference, Senin (29/10/2018). (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
Menurut Rupert, komitmen yang diterima datang dalam bentuk dan cara yang berbeda-beda. Mulai dari mendukung program peningkatan perikanan yang mengarah ke sertifikasi pihak ketiga, menerapkan strategi panen yang efektif, hingga memilih stok ikan yang sehat. Selain itu ada pula perusahaan yang berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan produk segar, beku, dan kalengan yang hanya berasal dari perikanan berkelanjutan dan bisa dilacak. Komitmen ini juga termasuk untuk makanan hewan peliharaan. Selain itu ada pula komitmen yang bertujuan membangun kesadaran dan pemahaman konsumen.
ADVERTISEMENT
“Platform internasional seperti Our Ocean Conference akan memberi inspirasi untuk mengambil tindakan afirmatif, menyatukan nilai dan komitmen bersama, dan mengingatkan kita tentang pentingnya upaya kolektif serta akuntabilitas individu dalam melindungi sumber daya alam kita untuk memenuhi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) dari PBB,” ujarnya.
Rupert pun menyatakan apresiasinya terhadap organisasi-organisasi ini, yang terdiri dari pemerintah negara bagian, industri perikanan, retailer, merek makanan laut, dan sektor jasa makanan di 15 negara di Eropa, Amerika Utara dan Asia-Pasifik. Menurutnya mereka telah sukarela mengambil langkah nyata dan aspiratif untuk menghadapi urgensi kondisi lautan global.
Aliansi 2020 Leaders for a Living Ocean terdiri dari 300 lebih operasi penangkapan ikan dan 3.000 bisnis rantai pasokan. Termasuk 80 retailer besar, yang berkomitmen untuk memproduksi dan menjual makanan laut tersertifiksi dengan standar MSC. Hingga saat ini, ada 420 perikanan terlibat dalam program MSC di 36 negara yang memanen 14 persen tangkapan laut global. Global Impacts Report MSC menunjukkan bahwa 94 persen perikanan yang menjadi bagian dari program ini, telah melakukan setidaknya satu perbaikan untuk mencapai atau mempertahankan sertifikasi. Total tercatat lebih dari 1.200 perikanan dalam 16 tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
“Dengan kolaborasi dan momentum intens yang dilakukan oleh semua stakeholder dalam domain makanan laut telah menunjukkan adanya pertumbuhan. Sebanyak 29 persen secara global, makanan laut telah berlabel MSC pada tahun lalu,” tandasnya.