Jokowi di Our Ocean Conference: Kejahatan di Laut Makin Marak

29 Oktober 2018 13:39 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto bersama di acara Our Ocean Conference, Senin (29/10/2018). (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Foto bersama di acara Our Ocean Conference, Senin (29/10/2018). (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
ADVERTISEMENT
Laut memberikan sejumlah keuntungan bagi umat manusia. Namun tak dapat dipungkiri, kondisi perairan global tidak lepas dari sejumlah permasalahan. Presiden Joko Widodo pun menyebutkan ada berbagai masalah yang dihadapi perairan global, mulai dari illegal fishing hingga perdagangan manusia.
ADVERTISEMENT
“Kita melihat jelas tantangan di hadapan laut kita. Kejahatan di laut makin marak. IUU Fishing, adanya perompakan, pedagangan manusia, penyelundupan obat-obatan, perbudakan, dan lain-lain,” ungkap Jokowi saat membuka Our Ocean Conference di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Senin (29/10).
Jokowi menyebutkan jumlah ikan yang diambil secara ilegal jumlahnya sekitar 2,6 juta ton per tahun. Jumlah tersebut setara dengan USD 10-20 miliar. Tak hanya itu, Jokowi menyebutkan bahwa permasalahan laut juga menyangkut tumpang tindih klaim maritim. Menurut Jokowi, permasalahan tersebut harus diselesaikan melalui negosiasi dan berdasarkan hukum internasional. Jika tidak maka sengketa laut antar bangsa dapat mengancam stabilitas. Menurutnya hukum internasional harus jadi menjadi pemandu bagi penyelesaian klaim maritim.
ADVERTISEMENT
Jokowi di acara Our Ocean Conference, Senin (29/10/2018). (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi di acara Our Ocean Conference, Senin (29/10/2018). (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
Poin ketiga, Jokowi juga menyoroti kondisi kesehatan laut yang menurutnya sangat memprihatinkan. Adanya sampah plastik, polusi air, rusaknya terumbu karang, pemanansan suhu air laut, naiknya permukaan air laut, merupakan kondisi nyata yang kini dihadapi perairan global. Jokowi pun mengimbau dan mengajak semua pihak untuk cepat tanggap menghadapi berbagai tantangan tersebut. Khususnya diinisiasi melalui perhelatan Our Ocean Conference 2018.
“Jangan terlambat berbuat untuk laut kita. Kita butuh revolusi mental untuk menangani laut secara berkesinambungan, OOC harus jadi revolusi mental global penanganan laut,” tandasnya.